16

10.8K 857 238
                                    

Taeyong masih tertidur di ruang perawatan. Ten menungguinya. Sementara Jaehyun yang baru terbangun, dua jam setelah kecelakaan itu berjalan pelan, menuju ruang tunggu, dia sudah mencuci muka dan agak segar, tapi mau tak mau nyeri di kepala dan bahunya membuatnya mengernyit ketika berjalan.


Mingyu sedang duduk membelakanginya di kursi roda. Menatap ke luar, ke arah jendela lebar yang ada di ruang duduk itu, hujan sedang turun deras di luar membuat suasana ruangan itu begitu suram.


"Bagaimana keadaan Taeyong?" Tanya Mingyu, menyadari kehadiran Jaehyun tetapi tidak menoleh untuk menatapnya.


"Baik, Ten hyung sudah mengatur perawatan dan obatnya, sekarang dia masih tertidur." Jaehyun berdiri, bersandar di tembok dekat Mingyu, ikut menatap hujan yang mengalir deras di luar yang gelap, hanya menyisakan tetes air yang berkilauan terkena cahaya lampu.


"Kau pasti tahu kenapa aku ingin berbicara denganmu." Jaehyun mengangguk meski tahu Mingyu tidak menoleh untuk melihatnya. Hening sejenak, terasa begitu lama sampai kemudian terdengar Mingyu menghela nafas panjang. "Apakah kau mencintainya?" tanyanya pelan.


"Sangat." jawab Jaehyun cepat, tulus.


Mingyu memejamkan mata ketika rasa perih menyengat di dadanya mendengar ketulusan Jaehyun kepada Taeyong. Mengetahui bahwa ada lelaki lain yang mencintai Taeyong dengan intensitas begitu besar kepada Taeyong ternyata menyakitinya, membuatnya terasa terpuruk dan di kalahkan. Tapi Mingyu menguatkan hatinya, semua demi Taeyong, demi kebahagiaan Taeyongnya.


"Apakah kau akan membahagiakannya?"


"Kebahagiaannya akan menjadi tujuan hidupku." gumam Jaehyun jujur, dia lalu menoleh menatap Mingyu yang sedang menatapnya, mereka saling bertatapan.


"Maafkan aku..." Jaehyun menghela nafas. "Aku tidak pernah bermaksud mencuri Taeyong darimu, aku tidak mengetahui keberadaanmu sampai saat terakhir, kau tahu."


Mingyu mengernyit mendengar informasi yang baru didapatnya itu, Ten belum menceritakan semua ini padanya, mungkin Ten ingin Mingyu mendengar sendiri dari mulut Jaehyun. "Taeyong tidak menceritakan alasan kenapa dia menjual diri padamu?"


"Tidak, mungkin semua akan berbeda jika dia menceritakan semuanya dari awal," gumam Jaehyun penuh penyesalan. "Aku memang jahat dan selalu mengambil apa yang kuinginkan tanpa tanggung-tanggung, tapi aku tidak pernah mengambil keuntungan dari penderitaan seseorang. Saat itu dia datang padaku, menjual dirinya padaku...kau tahu apa yang kupikirkan waktu itu?" Jaehyun menatap Mingyu dengan sedih. "Kupikir dia pelacur yang putus asa membutuhkan uang untuk memenuhi hasratnya akan kemewahan."


"Taeyong tidak seperti itu." geram Mingyu marah.


"Ya, dia tidak seperti itu," Jaehyun setuju. "Tapi waktu itu apa yang bisa dipikirkan lelaki seperti aku? Lelaki dengan kekayaan yang selalu mendapatkan apa yang dia mau karena uang? aku memang salah waktu itu, aku menginginkan Taeyong dan aku punya uang yang diinginkannya, jadi kuterima tawarannya."


"Tapi pada akhirnya kau tetap jatuh cinta padanya meskipun kau menganggap dia pelacur murahan." Mingyu merenung.


Sekali lagi Jaehyun menganggukkan kepalanya. "Ya, aku jatuh cinta kepadanya, bahkan aku mulai tidak peduli kalau ternyata memang hanya menginginkan uangku, aku berpikir, tidak apa-apa, toh aku punya uang banyak, tidak apa-apa selama dia ada di sisiku." Jaehyun menghela nafas panjang. "Kenyataan tentang keberadaanmu pada akhirnya menghantamku... Bahwa dia melakukan semua ini demi cintanya kepadamu."


A ROMANTIC STORY ABOUT LEE TAEYONG [✔]Where stories live. Discover now