Part 11

429 11 0
                                    

POV Danny
💘💘💘💘💘💘

Aku masih sangat ingat saat pertama kali pergi ke kampus bersama Rere, aku menjemputnya dan menunggu didepan pagar rumahnya. Dari jauh aku memandangnya keluar dari rumah, aku memperhatikan langkahnya, aku semakin terpesona dengan kecantikannya, tapi aku masih harus menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaanku padanya.

"Pagi." Sapaku setelah dia berada tepat didepanku.

"Pagi juga ... Maaf kamu harus nunggu." Ucapnya minta maaf.

"Enggak kok, Re. Aku juga baru sampai." Balasku.

"Aku bangunnya hampir kesiangan, semalam asik banget baca novel, hehe."

"Kamu suka baca juga yah? Sama dong."

"Iyaa, tapi suka baca novel aja, novel romantis. Tuh kan, aku keceplosan, hehe." Senyumnya sangat manis.

"Bagus dong ... Berarti yang baca juga romantis nih."

"Enggak juga tuh ... Lihat situasinya dulu ... Udah aahh, ngomngin novelnya entar aja, kita ngampus dulu, yuuk!"

"Yuuuk!" Aku membukakan pintu mobil untuknya.

"Enggak apa-apa, Dan. Next time aku bisa buka sendiri kok." Ucapnya.

"Pengennya aku yang bukain untuk kamu. Supaya kelihatan romantis gitu. Enggak mau kalah dong dengan kisah di novel yang kamu baca, hehe."

"Iyaa deh, terserah kamu aja," ucapnya lalu aku juga masuk ke dalam mobil.

Selama dalam perjalanan, aku lebih banyak bertanya, aku berusaha lebih mendekatkan diri. Aku ingin mengetahui lebih banyak tentangnya.

"BTW ... Novel yang kamu baca judulnya apa sih? Hebat banget sampai bisa menyita waktu tidur kamu." Tanyaku

"Penasaran yah. Ketahuan nih."

"Tadi kamu bilang novelnya romantis, se-romantis apa sih? Siapa yang romantis?" Aku penasaran dengan novel yang Rere baca.

"Ada deh, mau tau aja nih!"

"Beneran pengen tau banget."

"Entar deh aku tunjukin, atau kamu mau baca supaya tau gimana romantisnya si cowo dalam novel."

"Siap deh, aku juga jadi penasaran pengen baca."

Aku sangat bahagia karena sudah mulai berhasil mendekatkan diri dengannya. Dari caranya bicara denganku, sepertinya dia juga suka berada didekatku, tapi aku belum terlalu yakin, apakah ini hanya perasaanku saja.

.
.
.

"Mah ... Danny sekarang udah membuka diri lagi untuk suka sama cewe." Ucapku saat mama sedang menonton serial Bollywood kesukaannya.

"Sudah seharusnya kamu bangkit, Nak."

"Iya, Mah. Sepertinya Danny udah punya perasaan lebih untuknya."

"Anaknya gimana? Pasti cantik. Satu kampus dengan kamu yah?" Tanya mama penasaran.

"Iya, Mah. Anaknya cantik, satu kampus, terus Mama juga kenal dia."

"Loh! Kok mama bisa kenal?"

"Kenal banget malah, dia juga pernah datang ke rumah kita."

"Yang bener! Siapa sih?"

"Coba deh Mama inget-inget."

"Hhhhmm ... Siapa yah. Pernah ke sini?" Mama berfikir keras sambil mengerakkan jari telunjuknya ke kepala.

"Ayoo ... Mama pasti bisa, semangat, Mah!"

"Cewe cantik yang pernah ke rumah kita akhir-akhir ini cuma Rere. Jangan-jangan kamu beneran suka sama Rere?" Akhirnya mama bisa menebak juga.

"Hehehe. Mama tau aja yah."

"Pantes aja akhir-akhir ini setiap mau pergi ke kampus selalu mampir ke rumah tetangga sebelah, ternyata ada udang dibalik bakwan, hehe."

"Iya, Mah. Kami pergi ngampusnya bareng."

"Jangan-jangan kamu sengaja nih milih kampus yang sama dengan Rere supaya bisa selalu dekat dengannya, bener enggak tebakan Mama?"

"Mama hebat yah, semua tebakan Mama bener banget."

"Mama siapa dulu dong."

"Iyaa deh ... Terus, gimana menurut Mama? Setuju enggak?"

"Mama pasti dukung apapun yang membuatmu bahagia dan bangkit kembali, Nak."

"Iyaa, Mah. Makasih banyak. Danny menunggu waktu yang tepat untuk ungkapin perasaan Danny ke dia."

"Mama doa'in semoga lancar dan sukses."

"Aamiin. Makasih, Mah." Aku mengecup pipi mama.

Karena aku juga mendapat dukungan dan restu dari orangtuaku untuk mencintai Rere. Akhirnya aku semakin semangat untuk melanjutkan niatku menjadikannya seseorang yang sangat penting dalam hidupku.

Sampai akhirnya aku dan dia pacaran, aku sangat bahagia karena kami saling mencintai. Hubungan kami sangat indah menurutku, aku berusaha memberikan yang terbaik untuknya.

.
.
.

Sebelum aku dan Rere menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih, aku sempat takut jika dia menolakku. Karena saat  dia akan memberikan jawaban atas balasan dari cinta dan perasaanku padanya, bertepatan dengan malam dia harus melihat sosok lelaki yang pernah mengisi hatinya.

Saat itu aku sangat panik dan bingung karena tiba-tiba dia berubah sikap, aku berusaha menenangkannya, sampai akhirnya dia bersedia bercerita tentang semuanya padaku.

Aku semakin kagum dengan kejujurannya padaku, sementara aku sampai saat ini belum mampu dan tidak sanggup menceritakan tentang masa laluku yang sangat kelam padanya.

Aku berusaha menyembunyikan rasa sakit yang pernah kurasakan, dengan hati yang gundah aku berusaha melupakan luka yang masih berbekas dihati ini.

Aku sangat egois dan merasa paling benar, aku memintanya menceritakan tentang masa lalunya padaku. Sedangkan aku berusaha menutupi tentang semua masa laluku.

Kalau memang aku sudah benar-benar melupakan rasa sakit dalam hatiku, kenapa aku tidak berusaha untuk menceritakan kenyataan pahit yang pernah kulalui? Kenapa aku tidak berusaha mengungkapkan semua kebenaran padanya?

Sampai kapan aku harus hidup dengan bayang-bayang masa laluku? Sampai kapan aku menutupi semuanya dari Rere? Dia telah berhasil membuatku kembali mengenal dan merasakan getaran cinta. Aku tidak boleh menyakitinya, dia adalah orang yang sangat pantas untuk menerima cinta yang tulus, bukan sebagai pelarian semata.

Aku akan berusaha semampuku untuk selalu membahagiakannya, aku tidak mau kalau sampai dia menderita karena pengaruh masa laluku. Aku akan belajar memberikan cintaku hanya untuknya, dia terlalu baik untuk disakiti.

.
.
.

"Makasih, Sayang, atas cinta dan perasaan yang kamu berikan untukku." Ucapku suatu hari saat aku dan Rere duduk berdua di taman kampus.

"Aku juga berterimakasih atas perhatian yang kamu berikan padaku." Balasnya.

"Semoga hubungan kita langgeng yah, Sayang. Kita selalu bersama selamanya. Jangan pernah tinggalin aku!"

"Iya, Dan. Kamu juga harus janji enggak akan pernah duain aku, aku udah cukup sakit dikhianati. Aku ingin kamu tetap setia dan ada untukku."

"Aku janji, Sayang. Kita harus saling percaya dalam menjalani hubungan ini. Tetaplah selalu disampingku. I love you." Aku mengecup dahinya.

"I love you too," balasnya dengan pipi merah merona.

TETANGGA BARU IDOLAKUWhere stories live. Discover now