Part 3 : Sorrow

1.1K 136 12
                                    

Jimin dan seulgi berjalan menelusuri hutan. Jimin memimpin jalan dan seulgi berada dibelakangnya. Mereka berjalan tanpa ada obrolan apapun.

Sejujurnya keadaan seperti ini sangat canggung. Terlebih lagi hubungan mereka sangat tidak baik,sesekali mereka membuka suara dan mereka akan berakhir berdebat tak tentu arah.

Saat duduk di bangku sekolah menengah ke atas,mereka sempat menjalin hubungan. Jimin dan seulgi memiliki perasaan satu sama lain dan jiminpun menyatakan cintanya.

Mereka menjalin hubungan selama kurang lebih 3 tahun,mulai saat pertama masuk sekolah hingga lulus. Masalahnya adalah mereka mengakhiri hubungan dengan sangat tidak baik.

Mereka sangat sering bertengkar namun tetap mempertahankan satu sama lain,sampai pada suatu hari seulgi mendapati jimin mendua dengan sahabat seulgi. Seulgi murka,tentu ia sangat marah dan kecewa.

Tak sanggup menahan amarahnya sendiri,seulgi berakhir memukuli jimin sampai jimin harus dilarikan ke ruang gawat darurat. Tentu keluarga jimin tak terima dengan perlakuan seulgi,itu membuat keluarga jimin dan seulgi berada di dalam polemik yang rumit.

Keluarga jimin memutuskan untuk melaporkan seulgi atas tuduhan penganiayaan. Namun saat jimin sadar,ia mencabut laporannya dan membiarkan seulgi bebas. Tapi tindakan jimin semakin menyulut kemarahan seulgi.

Seulgi tak perlu belas kasihan,ia tahu tindakannya salah. Menghadapi hukum lebih baik daripada dilepaskan dalam keadaan yang tak pasti. Jimin meninggalkan seulgi dalam posisi yang tak dapat dijelaskan,satu-satunya yang jelas disini adalah hubungan mereka yang sudah berakhir.

Setelah 8 tahun berlalu,mereka dipertemukan kembali. Dipertemukan di dalam keadaan yang lagi-lagi tak mampu mereka elak. Hanya ada mereka berdua di pulau ini,tak ada pilihan lain. Mau tidak mau mereka kembali saling terhubung. Kadang kala alam semesta dan takdir bisa selucu itu.

"Jimin aku sangat lelah,kita tidur saja disini"

Seulgi menemukan lahan yang tidak ditumbuhi rerumputan,itu tempat yang cukup bagus untuk tidur. Jimin mengangguk pelan,iapun sudah sangat lelah dengan semua ini.

"Apa kau makan lagi?" Jimin membuka kopernya,seulgi mengangguk dan melihat ke dalam koper jimin

"Woah banyak sekali mie instan,minuman,dan camilan. Luar biasa"

Di keadaan seperti ini,makanan itu tampak lebih berharga dari apapun. Perut seulgi berbunyi saat melihat itu. Jimin mengambil roti dan minuman untuk mereka.

"Sementara ini makan roti dulu,besok kita akan makan mie isntan itupun jika tiba-tiba kita menemukan panci untuk merebusnya" seulgi mengangguk pelan

Mereka makan dengan lebih santai sekarang,seulgi menatap jimin untuk beberapa detik. Ia sangat membenci jimin,tapi dengan tidak tahu dirinya alam semesta kembali mempertemukan mereka dalam keadaan seulgi yang membutuhkan jimin. Seulgi membenci keadaan seperti ini,tapi ia bersyukur masih bisa hidup dan ia tak sendirian.

"Walaupun persediaan ini banyak,tapi perlahan-lahan akan habis juga. Apa yang harus kita lakukan?" Ucap seulgi pelan

"Mencari sayuran atau buah dan mengambil ikan di laut"

"Itu terlalu sulit"

"Kita tidak punya pilihan"

"Menurutmu,apa ada aliran sungai di pulau ini? Terlalu sulit untuk mengambil ikan di laut"

"Aku rasa ada. Seharusnya ada,kita akan cari besok" seulgi mengangguk pelan

Setelah selesai makan roti seulgi mencari posisi yang enak untuk tidur. Ia segera berbaring,tubuhnya terasa sangat sakit dan lelah.



Hear The SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang