sixteen

1.2K 168 3
                                    


Enjoy Reading ✨



" Gila? ngakak banget gue hAHAHAHA." Jennie menghembuskan nafas berat, saat melihat teman-teman Taeyong sedang tertawa di ruang tamu. Ia berjalan ke arah dapur sambil membuatkan 3 cangkir kopi untuk temannya dan Taeyong.

Padahal sekarang masih pagi, ada saja yang datang ke rumah mereka. Ini juga hari pertama mereka tinggal berdua disini bukan?? Jennie pikir apakah teman Taeyong ini kurang kerjaan?

Ia mengambil piring kecil untuk kopi, kemudian ia berjalan sembari membawa kopi ke ruang tamu. Tawa mereka berhenti sejenak saat melihat Jennie datang, rambutnya di kuncir Cepol, wajahnya khas orang baru bangun tidur. Taeyong tersenyum kala melihat Jennie menaruh kopinya dimeja.

" Diminum ya." ucap Jennie ramah, Jaehyun dan Doyoung mengangguk sebagai jawaban. Jennie menoleh ke arah taeyong sebentar kemudian ia berbalik arah ke dapur.

" Kok dia baik baik aja sih sama kita?" tanya Doyoung sewot, lantaran ini berbeda jauh dengan apa yang sering diceritakan temannya.

Jaehyun menoyor pala Doyoung, " yaiyalah, dia punya phobia itu bukan berarti dia kayak gitu ke semua orang, ke Taeyong doang. Dia masih bersikap normal kayak biasa, kecuali sama orang yang menurut dia— ya gitu."

Taeyong mendecih kemudian ia beranjak ke dapur meninggalkan jaehyun dan doyoung berdua. Ia melihat Jennie sedang memasangkan apron ke tubuhnya. Taeyong terkekeh kala melihat Jennie kesusahan untuk mengikat tali di belakang leher, Taeyong langsung membantu mengikat talinya. Jennie menghela nafas— Taeyong sudah selesai mengikat— Jennie tetap membelakangi Taeyong, " Makasih." gumam Jennie, pelan.

Taeyong menarik bibir kanannya, kemudian mendekatkan wajahnya ke telinga Jennie, tapi, ia malah salah fokus ke leher jenjang milik Jennie saat itu juga ia langsung menggeleng kecil, " makasih juga.." bisik Taeyong di telinga Jennie.

Jennie merasakan getaran kecil di hatinya, namun itu malah membuatnya mual, "huekk...!" Jennie langsung berlari ke toilet begitu saja dan memuntahkan isi perutnya.

Jaehyun yang melihat semua itu terkekeh, kemudian ia menggeleng pelan dan memberi aba aba tangan kepada Taeyong seperti pelan pelan aja.

Taeyong beranjak ke ruang tamu kembali, daripada ia membuat Jennie mual lagi nanti. " Kuat lo kayak gitu?" sewot Doyoung sambil tersenyum kiri.

Taeyong menghela nafas, kemudian menatap Doyoung tajam, " Lo nanya kayak gitu lagi gua usir," kesal Taeyong. Doyoung terkekeh.

" Gakpapa kok Yong, tapi kalo gue liat liat si Jennie udah ada sedikit rasa, sedikit ya, sisanya dia terlalu takut buat hal itu." saut Jaehyun karena tadi ia selalu memperhatikan mimik wajah Jennie.

Taeyong mengangguk sebagai jawaban, " dia masih sekolah kan??" tanya Doyoung sembari menyeruput kopinya.

Taeyong mengangguk lagi, " kelas duabelas sma,"

" Lo ada rencana mau honeymoon gak??" tanya Doyoung, Taeyong memutar bola mata malas, ia menggeleng tidak pasti.

" Gua saranin Lo mending honeymoon deh," ucap Doyoung, lagi. Jaehyun mengangguk, karena hal tersebut dapat membuat mereka lebih dekat, " dia pasti gak mau, tinggal disini aja aslinya ogah ogahan." kesal Taeyong.

" Ya ntar lah, tunggu dia jera." Doyoung terkekeh saat Jaehyun berkata begitu, sementara itu Taeyong tetap diam.

Jaehyun melirik arloji di tangannya, " eh udah ya gua mau pergi, ada janji,"

" Sama siapa?" tanya Taeyong.

" Rosseana," jawab Jaehyun jahil.

Taeyong langsung berdiri, saat Jaehyun lari keluar pintu, " JAEHYUN!" teriak Taeyong, " ANAK ORANG JANGAN DIAPA APAIN!" Jaehyun hanya memberi kedua jempolnya dari jauh.

philophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang