9. Masih Pendekatan

44 6 31
                                    

☂️☂️☂️☂️☂️☂️☂️☂️☂️☂️☂️☂️☂️

Setelah diceramahin habis-habisan oleh Adin tadi malam, Aya jadi kefikiran parah dan tidur dalam keadaan perasaan yang kesal.

Dulu, saking akrabnya dengan Ela dan Zidan, ia sampai suka banget dengan yang namanya sekolah karena bisa ketemu dengan sahabat-sahabatnya itu.

Zidan teman TK Aya dan pas SD laki-laki itu pindah ke Kalimantan ikut papanya yang pindah tugas. Pas dia SMP, ia balik lagi dan menetap di Jakarta hingga sekarang.

-Flashback-

Aya duduk sendirian di barisan nomor dua dari depan dan tidak mempermasalahkan tidak apunya teman sebangku selama berhari-hari setelah menjadi resmi siswi di SMP itu.

Tepat saat hari kelima sekolah, seorang perempuan masuk kelas dengan papanya di sebelah kanannya yang membantu perempuan itu berjalan hingga akhirnya duduk di sebelah Aya.

Namanya Ela, ternyata dia punya penyakit asma dan katanya kemarin sempat kambuh hingga ia harus izin sakit dulu selama beberapa hari.

"Hai, gue Ela."

"Teala. Panggil Aya aja biar akrab hehe."

Waktu SMP kelas 2 Aya sempat pacaran beberapa bulan dengan Dino, anak kelas sebelah. Sahabat laki-laki Aya dan Ela waktu itu kerjanya ngomel mulu dan nyuruh putus sampai bikin telinga perempuan-perempuan itu pengang.

"Putus aja."

"Ye ngapa sih, Dan. Biarin aja kali Aya mau pacaran sama siapa aja. Cakep juga cowoknya."

"Cakepan gue kemana-mana. Kaga main cewek lagi."

"Lo jangan fitnah, gila. Kesian si Aya baru juga 4 bulan dapet cowok masa disuruh putus?"

"Kaga fitnah gue yaelah, La."

Semua perkataan Zidan bener. Emang dari awal harusnya Teala gak usah pacaran sama Dino. Hatinya dipermainkan, laki-laki itu selingkuh.

Cinta monyet yang harusnya dibawa seru-seruan berujung bikin Aya sakit hati karena selama pacaran Aya selalu mencoba jadi pacar yang baik.

Selama mereka sahabatan sejak kelas 1 SMP, mereka udah sering banget bawa Ela ke rumah sakit kalau asma atau penyakit lainnya kambuh. Sampai-sampai, Zidan langsung terbang dari Medan ke Jakarta karena waktu itu Ela sendirian di rumah saat sakitnya kambuh.

Ela selalu tau gimana sayangnya Zidan ke mereka berdua. Ia juga tau gimana rasa cinta yang Zidan simpan terhadap Teala selama 2 tahun belakangan.

"Nyet, buru tembak kaliiii si Teala. Emang mau nunggu apalagi hah?"

"Emangnya gampang apa? Kalau ditolak taruhannya lo tau sendiri kan? Persahabatan kita."

"Cucucucucucu~ soswit amat."

"Males gua."

"Hahaha canda. Udah, bilang aja yang sejujurnya. Doi juga pasti kasih respon positif. Yakin dah gue."

Dua tahun galau sendiri- berdua karena ditemenin Ela. Akhirnya dia memberanikan diri mengambil apapun itu resikonya.

Rasa sayang dia ke Teala udah terlanjur besar dan gak bisa dia bendung lagi. Harus dia yang jadi laki-laki yang Teala sayang setelah papanya. Harus dia yang bisa jagain Teala setiap saat.

"Kok diem? Lo kesel ya gue jujur kalau gue suka sama lo dari lama?"

"........."

Remaja Taubat [MINGYU]Where stories live. Discover now