Hukuman

9.7K 692 157
                                    

Hai... Aku harap masih ada yang ingat dg fic ini.. Hehehe...

Aku memutuskan untuk tetap melanjutkan fic ini,  hanya saja tulisanku pasti berbeda dr chp sebelumnya. Aku harap kalian tidak keberatan.

3 Chap sebelumnya :

Naruto diculik oleh seorang pria gendut yang tidak dikenal dan dijual pada pemimpin Mafia bernama Uchiha Sasuke. Selama tinggal bersama dengan pria itu dia disiksa dan dipaksa untuk memakai obat-obatan. Dilanjutkan oleh seorang wanita bernama Sakura yang menjebaknya hingga dia berakhir ketangan Orochimaru ,pemimpin pasar gelap yang memperdagangkan manusia dan dibeli kembali oleh Sasuke.

Saya berharap ini cukup untuk membuat kalian tidak balik lagi kebelakang hahahaha.

.
.
.
.

Naruto dibawa kembali oleh pengawal kepercayaan Sasuke menuju kediaman Uchiha yang lain, Naruto tidak memperhatikan kemana tepatnya dia di bawa pergi karena sepanjang jalan dia menutup mata. Dia bahkan tidak tahu kemana pria bernama Sasuke itu menghilang setelah memarahinya.

Naruto dengan luka diseluruh tubuhnya kini berbaring lemah diatas lantai keramik yang dingin, dia menggigil bukan hanya karena suhu ruangan yang turun secara drastis tetapi juga luka baru disekujur tubuhnya. Dia baru saja dihukum 20 cambukan oleh bawahan Sasuke, sesuai intruksi pria itu. Berharap setelah ini Naruto akan jera dan tidak lagi mencoba hal-hal lain.

Usai hukuman yang menyiksa, remaja lusuh itu diminta untuk membersihkan dirinya, namun Naruto tidak bergerak sejak dilempar kelantai dan dikunci. Mereka tidak punya hati, setelah membuatnya setengah mati seperti ini, masih saja punya cara lain untuk menyiksanya.

Diruangan yang agak gelap, hanya terdengar suara tangisan Naruto. Nafasnya tidak teratur karena menahan sakit. Rasa terpanggang menjalari punggungnya. Bahkan Naruto tidak bisa mengangkat kepalanya. Jika pria tua itu tidak suka, dia bisa membantu membersihkannya sendiri, bukannya Naruto masih anak yang polos. Dia sudah pernah ditelanjangi dan disetubuhi. Jadi apalagi yang perlu membuatnya malu?

Pada tengah malam, Sasuke datang dengan wajah gelap, ada bekas noda darah di kemeja putihnya. Ketika melihat Naruto tertidur pulas dilantai darahnya semakin mendidih. Naruto, dia tidur seolah dia sudah mati. Bajunya yang kotor belum diganti, ada banyak bekas lumpur dan bercak darah yang bisa dilihat. Belum lagi bau busuk yang bisa membuat hidung seseorang mati rasa.

Sasuke menggunakan kakinya untuk membangunkan remaja itu.

Suasana hati si pria sedang dalam kondisi yang tidak baik sekarang, ada badai bergejolak didalam sana. Dia tahu bahwa Naruto sadar dengan melihat kerutan didahinya dan itu membuatnya suasana hatinya semakin buruk.

Bawahannya yang tidak kompeten telah menghianatinya dan mencuri banyak uang dari sakunya, ditambah lagi keluarga kecil remaja ini ternyata sanggup menyewa seorang veteran bernama Asuma, dia adalah pria yang merupakan saingan Sasuke.

Jika ada orang yang memiliki dendam terbanyak untuk Mafia Uchiha Sasuke maka itu adalah pria bernama Sarutobi Asuma.

Sasuke menggertakkan giginya, "Oh, jadi setelah berani mencoba melarikan diri, sekarang kau juga mencoba untuk berpura-pura didepanku? Apakah  begitu menyenangkan menguji kesabaranku?" suaranya terdengar dalam dan menakutkan, tetapi Naruto yang sudah lelah bahkan untuk sekedar menjawab pertanyaannya dengan takut, enggan buka suara. Dia enggan mempedulikannya.

Setelah tidak memperoleh jawaban yang dia inginkan, Sasuke yang sedang marah menyeret pemuda itu kekamar mandi didalam ruangan. Mengabaikan luka-luka ditubuh Naruto dan rengekan kesakitan remaja itu.

Mengabaikannya dengan kejam Sasuke menambahkan, berkata sarkatis, "Bukankah ini yang kau mau? Menyenangkan bukan?" tidak perlu menunggu jawabannya, pria itu langsung mengguyur Naruto menggunakan air dingin.

Tubuh Naruto yang sudah lama tidak terkena air menerima kejutan dan dia sekali lagi berteriak. Air itu membasahi semua luka yang didapatnya selama dikurung, juga luka baru akibat cambukan.

Naruto yang tidak tahan mencoba untuk memberontak dan memukuli pria didepannya.

Sasuke mendengus memperhatikan reaksinya, " Hanya untuk beberapa waktu, dan kau sudah tahu bagaimana cara menggoda orang." katanya menarik rambut Naruto kuat-kuat dan menghempasnya kedinding. Naruto pusing dan ingin segera pingsan, sayang kesadarannya masih sangat jelas.

Setelah merasa bahwa tubuh kecil itu sudah bersih Sasuke mulai mencubunya dikamar mandi. Naruto menolaknya dengan keras hanya untuk mendapatkan pukulan lain.

Orang ini sepertinya sangat marah.

Sasuke membuat banyak cupang ditubuh Naruto, menghimpit bekas luka lama, remaja itu meringis kesakitan, dan air mata yang keluar semakin banyak, namun Sasuke menutup mata dan telinga untuk penderitaannya.

Hal-hal panas mereka berlanjut dikamar tidur, setelah membalut Naruto dengan handuk, Sasuke membawanya ke ranjang disana. Tidak melepas kan pemuda itu atau membiarkannya pergi. Jika dilihat dari depan Sasuke, Naruto tampak seolah memeluk pria itu. Tetapi jika dari belakang, akan terlihat sangat jelas ekspresi kesakitannya.

"Apakah enak? milikku didalam sana sepertinya berdenyut-denyut senang. Kau menikmatinya kan?" bisik Sasuke denngan gigi terkatup. Sudut dibibir pria itu semakin meringkuk saat merasakan kuku tangan Naruto menggaruk punggungnya lebih dalam. 

Setidaknya hal ini sedikit mengurangi stres yang dialaminya. Sasuke mengeluarkan sisi sadisnya, Naruto menyesal karena dia pernah dilahirkan didunia ini. Sambil menangis karena siksaan Sasuke Naruto juga memohon agar pria itu membunuhnya. Dia tidak tahan lagi. Tubuh kecilnya tidak akan lagi sanggup untuk sisi sadis pria ini.
.
.
.
Keesokan harinya, Naruto yang semalaman hampir mati karena penyiksaan sampai pagi, berbaring lemah ditempat tidur. Seluruh wajahnya merah dengan nafas berat putus-putus. Dokter baru saja selesai memeriksa keadaan remaja itu dan saat ini sedang berbicara dengan Sasuke didepan pintu. Naruto hanya mendengar suara bisik-bisik keduanya yang agak menganggu. Nada kesal dari Sasuke mengakhiri pembicaraan mereka. Lalu dokter pun pergi.

Sasuke memanggil dapur untuk menyiapkan bubur. Setelah itu, dia berlanjut menghubungi salah satu bawahannya. Meminta membawakannya laporan.

Naruto baru memberanikan diri membuka matanya setelah memastikan Sasuke tidak lagi diruangan itu.

Dia tidak bisa menggerakkan seluruh tubuhnya sekarang, bahkan rahangnya sakit ketika dia menggerakkannya sedikit.

"Ibu, Ayah aku ingin pulang." Bisiknya dengan air mata mengalir perlahan. Dia sudah lelah menangis, lelah hidup dan ingin segera mati. Jika ada kesempatan untuk pulang dan bertemu Ayah dan Ibu, alangkah indahnya hal itu.

Dikamar sebelah, Sasuke yang sedang menerima laporan dari bawahannya baru saja merasa sedikit senang. Akhirnya uang yang dicuri darinya sudah didapat kembali, bahkan lebih dari yang dia miliki sebelumnya. Penghianat sialan itu juga telah ia habisi tadi malam, dan membakar semua bukti termasuk kaki tangan yang tidak terlibat.

Sekarang hanya perlu menghadapi keluarga kecil yang lain. Sebelumnya dia mengirim dua orang kepercayaannya untuk menangani mereka, juga menggunakan tubuh pengganti untuk menutupi jejak remaja itu. Sasuke tinggal menjalankan rencana selanjutnya yaitu pindah ke Rusia.

"Siapkan perjalanan ke Rusia! Aku akan membawa anak itu bersamaku, biarkan pria Asuma bekerja lebih keras." Perintah Sasuke, bawahan itu segera mengangguk dan pergi.

Persiapan perjalanannya ke Rusia akan memakan sedikit waktu, lebih baik menghibur dirinya sedikit lebih lagi. Sasuke berjalan kembali kekamar Naruto.

.
.
.
.
Pfft oke ini udah satu tahun lebih... Bye bye tahun depan.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Dec 25, 2019 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Your Life In My HandDonde viven las historias. Descúbrelo ahora