five#

2K 240 6
                                    


Enjoy Reading ✨






" Pulang sama siapa Jen?" tanya Rose ketika mereka sampai di depan gerbang. Jennie mengangkat kedua pundaknya tidak tahu. " Naik bis mungkin,"

Rose mengangguk sebagai jawaban. Tak lama setelah itu, Jennie dan Rose melihat mobil merah didepan gerbang. Rose melirik Jennie, tiba tiba gerak gerik sahabatnya tersebut aneh dan seperti ingin menghindar. Rose mengangguk paham siapa yang ada didalam mobil itu. " Jen, mau kemana?" celetuk Rose ketika Jennie hendak pergi.

Jennie gelagapan sendiri, " gue mau ngambil barang dikelas, baru inget ada yang ketinggalan, hehe,"

" Gak ada yang ketinggalan, tadi gua yang masukin semua barang lo kok," Jennie merasa di skakmat oleh Rose sekarang. " T-tapi-"

" Kayaknya mobil merah itu nungguin lo deh?" potong Rose cepat. " B-bukan!" kata Jennie.

" Ayo gua anterin dari tadi ngeliatin lo terus kayaknya," Rose langsung menggandeng tangan Jennie agar ikut dengannya. Awalnya, Jennie ingin berpikir ia lari saja, tapi jika ia lari, Rose pasti akan sangat curiga kepadanya.

" Rose! Rose! Dia bukan nungguin gue- jangan narik narik,"

" Jelas jelas dia ngeliatin Lo terus kok," Rose tidak memperdulikan omongan Jennie. " JENNIE!" panggil Taeyong.

Jennie membulatkan matanya sempurna, astaga, ia bingung harus berbuat apa saat pria tersebut memanggil namanya. " Tuh? Siapa lagi yang namanya Jennie?"

Jennie memejamkan matanya dan mengulum bibirnya pasrah. Rose merasa tangan Jennie bergetar di tangannya. Jennie terpaksa mengikuti Rose sampai di depan mobil Taeyong. Taeyong membuka kaca mobilnya. " Jennie ayo pulang,"

Jennie berdecak kesal, " gue gak mau," ucapnya dingin.

Rose menghela nafas dan memegang kembali pergelangan tangan Jennie, " apa alesan lo gak mau Jen?"

Jennie mengangguk, memikirkan resikonya, " oke gue pulang," Jennie menghentakkan kakinya dan masuk ke dalam mobil. Rose tersenyum tipis, " hati hati Jennie," ucap Rose. Sebelum menutup kaca mobil Taeyong tersenyum kepada Rose, " makasih."

" Segitu gak mau gue tau apa gimana sih Jen? Gue heran sama lo, apa gue yang kurang mengerti sama lo?" lirih Rose setelah mobil mereka benar-benar pergi. ia menyisir rambutnya kebelakang, Rose menggeleng mengulum bibir bawahnya tak terima dan pergi dari sana.

Sementara itu di dalam mobil, Jennie menutup memejamkan matanya dan nutupi wajahnya menggunakan jaketnya.
Jennie lelah, ia ingin memberontak tetapi ia tidak mempunyai tenaga sekarang, ia lemas. Jennie terus memejamkan matanya menahan mual. Taeyong berusaha melihat muka Jennie yang pucat pasi. Tangan Taeyong terangkat memegang dahi Jennie, tapi dengan cepat Jennie menepisnya, " apaansih, gak suka," ketus Jennie.
Taeyong tersenyum getir melihat sikap Jennie tersebut.








"Gakpapa, tenang aja om. Urusan Jennie urusan saya juga, mau ketemu kapan om?" ucap Rose kepada orang di seberang telepon.

" Oke saya percaya sama kamu, sekarang bisa? Takut kamu capek baru pulang sekolah,"

" Bisa kok! Bisa banget malah,"

" Oke saya tunggu d cafe yang tadi saya bilang ya,"

" Siap, om!" ucap Rose dan mematikan sambungan teleponnya. Rose mengambil Hoodie ya dan kunci mobil. Rose langsung mengendarai mobilnya menuju cafe tersebut.

Tak sampai 15 menit, Rose sudah sampai di cafe tersebut. Memang cafe tersebut tidak terlalu jauh dari rumah Rose. Rose langsung masuk ke dalam cafe, matanya mencari cari orang yang dia maksud. Rose menyipitkan matanya saat melihat orang yang berpenampilan sama seperti saat menjemput Jennie, mengenakan jas abu dan kemeja putih.

philophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang