Apa kau pernah menyerah dan putus asa? Karena apa? Putus cinta? Atau dikhianati sahabat dekat? Atau karena masalah keluarga?
Perlu aku beri tahu sesuatu. Bahwa yang kau hadapi tidak separah yang aku alami. Percayalah.
Kau sudah tahu kondisiku, kan? Aku anak yatim piatu, dibuang keluarga dan terlunta-lunta di panti asuhan hingga usia belasan tahun tanpa teman. Di tempat sempit dan perkampungan kumuh itu, aku dikucilkan. Jatah makanku selalu direbut mereka yang lebih tua. Karena aku lemah dan tidak bisa mempertahankan diri, akhirnya mereka yang lebih muda juga perlahan menindasku.
Aku hidup tertindas hingga nyawaku pun dijadikan bahan lelucon oleh mereka.
Di panti asuhan, aku memang kurang beruntung. Tidur kadang dilantai, kadang di dapur, kadang juga di bangku taman dekat kebun dengan mendonorkan darah kepada nyamuk untuk biaya kontrak semalam. Aku sering minum air kran langsung karena mereka pasti akan berusaha agar aku tidak menyentuh air galon. Makan seadanya, sering makan nasi dan lauk sisa mereka. Apabila ada donatur membagikan roti atau biskuit, aku hanya mengais remahannya saja di kantong sampah.
Tapi, walaupun begitu, aku cukup beruntung di sekolah. Nilaiku terbilang bagus walaupun aku tidak pernah membeli buku tambahan sesuai yang disarankan guru. Aku tiddak punya teman, jadi ketika istirahat, satu-satunya yang mau berteman denganku adalah Paman Lee, penjaga perpustakaan yang sudah berusia lebih dari enam puluh tahun.
Paman Lee dulunya juga seorang guru, namun ia merasa gagal apabila murid yang ia didik bukannya menjadi pintar dan budiman namun malah menjadi nakal dan berandal. Paman berkacamata itu sudah puas hanya dengan menjadi penjaga perpustakaan. Menurutnya, itu adalah profesi yang aman karena tidak harus dituntut mendidik atau mencerdaskan generasi bangsa.
Aku sering belajar dengan Paman Lee. Dia sangat baik padaku. Mungkin dari situ nama Oh Sehun selalu menjadi nomer satu di peringkat bulanan. Si anak yatim yang bersekolah dengan seragam dan tas bekas, juga sepatu bolong, ternyata bisa mendapat predikat yang memuaskan.
Nah, sekarang aku jadi sangat yakin kalau kejadian aku terkunci di gudang bawah tanah bukan karena tidak sengaja. Pasti ada yang sengaja mengurungku. Dengan kata lain, pasti ada yang berniat membunuhku.
Apa salahku?
Ya, sepertinya Tuhan masih sayang padaku. Tuhan masih ingin anak yatim ini tahu siapa orangtuanya. Tuhan masih ingin agar aku tetap berkembang menjadi anak lelaki tampan seperti yang dikatakan Paman Lee ketika dia memujiku.
Tuhan mengirimkan Jongin untuk menolongku.
Kehidupanku membaik setelah itu. Aku sudah menceritakannya padamu, kan? Bagaimana Jongin sangat berarti untukku untuk semua aspek. Pendidikan, kesehatan, nama baik, materi, dan lain sebagainya. Jongin seperti dewa. Dia yang menghidupkanku. Mewujudkan pujian Paman Lee tentang Oh Sehun yang tampan.
Hanya satu yang tidak bisa Jongin utak-atik tentang Oh Sehun itu. Yaitu hatinya.
Jongin tidak bisa ikut campur permasalahan hatiku.
Oke, anggap saja aku harus balas budi untuk semua kebaikan Jongin. Benar, kan? Aku membayarnya dengan merelakan seorang perempuan yang aku cintai. Aku tidak akan berbasa-basi lagi, bahwa ya, aku jatuh cinta pada perempuan itu.
Perempuan yang kutemui pertama kali di cafe tempat Remy bekerja. Perempuan yang menjulukiku Banana Milkshake Boy. Perempuan yang tak lagi peduli padaku setelah dia berhasil menempatkan Kim Jongin di sisinya. Perempuan yang tak pernah peduli pada kondisiku. Perempuan yang tiba-tiba hadir di saat aku sudah berhasil melepas namanya dari hatiku. Perempuan yang membuat Jongin bertingkah aneh hingga akhirnya aku kembali ke negara ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
3 Countries 1 Love [END] [COMPLETE] ✔
FanfictionAku tidak punya apa-apa. Tidak punya siapa-siapa. Tidak bisa apa-apa. Aku hanya punya doa. Aku hanya punya dia. Tiga negara dan hanya ada dia, di tanganku. #8 - Kaihun [05/09.2019] Start : 19 Juli 2019 Finish : 16 Mei 2020