02

9.6K 947 154
                                    

Kenapa dia harus repot-repot menyuruhku menemuinya sendiri hanya untuk mengambil payung? Dia kan bisa menyuruh office boy untuk mengembalikannya, atau jika dia tak sempat, dia kan bisa menyuruh sekertarisnya untuk mengurus payung itu. Apalagi Taeyong tahu bosnya itu sangat sibuk.


Gosip yang terdengar mengatakan sajangnim adalah workaholic sejati yang menghabiskan waktu 20 jam sehari untuk bekerja.


Atau, kenapa tidak dia buang saja payung itu? Toh aku juga tak akan berani menagihnya, pikir Taeyong sambil mengerutkan kening di dalam lift yang mengarah ke lantai 12, lantai khusus CEO mereka. Ini kali kedua dia ke ruangan ini, sungguh tak disangka, dua tahun bekerja disini dia hampir tak pernah bertatapan langsung dengan sang pemimpin tertinggi yang diagung-agungkan itu, tetapi sekarang, dua hari berturut-turut dia dipanggil menghadap sajangnim.


Lift terbuka dan dia dihadapkan pada ruang tunggu yang nyaman dan mewah. Sekertaris yang sama, wanita setengah baya yang terlihat kaku dan efisien itu menatap Taeyong dengan skeptis, sepertinya dia juga bertanya-tanya kenapa pegawai rendahan macam ini sampai dua kali dipanggil menghadap langsung ke sang CEO, padahal setahunya sangjanim hanya berkomunikasi dengan anggota direksi, manajer dan kepala bagian unit perusahaannya, itupun lewat meeting resmi perusahaan dan melalui seleksi janji temu yang rumit.


"Sajangnim sudah ada di dalam, beliau sudah menunggu anda, saya sudah menginformasikan kedatangan anda lewat intercom dan beliau mempersilahkan anda langsung masuk", gumam sekertaris itu dingin.



~ A Romantic Story ~



Jaehyun baru saja menyelesaikan meeting penting dan dengan segera kembali ke ruangannya. Mengingat alasan yang membuat dia begitu terburu-buru kembali, membuatnya mengerutkan dahi, dia sudah menelpon atasan Taeyong tadi pagi, menjelaskan alasan keterlambatan pria itu.


Dan atasan Taeyong begitu kegirangan karena teleponnya, hingga seolah-olah tak peduli lagi kenapa Taeyong sampai terlambat.


Yah mungkin setidaknya pria itu akan berterimakasih padaku, atau malah jengkel? Jaehyun tersenyum sinis, menilik sifat pria itu, sepertinya Taeyong akan tambah jengkel dengannya.


Setelah dengan serius mempelajari berkas-berkas yang diantarkan bagian personalia padanya, Jaehyun termenung.


Pria itu tidak bohong, kedua orang tuanya memang telah meninggal, dan alamat tempat tinggalnya memang terdaftar sebagai rumah kost, bahkan pria itu tidak mengisi nama saudara atau kerabat dekat yang bisa dihubungi.


'Saya tinggal sendirian', begitu ucapnya tadi. Apakah pria itu benar-benar sebatang kara seperti ceritanya. Kalau dia tanpa keluarga dan hanya tinggal di flat kecil, untuk apa dia meminjam uang sebesar 40 juta ke perusahaan yang harus dilunasi dengan memotong gajinya selama bertahun-tahun?
Apakah dia sakit? Memikirkan kemungkinan itu, Dada Jaehyun langsung merasa nyeri.


Tidak! Putusnya setelah termenung sejenak, pria itu sehat, kalau tidak dia pasti tidak akan lolos seleksi test kesehatan yang sangat ketat untuk masuk ke perusahaan ini.


Kalau begitu, dia pasti pria yang suka menghamburkan uangnya atau mungkin dia terlibat hutang yang sangat banyak? Jaehyun menyimpulkan. Yeah, segalanya akan menjadi lebih mudah. Jaehyun rela memberikan uang sebanyak yang Taeyong mau asal Taeyong mau melayaninya.


Ia sangat kaya, dan memiliki pria seperti Taeyong yang benar-benar memacu hasratnya memang layak diberi sedikit pengorbanan.


Lamunannya terhenti ketika intercom berbunyi memberitahukan kedatangan Taeyong.


A ROMANTIC STORY ABOUT LEE TAEYONG [✔]Where stories live. Discover now