Bab 5

5.9K 611 27
                                    

"Hidup itu memang pilihan! Mau pacaran atau tidak, itu pilihan. Surga dan neraka pun juga pilihan. Tapi ingat! Kita hidup di bumi Allah, semua fasilitas di bumi ini, bahkan diri kita sendiri pun punyanya Allah. Maka, kita hidup dengan aturan Allah, bukan gimana gue, terserah gue, semau gue, tapi gimana Allah."

-Cinta dari Allah-

@nurhoiriah16_

🕊🕊🕊

Sepulangnya dari sekolah, Rendy memutuskan pergi ke rumah Gladys. Pasalnya ketika kejadian Gladys kabur setelah ditampar oleh Ayahnya, Rendy tidak bisa mengejar Gladys dikarenakan guru BK memintanya untuk masuk kelas. Selama di sekolah, Rendy merasa khawatir kepada teman sebangkunya itu.

Setibanya di halaman rumah Gladys. Rendy turun dari motornya, kemudian mengetuk pintu rumah gadis itu, namun tidak ada jawaban.

"Gladys! Gue Rendy! Buka pintunya!" Rendy terus mengetuk-ngetuk pintu rumah Gladys, dengan suara sedikit berteriak.

Sepertinya Gladys tidak ada di rumahnya, pikir Rendy. Lantas lelaki itu memutuskan untuk pulang.

***

Rendy membuka pintu rumahnya tanpa mengucap salam. Kemudian lelaki itu langsung menaiki anak tangga menuju kamarnya. Saat berada di tangga paling atas, Rendy mendengar suara saudari  kembarnya yang tak lain Riany tertawa dengan seseorang. Karena penasaran saudari kembarnya tertawa dengan siapa, Rendy berjalan menuju kamar Riany yang berada di samping kamarnya.

Beruntung kamar Riany terbuka sedikit, Rendy mengintip siapa seseorang yang berada di dalam. Ternyata seorang gadis mengenakan hijab syari, sedang terenyum lebar, membuat lesung pipit di pipinya terlihat sangat manis. Melihat gadis itu membuat tubuh Rendy mematung. Tanpa sadar bibir Rendy tersenyum melihat gadis yang bersama Riany itu tertawa.

"Rendy! Lo ngapain, berdiri di dekat pintu?" suara Riany mengagetkan Rendy. Kontan Rendy mengalihkan pandangan apalagi saat gadis berlesung pipit itu menatap ke arahnya.

"Ngapain lo, masih di situ?" tanya Riany ketus.

"Mau negur lo sama temen lo itu, kalau ketawa jangan kenceng-kenceng! Berisik!" alibi Rendy.

"Maaf," balas temannya Riany sembari tertunduk. Kontan mata Rendy membulat sempurna, padahal Rendy tidak sama sekali menyalahkan dia.

"Nggak usah minta maaf kali Ra, santai aja," balas Riany.

Ra? apa namanya Rara? tanya Rendy di dalam hati.

"Ren! Gue mau ngomong sama lo!" Riany beranjak turun dari kasurnya kemudian menghampiri Rendy. Kemudian Riany menoleh ke arah temannya,"Ra, aku mau bicara sama Rendy dulu ya."

Riany mengajak Rendy ke kamar saudara kembarya itu. Lantas kini saudara kembar itu sedang duduk di sofa yang berada di kamar Rendy.

"Ren, gue denger lo deket sama siswi bermasalah di sekolah yang bernama Gladys? sejak kapan lo deket sama dia?"

"Dengar ya, Riany! Gladys bukan siswi bermasalah, dia gadis baik!" tegas Rendy membuat Riany terkejut.

"Gadis baik, hm? Seharusnya kalau dia gadis baik, dia tidak menghina Zahra karena mengenakan hijab syari yang katanya sok suci, bahkan Gladys benci dengan siswi yang memakai hijab."

"Oh, jadi teman yang ada di kamar lo itu namanya Zahra?" Riany mengangguk."Dengar ya, Riany, jangan menilai Gladys hanya dari luarnya saja! Gladys gadis baik!"

"Tapi Ren, berkhalwat dengan yang bukan mahram itu dosa dan takutnya zina! Gue saranin sama lo, sebelum Ayah dan Bunda tahu, mending lo berteman biasa saja tanpa harus berdua-duan, apalagi sampai pacaran!"

Cinta dari Allah [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now