Part 12 : Honest Party

1K 137 9
                                    

Malam ini sana memutuskan untuk membuat pesta kecil untuk mereka bertiga. Mereka pesta d halaman belakang,seulgi dan sanapun sudah tampak berdamai dengan keadaan.

Seulgipun tak mungkin tetap bersikap keras dengan orang yang bagaimanapun telah menolongnya.
Jimin membakar daging bbq sedangkan sana dan seulgi duduk di bangku sambil menikmati red wine.

Jimin terus bertingkah konyol hingga membuat mereka tertawa lepas,untuk sejenak permusuhan di masa lalu seperti tak pernah terjadi.

"Bagaimana pernikahanmu?" Sana membuka percakapan lebih serius

"Berjalan baik,ku harap akan selalu baik"

"Apa dia mencarimu?"

"Entahlah,aku hanya takut kalau ia berpikir kalau aku sudah mati"

"Wajar jika ia berpikir seperti itu"

"Semua ini sudah membuatku pusing,aku tak ingin menambah beban dengan memikirkan bagaimana ia sekarang. Aku tahu dia akan baik-baik saja"

"Aku pernah membawa luka untukmu,aku senang jika saat ini kau bahagia" sana tersenyum tipis

"Lalu bagaimana denganmu?"

"Aku muak dengan percintaan. Aku lebih suka sendiri dan menikmati hidup dengan segala yang aku punya"

"Kau harus sedikit membuka hatimu"

"Jimin yang terakhir,setelah itu tak ada lagi" ucap sana,mendengar itu seulgi beralih pandang menatap jimin yang sibuk dengan dagingnya

"Akupun tak mengerti kenapa ia masih sendiri" ucap seulgi pelan

"Dia sadar tak ada yang bisa menggantikanmu"

"Omong kosong. Kalian sama-sama sendiri kenapa tidak..."

"Kau masih mencintai jimin bukan?"

"Ck kau mengubah topiknya. Bahkan aku membencinya"

"Benarkah?"

Sana tak menjawab. Ia berjalan pura-pura setengah mabuk

"Jimin-ah" sana membalik badan jimin untuk menghadapnya,ia mengalungkan kedua tangannya pada leher jimin.

Jimin terlihat kaku,ia melirik seulgi dalam sekejap. Sana menangkup wajah jimin agar menghadapnya.

"Kau pilih aku atau seulgi?"

"Kau bicara apa?" bisik jimin pelan

"Pilih saja" sana bicara seolah-olah ia sedang mabuk

"Ngg hmm kau"

"Baiklah" sana mengecup jimin dengan cepat dan dengan refleks jimin mendorong sana

"Kau.. kenapa?!"

"Tidak baik disini" dengan canggung jimin kembali sibuk dengan dagingnya yang hampir matang

"Ishh kau ini" sana kembali berjalan dan duduk d samping seulgi

"Apa hatimu panas?"

"Tidak"

"Tapi wajahmu memerah" sana tertawa lepas

"Sebenarnya apa maumu? Semua sudah berakhir,apa yang berusaha kau tampilkan?" Seulgi mulai kesal

"Aku hanya kasihan melihatmu. Pernikahanmu tampak baik-baik saja tapi hatimu hambar bukan? Aku sahabatmu sejak kecil,aku mengerti kau lebih dari yang kau tahu"

Seulgi terdiam. Sana memang pernah punya kesalahan besar pada seulgi,tapi bagaimanapun ia satu-satunya sahabat seulgi sejak kecil. Tak ada yang mengerti perasaan seulgi lebih dari sana,dan seulgi malu mengakui itu. Sana seperti tengah 'menelanjanginya' sekarang.

"Bahagia ataupun tidak,itu masih lebih baik"

"Baik darimana? Kau dan suamimu sama-sama menjadi pasangan karena mencari pelarian. Menyedihkan"

"Maksudmu?" Sana tak menjawab ia masuk ke dalam rumah untuk mengambil minuman lagi.

Jimin membawa piring penuh berisi daging dan menaruhnya di hadapan seulgi. Mereka makan dalam diam,keadaan menjadi canggung karena sikap frontal sana. Sana mengambil 1 botol wine lagi. Tapi tak lama ponselnya berdering.

'Halo'

'Nona,gugutan sudah di buat'

'Baiklah,tetap awasi'

Sana menarik nafasnya dalam. Ia berusaha tersenyum dan kembali ke halaman belakang.

"Wine party!!"

Sana memutar musik agar acara semakin meriah. Mereka menikmati wine sambil menyantap daging panggang yang enak.

"Mari kita lepaskan semua beban,apapun yang terjadi berbahagialah"

Seulgi lapar ia hanya fokus makan daging,sedangkan sana dan jimin sudah mabuk dan meracau tak jelas.

"Jimin" sana menepuk bahu jimin

"Hnng?"

"Apa kau masih sendiri karena masih mencintai seulgi?"

Jimin terdiam. Wajahnya memerah karena mabuk. Ia sedikit mengerucutkan bibirnya layaknya anak kecil,iapun perlahan menganggukan kepalanya.

Seulgi diam membeku,ia menghentikan kegiatan makan dagingnya.

"Haha sudah aku duga" sana tertawa lepas

"Sudah cukup. Kita sudahi pesta ini" seulgi tak ingin sana menanyakan pertanyaan yang lebih gila lagi

"Baiklah,baiklah" jimin berjalan sempoyongan masuk ke dalam rumah sedangkan seulgi membantu sana untuk berdiri.

Ia memapahnya untuk masuk ke dalam rumah. Sana tertawa tapi air matanya sesekali terjatuh,itu tampak lebih menyedihkan. Seulgi berjalan susah payah dan akhirnya ia bisa membawa sana ke kamarnya. Seulgi menyeka air mata sana.

"Kenapa kau seperti ini?" ucap seulgi pelan

"Aku menyesal,maafkan aku" seulgi terdiam

"Kau teman terbaikku,tak seharusnya aku jahat padamu"

"Baiklah lupakan semuanya"

"Seulgi-ah,jika kau membutuhkan sesuatu katakan padaku. Datang padaku,aku tak akan membiarkanmu sendiri" seulgi tersenyum singkat dan mengangguk pelan. Iapun keluar dari kamar sana.

Sana memang mabuk tapi otaknya belum terlalu eror. Ia menangis sesegukan. Ia menyadari betul kesalahannya di masa lalu. Semenjak persahabatan mereka kandas,ia tak memiliki teman dekat lagi dan bahkan ia tak berniat menjalin hubungan lagi. Hidupnya terus di hantui rasa bersalah namun ia takut untuk meminta maaf.

Diam-diam sana membayar orang untuk membuntuti seulgi. Ia tahu segalanya tentang seulgi dan yoongi,termasuk tentang wendy. Sana terpukul saat tahu seulgi korban dari kapal yang tenggelam.

Ia tak tidur 3 hari untuk mencari keberadaan seulgi,dan dengan hasil penelusurannya ia bersyukur bisa menemukan seulgi dan ia terkejut saat seulgi terdampar dengan jimin.
Tak ada kisah kebetulan lewat lalu menemukan seulgi,sana memang mencari sahabatnya itu.

Sana mencari seulgi dengan kemampuannya sendiri,dan ia sekarang lega bisa membantu seulgi walaupun ia tahu di korea yoongi sudah menggugat cerai seulgi.





Haii semuanyaa~ ada yg stay d wattpad g nih? Atau pada sibuk makan ketupat😁 buat yg mlm takbirannya gabut,aku sempetin update. Sekalian mau ngucapin selamat hari raya idul fitri semuanya🙏 jangan lupa votementnya ya manteman😚
-XOXO-

Hear The SeaWhere stories live. Discover now