Part 5

506 17 0
                                    

💘💘💘💘💘💘

Aku salah tingkah mendengar ucapan Danny, aku bingung harus jawab apa. Apakah Danny serius dengan apa yang telah diucapkannya, atau hanya sekedar basa basi saja. Aku tetap terdiam hingga kami tiba di salah satu cafe, Danny menghentikan mobilnya. Dan seperti biasanya dia selalu membukakan pintu untukku.

"Silahkan, Tuan Putri! Kita sudah sampai," tingkah Danny membuatku senyum.

"Makasih, Pangeran," aku membalasnya lalu turun.

"Hehe... BTW kita makan di sini aja yah. Suka enggak?" Tanyanya.

"Hhhmm... Suka," jawabku.

"Masuk, yuuk!"

"Hayuuk!"

Aku dan Danny melangkah memasuki cafe. Aku sangat suka suasana cafe pilihan Danny. Aku heran, tau dari mana dia tempat ini, sedangkan dia masih baru di kota ini.

"Silahkan duduk," Danny mempersilahkanku duduk dengan menarik kursi untukku.

"Makasih," balasku lalu duduk, kemudian dia juga duduk.

Dia segera memanggil pelayan kafe, lalu kami memesan menu yang kami inginkan.

"Gimana dengan pernyataanku tadi waktu di mobil?" Tanyanya membuka obrolan.

"Yang mana?" Tanyaku gugup.

"Tentang cinta," aku semakin deg-degan karena ternyata dia masih ingat dengan ucapannya yang tadi.

"Maksudnya?"

Danny memegang jemariku, tubuhku terasa panas dingin.

"Dari awal aku melihatmu, terus terang aku tertarik. Tapi aku belum mengetahui arti dari ketertarikan itu, apakah hanya sekedar mengagumimu atau aku memiliki perasaan yang lebih untukmu. Akhirnya aku menyadari perasaanku, dan ternyata aku menyukaimu, aku mencintaimu," penuturan Danny membuat hati dan perasaanku melayang jauh.

Aku sangat bahagia karena Danny memiliki perasaan yang sama denganku. Tapi aku tidak boleh menunjukkan rasa berlebihan ini di depan Danny, aku ingin mengujinya.

"Kita baru kenal kurang lebih dua bulan, secepat itu kamu memiliki cinta untukku?"

"Rasa cinta tak mengenal waktu, Re. Cinta itu tumbuh dengan sendirinya. Awalnya aku juga bingung kenapa begitu cepat jatuh cinta padamu. Tapi itulah yang kurasakan saat ini."

"Tapi..."

"Aku tau kalau ini terlalu cepat bagimu, aku akan menunggu jawabanmu."

"Kasih aku kesempatan satu minggu untuk menjawab perasaanmu," ucapku menguji kesabarannya.

"Okeehh... Aku akan menunggu jawabanmu.

Maafkan Aku Danny, aku terpaksa mebuatmu menunggu jawaban dari isi hati dan perasaanku, kamu tidak tau kalau aku juga memiliki perasaan yang sama denganmu, aku mencintaimu.

Kamu sudah berhasil menggetarkan hatiku, kamu adalah orang yang telah membantuku melupakan sisa-sisa bayangan Reno, laki-laki yang telah mengabaikan cinta dan kesetiaanku. Aku janji akan memberikan jawaban yang pasti untuk membalas cinta dan perasaanmu.

Pelayan cafe akhirnya membawa menu pesanan kami, aku melepaskan tanganku dari genggaman Danny.

Kami sangat menikmati dinner malam ini, menu di cafe ini benar-benar menggugah selera. Kami sangat menyukai masakannya. Disamping itu, suasana cafe ini juga sangat romantis dengan diiringi alunan musik yang indah.

.
.
.

Aku memandang langit-langit kamar sambil senyum-senyum sendiri, rasanya masih seperti mimpi kalau ingat kejadian di cafe. Tetangga baru yang aku idolakan mengutarakan cinta padaku. Tetangga yang telah aku kagumi semenjak pertama kali melihatnya.

Pandangannya tidak bisa lepas dari bayanganku, mata indahnya selalu membuatku ingin bertemu dengannya, dan senyuman manisnya berhasil menggetarkan hatiku.

Mataku sangat susah terpejam malam ini, bayanganku masih tetap tertuju pada sosok Danny yang hampir sempurna bagiku. Aku tidak pernah menyangka secepat itu dia memiliki cinta untukku.

Aku mendengar gawaiku bergetar, aku melihat ada WA dari Danny.

[Kamu udah tidur, Re?] Isi pesan darinya.

[Belum, Dan] Balasku.

[Kenapa belum tidur]

[Enggak tau nih, susah banget mau merem]

[Jangan begadang yah, jaga kesehatan] Perhatiannya semakin lebih padaku.

[Iya, Dan] Jawabku.

[Iyaa udah, coba pejamin mata, istirahat. Besok pagi kita mau lari pagi. Aku jemput besok yah]

[Okeh...]

[Met malem]

[Malem juga] Aku mengakhiri obrolan di WA.

Hatiku semakin berbubga-bunga karena perhatian dari Danny. Rasanya tak sabar menunggu hari esok, hari pertemuanku kembali bersama Danny pujaan hatiku.

.
.
.

"Pagi, Mah. Pagi, Pah!" Ucapku pada mama dan papa saat berada di halaman belakang rumah.

"Pagi, Sayang," balas mama.

"Rere mau jogging dulu yah, Mah, Pah."

"Jogging sama siapa nih?" Tanya mama ingin tau.

"Danny, Mah. Dia udah nunggu tuh di depan."

"Hhhhmmm... Sang pujaan hati nih," mama seperti biasa menggodaku.

"Apaan sih, Mah. Lihat Mama tuh, Pah. Suka banget godain Rere," mengadu ke papa.

"Mama kamu mah hobbynya gitu, paling seneng ngusilin anaknya," jawab papa.

"Itu tandanya, Mama perhatian dan sayang sama kamu," balas mama.

"Iya deh percaya... Udah yah, Rere pergi dulu, enggak enak nih udah ditungguin Danny," balasku lalu pergi meninggalkan mama dan papa yang masih asik menikmati udara pagi di belakang rumah.

Aku segera menghampiri Danny yang telah sabar menungguku dari tadi.

Aku terpana melihatnya pagi ini, kenapa dia semakin tampan dimataku? Apa karena pengaruh kejadian semalam, kejadian yang menggetarkan hatiku.

"Hai," aku menyapanya.

"Hai juga, Cantik," dia membalasku dan dibarengi dengan sebutan cantik.

"Iiihhh, apa sih? Manggilnya biasa aja," balasku malu.

"Kenyataannya memang cantik."

"Terserah kamu deh," jawabku. "BTW... Tita mana? Kok enggak ikut?" Tanyaku karena tidak nelihat Tita adiknya.

"Aku sengaja enggak ajak dia, pengen berdua aja sama kamu," penuturannya membuatku salah tingkah.

"Hhhhmmm... Kamu bisa aja... Udah yuk, kita mulai joggingnya," ajakku.

Saat akan melangkahkan kaki, tiba-tiba kakiku tersandung batu, aku hampir terjatuh. Dan dengan sigap Danny langsung menangkapku, mata kami saling berpandangan. Aku gugup dan tidak percaya kalau sekarang aku berada digenggaman dan pelukan Danny.

=======================

TETANGGA BARU IDOLAKUWhere stories live. Discover now