"Ketua?!!!!"
Yukichi berjalan cepat ke arah Dazai, memukul kepala pemuda itu sampai yang dipukul mengaduh. (y/n) hanya bisa menatap keduanya dengan tatapan bingung dan cemas.
Bagaimana ini..? Bos besar ada disini dan dia sedang mengamuk pada Dazai.
Beberapa jam yang lalu Dazai memintanya secara paksa untuk pindah dari apartemen sederhana miliknya ke rumah Dazai. Dengan ancaman potong gaji dan pemecatan, (y/n) akhirnya menyetujui untuk tinggal bersama Dazai. Toh ini demi kepentingan Kenji juga.
Dazai sudah bilang jika di rumahnya hanya ada 3 pekerja, kepala pelayan yang bernama Hirotsu, seorang tukang kebun bernama Akutagawa dan seorang juru masak bernama Gin. Tapi saat memasuki rumah besar milik pemuda tersebut, dirinya disuguhi sosok pemilik perusahaan tempatnya bekerja dengan wajah sangar yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Bahkan alis pria bersurai abu itu menukik dengan sangat tajam.
"Dasar anak nakal! Apa begitu caramu memanggil seorang ayah!" Tangan Yukichi masih memukul kepala Dazai.
"Jangan memukul didepan anak kecil!" Dazai beringsut ke belakang sambil memeluk Kenji. "Kau tidak mau kan dibenci oleh cucumu sendiri karena memukul Daddynya...?" Dazai berucap dengan senyum miring bagai iblis.
"Cu─" Kini mata Yukichi melebar dan hampir keluar. "Cu─ cucu?!!!!" Yukichi menatap Kenji, Dazai dan wanita yang kini berada didepannya.
"Di─direktur, Mr. Yukichi!" (y/n) akhirnya membuka suara. Membungkuk hormat pada pria tua didepannya.
Yukichi menoleh, kali ini dengan wajah yang lebih terkejut. "(y/n)?!"
"Selamat malam, Mr. Yukichi." Suara (y/n) sudah sedikit tenang. Ia sudah siap dengan apapun yang akan dikatakan oleh mantan direkturnya, bahkan makian sekalipun.
"Tunggu. Kalian... anak... cucu..." Ucapan Yukichi sangat berantakan.
Dazai maju, dengan percaya diri dia merangkul Yukichi dan membawanya ke sofa. Dazai duduk tepat didepan Yukichi setelah menarik (y/n) untuk duduk disampingnya.
"Aku akan membesarkan anak ini seperti anakku sendiri. Jadi kau bisa menganggapnya sebagai cucumu, Mr. Fukuzawa Yukichi." Ucap Dazai dengan santai. "Dan aku, akan menikah dengan (y/n)." (y/n) terkejut hingga menoleh ke arah Dazai dengan cepat. Hendak protes tapi ditahan oleh Dazai.
"Tapi sebelum itu, kami harus melakukan pendekatan dulu sebelum menikah. Kami akan berpacaran."
Wajah terkejut Yukichi kini berubah. Pria tua itu berdehem singkat. Perlahan namun pasti sebuah senyuman terukir disana. Pria itu bangun menghampiri Dazai. "Siapa namanya?"
"Kenji." Jawab Dazai.
"Nah Kenji, ayo main sama kakek." Tangannya terulur pada Kenji.
"Akek?"
"Hm. Kakek. Ayo kita main. Biarkan Mommy dan Daddy pacaran. Siapa tau nanti bisa kasih kamu jadi adek bayi."
"Adek ayi?"
"Iya. Ayo main sama kakek!" Kenjipun menyambut uluran tangan Yukichi. Mereka pergi bersama Hirotsu yang mengekori tuan besarnya ke ruangan lain dalam rumah besar itu.
Dazai terkekeh, sedangkan (y/n) mati-matian menahan wajahnya untuk tidak merona. Tapi sayang itu tidak berhasil. Dazai mendekatkan wajahnya kearah (y/n), "Apa kau sakit?"
"Ti─tidak."
"Tapi wajahmu merah."
"Aku tidak apa-apa. Hanya sedikit panas. Ya, ku rasa aku kepanasan."

YOU ARE READING
CEO Sinting [ E N D ]
FanfictionDiantara banyak pegawai yang telat, kenapa hanya aku yang dihukum???? "Sudah tau apa kesalahanmu, hm?" Siapapun tolong beritahu CEO sinting ini kalau aku hanya menjatuhkan pena yang tak sengaja mengenai sepatu mahalnya. "Kau menjatuhkan sesuatu." Be...