Part 2 : Until we meet again

1.3K 155 21
                                    

Seulgi berenang dengan seluruh kemampuannya. Ia lupa,manusia memiliki batas kemampuan. Mustahil ia bisa mengarungi luasnya lautan dengan berenang,meskipun kemampuan berenangnya sangat baik.

Seulgi melihat pulau yang cukup jauh dari tempatnya saat ini,jika ia terus berenang ia akan lelah dan mati di dalam laut. Jika ia menunggu iapun akam mati. Sejak pagi ia hanya memakan pancake 3 lapis,ia sangat lapar dan lelah dalam waktu bersamaan.

Nafasnya mulai melambat,air matanya mengalir deras. Seulgi tak ingin berakhir seperti ini. Dengan niat yang kuat ia berenang lagi dan lagi. Mengarungi lautan yang luas dan kejam.

Seulgi mengangkat kepalanya. Ia tersenyum tipis,walau tubuhnya sudah mati rasa tempat itu sudah dekat. Ia hanya perlu berenang lagi,seulgi melebarkan tangannya lagi dan menenggelamkan kepalanya.

Gelap

Sunyi

Seulgi tak dapat membuka matanya dan ia tak bisa mendengar apapun. Apa ia sudah mati? Seulgi berusaha bangkit dari ruangan gelap tak bertepi itu. Ia menangis dalam diam,ia sangat takut. Tak ada apapun di tempat gelap tersebut.

Wushh

Deburan ombak yang menghantam tubuh seulgi berhasil membangunkannya dari mimpi buruk. Seulgi terbatuk-batuk saat air ombak itu masuk ke dalam mulutnya. Seulgi menduduki dirinya,ia melihat tubuhnya memucat dan bajunya penuh dengan pasir pantai.

"Aku masih hidup. Aku masih hidup!!"

Seulgi menangis bahagia,ia tak ingat apapapun. Yang seulgi tahu ia bisa sampai ke pinggir pantai pulau yang memang ia tuju. Seulgi ingat bahwa jika manusia belum di takdirkan untuk mati,sesulit apapun itu ia akan tetap hidup.

Melihat ke arah sekitar. Hari sudah mulai gelap,tapi perut seulgi sangat lapar. Ia harus masuk ke dalam hutan untuk mendapatkan makanan. Seulgi berjalan dengan sempoyongan,secepatnya ia harus mendapatkan makanan,apapun itu.

Tak peduli binatang buas atau hantu,seulgi tak takut apapun lagi. Ia hanya takut kalau ia mati dalam keadaan lapar,sangat memalukan. Berjalan tak tentu arah,tanpa tahu tujuan seulgi memasuki hutan itu.

Tak terlalu banyak pohon,hanya ilalang tinggi yang memadati hutan.
Berjalan cukup jauh seulgi tak mendapatkan apapun. Ia tak pernah pergi camping atau ke hutan sebelumnya. Ia benar-benar tak tahu apapun tentang alam. Ia bodoh dan ia sangat lapar sekarang.

"Siapapun tolong selamatkan aku"

Seulgi berjongkok dengan memegang perutnya yang sangat sakit. Lapar,lelah,dan perutnya kembung dengan air laut. Benar-benar menyedihkan.


🐻🐻🐻🐻


Jimin menarik koper besarnya mengelilingi hutan,ia berharap ada rumah setidaknya gubuk untuk tempatnya berlindung. Tidur di pantai adalah ide yang buruk,ia harus bergegas karena hari semakin malam.

Mengetahui kapal yang ia tumpangi akan tenggelam jimin mengeluarkan semua pakaiannya dan hanya menyisakan jaket,selimut dan sikat gigi. Semua orang ketakutan dan kalang kabut bergegeas keluar.

Tapi tidak dengan jimin, Ia beralih ke arah kantin kapal dan mengambil banyak mie instan,air mineral,makanan kaleng,dan beberapa camilan.

Setelah dirasa cukup,jimin membungkus koper tersebut dengan pelastik besar dan segera terjun ke laut. Ia tahu betul jika sekoci mungkin tak akan menampung semuanya, daripada menunggu kapal benar-benar tenggelam,jimin memilih untuk berenang. Kebetulan ia melihat pulau sebelumnya,dan disini ia sekarang.

Jimin terus berjalan menelusuri hutan itu. Jika ia tak menemukan rumah untuk berteduh mungkin ia akan tidur dimana saja. Semakin malam hutanpun semakin gelap. Tiba-tiba jimin mendengar suara perempuan,bulu kuduknya berdiri.

Hear The SeaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora