Kejutan

596 95 23
                                    

"Sehun...." Terdengar suara Jongin yang sangat lirih.

Aku enggan mendekat dan memang hanya berdiri beberapa meter dari brankar. Aroma medis membuatku mual. Aku terpaksa datang ke sini setelah Nuna meruntuhkan keegoisanku. Dia langsung menghubungi Joon Myeon Hyung dan suaminya itu bilang akan segera menyusul setelah rapatnya selesai.

"Kau benar-benar datang."

Aku tidak bisa mendeskripsikan ekspresi suara Jongin. Antara terkejut, senang, terharu, dan malu. Jika kau bertanya kenapa tiba-tiba aku mau datang, maka akan aku jawab : aku tidak ingin Jongin mati.

Selama ini Jongin banyak berkorban. Aku tidak mungkin membiarkannya mati sebelum membuktikan tudahannya adalah sebuah kesalahan. Setidaknya, Jongin harus mati terhormat.

"Kenapa kau melakukannya?" Itu yang aku lontarkan setelah hening beberapa saat.

Aku tahu itu adalah pertanyaan paling buruk di acara menjenguk orang sakit. Hanya itu yang aku inginkan. Alasan Jongin membiarkan dirinya dituduh dan berstatus tahanan sementara.

"Melakukan apa?" Tanyanya dengan nada polos.

"Jongin, aku kira kau orang baik. Ternyata di luar sepengetahuanku, kau memiliki kasino ilegal?" Aku tertawa sinis tanpa aba-aba. "Untuk apa kau mendirikan bisnis itu? Apa gajimu masih kurang banyak?"

"Nuna, sudah kubilang jangan membiarkan Sehun menonton televisi!" Jongin menggerutu tanpa peduli pada ocehanku.

"Aku yang memberitahunya." Jawab Nuna tenang. Seakan menantang Jongin untuk berkata jujur.

Jongin menghela napas. "Sehun, kau tahu aku dicoret dari daftar ahli waris, kan? Itu bukan karena aku merawat orang asing, yaitu dirimu, tapi karena aku bukan putra kandung nyonya besar. Ibuku adalah istri simpanan Kim Inbum, ayahku."

Napasku sesak mendengar itu. Nuna menuntunku agar duduk di dekat Jongin.

"Aku mendapat beberapa persen pesangon asalkan tidak mengungkap rahasia wanita simpanan ayah dan anak haramnya ini."

Aku tidak pernah tahu soal itu. Kupikir Jongin adalah putra kandung yang sah dan tidak ada masalah di keluarganya, kecuali fakta bahwa mereka membenci keberadaanku. Jongin tidak pernah bercerita tentang keluarganya. Dan sangat menyedihkan karena dia terpaksa mengungkapnya dalam kondisi seperti ini.

"Dan kau menggunakan uang itu untuk berbisnis kasino?" Tanyaku kemudian.

Jongin menggumam rendah. "Maafkan aku."

"Jongin, kupikir kau jenius. Ternyata kau sangat tolol!"

"Haha..." Jongin tertawa renyah. Aku tidak sadar bahwa aku merindukan tawanya itu. "Terima kasih pujianmu, Sehunnie." Dia mengusak rambutku.

"Aku lebih tua darimu, Kim Jongin!"

"Baiklah, baiklah."

"Jadi, kasus Aaron terjadi di dalam kasinomu?"

"Benar." Jongin menghela napas. "Aku berusaha menutupi kasus itu. Bagaimana pun juga, jika kasus itu terungkap, identitasku juga akan terungkap. Namun Aaron malah menargetkanku. Saat Aaron menyerangku, aku sengaja melarikan diri ke apartemen agar polisi tidak menemukan jejakku." Jelasnya.

"Dan aku malah menelfon polisi." Karena kupikir, Jongin membutuhkan bantuan polisi.

Waktu itu Jongin adalah korban.

Aku sangat menyesal. Seharusnya aku melindungi Jongin. Tidak malah bersikap bodoh dengan membuatnya menjadi tahanan dan kehilangan reputasi.

"Hei, tidak apa-apa." Jongin mengusap bahuku. Telapak tangannya hangat. Dia tahu aku menangis sedih. "Aku akan bertanggungjawab."

3 Countries 1 Love [END] [COMPLETE] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang