Janji

42 0 0
                                    

Kamu jangan pergi tanpa seizinku!
Berjanjilah!!
Aku tak bisa bernafas dengan tenang, kamu adalah canduku.
Jika kamu pergi sertakan aku.

{}

"Astaga, Nadhifah...!!" Pekik Daffa khawatir melihat Nadhifah terpeleset

"Hehehehe, gak papa kak, aman kok" Ucap Nadhifah cengengesan

"Kalau kaki kamu terkilir gimana? Jalannya hati-hati dong!" Daffa mengecek pergelangan kaki Nadhifah meskipun bibirnya komat Kamit memarahi gadis itu.

"Ih, jangan sentuh" Nadhifah menarik paksa kakinya

"Iya-iya ustdazah" Cibir Daffa membuat Nadhifah tersipu malu

"Hayuk pulang, tapi nanti ketoko buku dulu, ya, kak" Nadhifah mengingatkan

Daffa mengangguk

🐾🐾🐾🐾


"Aku tunggu diparkiran, ya?" Daffa curi-curi pandang kearah Nadhifah

"Iya" Jawab Nadhifah singkat, padahal hati kecilnya ingin Daffa ikut serta.

"Gemas deh" Daffa mengelus puncak kepala Nadhifah, sudah menjadi kebiasaan Daffa mengacak-acak rambut gadis itu sampai wajahnya merah padam menahan amarah.
Tetapi sekarang tangannya hanya mampu mengelus puncak kepala yang sudah tertutup kain.

"Kak!"

Daffa tertawa, suara tawa yang renyah membuat siapapun terpukau mendengarnya termasuk Nadhifah.

"Kamu gemesin soalnya heheheh."

Nadhifah mengerucutkan bibirnya tak terima

"Huft," Daffa meraih tangan mungil Nadhifah kemudian memasukkan kedalam kantong jaketnya. "Kebiasaan kita kalau ketoko buku begini 'kan?"

"Tapikan kak.."

"Hust, sehari ini aja." Daffa memelas "sebulan, beri waktu sebulan untuk kita tetap kayak dulu. Aku belum siap lihat perubahan kamu yang terlalu mendadak." Wajah Daffa lesu

Tangan mungil Nadhifah meraih puncak kepala Daffa meskipun harus bersusah payah lantaran tingginya yang tak sepadan.

"Aku juga gak bisa sehari jauh dari kakak, hehehe. Soalnya aku itu udah ketergantungan sama kakak." Nabila cengengesan mengingat sejauh ini hanya Daffa yang senantiasa ada, bahkan Daffa kecil juga pernah menggendong bayi mungil jelmaan Nadhifah. "Tapi, janji ya? Hanya sebulan." Salah satu kelemahan Nadhifah adalah Daffa, agama yang belum melekat sempurna dan iman seujung kuku
Seketika berserak menjadi serpihan tak bernilai.
Sebelumnya nyaris sempurna menjadi seorang muslimah yang tak mendekati maksiat. Namun, kini membuat kesepakatan membiarkan maksiat merajalela selama sebulan.
Duhai hati kemanakah Ilmi agama serta ayat suci Alquran yang kau baca?

Daffa langsung membenamkan tubuh mungil Nadhifah dalam dada bidangnya.

"Oh,ya, ini telekung musholla? Atau mesjid mana?" Disaat suasana sedang haru-biru Daffa mengacaukan dengan semudah membalikkan telapak tangan.

"Oh, ini" Nadhifah terdiam sejenak "Mesjid depan sekolah, waktu itu pas pulang dari warnet aku mampir ke mesjid numpang toilet terus gak sengaja liat ini diteras." Jawab Nadhifah santai tanpa merasa berdosa

NADHIFAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang