Make Me Melted [SaTzu] END

25. Another Girl

Author POV..

Dengan terpaksa Tzuyu membawa gadis bernama Mina ini ke apartemen nya. Setelah pulang dari kampus dia pergi ke rumah sakit dan menjemputnya.

"Kau tidur saja di kamar ku, aku akan tidur di sofa!" titah Tzuyu saat Mina duduk di ranjang nya.

"Kenapa begitu? memangnya cuma ada satu kamar disini?"

"Iya memang kenapa?"

"Bukan apa², padahal apartemen ini cukup besar.."

"Aku sengaja mencari yang cuma berisi satu kamar" jelas Tzuyu sambil menggantung jaket yang dikenakannya.

"Apa kau tinggal sendiri?"

"Tadinya berdua, tapi dia sudah tidak disini lagi!" Tzuyu menghela nafas beratnya saat ia tiba² mengingat Sana. Baru sehari tapi Tzuyu sudah sangat merindukan kekasihnya itu.

"Dia siapa?" tanya Mina penasaran.

"Ck..kau cerewet sekali sih!" dengus Tzuyu.

"Cuma menjawab saja apa susahnya sih!" Mina balik mendengus kepada Tzuyu. Kemudian pandangannya teralihkan pada sebuah foto yang berada di atas meja tepat disamping tempat tidur Tzuyu.

"Perempuan ini maksudmu?" ujar Mina seraya menunjukkan sebingkai foto yang berada ditangannya.

Tzuyu hanya mengangguk lemah setelah melihat gambar itu.

"Dia cantik sekali..siapa namanya?" imbuhnya, tanpa menoleh ke arah Tzuyu yang duduk disampingnya.

"Sana..Minatozaki Sana" ia mengambil benda itu dari genggaman tangan Mina seraya menatapnya lekat.

"Gadis jepang?"

Lagi² Tzuyu hanya menganggukan kepalanya.

"Kalau boleh tahu kenapa dia pergi?" Mina memberanikan dirinya untuk bertanya.

"Sana kembali ke jepang karena permintaan mamanya, entahlah untuk apa dia pergi dan untuk berapa lama" ujar Tzuyu lirih.

"Dia bahkan belum menghubungiku" imbuhnya, setitik air mata mengalir di pipinya.

Beberapa saat kemudian ia merasakan sebuah usapan lembut diwajahnya. Tzuyu menoleh kepada Mina yang menatapnya dengan mata berkaca kaca.

"Jangan menangis" ujarnya lembut seraya menyeka air mata yang keluar dari pelupuk mata Tzuyu.

Gadis jangkung itu sontak kaget menerima perlakuan Mina padanya. Secara dia itu orang asing yang belum genap sehari dikenalnya, tapi rasanya gadis itu sanggup menenangkan hatinya yang sedang dilanda kerapuhan.

*Drrttt*Drrttt*

Getar ponsel Tzuyu menghentikan suasana haru diantara mereka berdua.

"Hallo?" sapa Tzuyu seraya berdiri dari duduknya.