1. KERTAS

166 9 2
                                    

"Lira, kamu tinggal tanda tangan ya."
Secarik kertas dihadapanku menandakan kehidupan baru dimulai. Takku sangka dengan terpaksa tangan ini lihai memainkan tinta di kertas tersebut tertanda LIRA.

"Untuk perihal gaji saya akan beri setiap akhir bulan."

"Jadi tugas kamu disini hanya bantu-bantu bu Shofa misal masukin nasi kedalam box dan semua lauk sudah disiapkan tinggal dimasukan kedalam box, cuci piring , cuci baju, yaa bersih-bersih rumah, ngasihin makanan buat leeroy dan mona."

Hah "HANYA" didalam hatiku.

"baik bu, akan saya lakukan."

"Ohya satu lagi kamu bisa mengendarai motor bukan? Nanti kamu bisa antar jemput saya ya ke katering vinessa."

"siapp, bu."

Ohyaa lupa belum kenalan hihihi. Hayy namaku Lira sekarangg aku mahasiswa farmasi di suatu universitas di kota Bandung. Duluu aku hidup lumayan kecukupan semenjak ayah resign dari kerjaannya dan memilih kabur entah berantah alhasil aku dan ibuku harus banting tulang untuk menghidupi keempat adekku yang masih butuh sekolah.

Ibuku sekarang bekerja di pabrik obat. Ya gajinya sih gaseberapa tapi itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari hanya cukup untuk kebutuhan perut. Makan sehari sekali aja udah Alhamdulillah hehe.

Aku berusaha untuk mencari tambahan mau kerja di apotek tapi apadaya hanya lulusan SMA yaa ujung-ujungnya aku bertemu dengan ibu Dewi dia temen lama ibuku. Pemilik usaha berbagai kue-kue kering, ricebowl dll yang beliau geluti.

Besok hari pertamaku kerja dan baru saja menandatangani kontrak. yaa semoga semua akan baik-baik saja.

"Lira, besok kamu datang ya jam 5 pagi, antar saya ke tempat catering vinessa"

"baik bu, kebetulan besok saya libur."

KEESOKAN HARI

Motorku yang sudah menemani 3 tahun, kulajukan begitu kencang karena aku telat bangun.

"ya Allah baru pertama kerja masa telatt , ahh kacauu ini mahh gimana klo ibu marah. " itu semua yang ada dipikiranku.

Hampir sajaa motorku menabrak sebuahh mobil di depan

"crittttttttttt..."

seketika seorang pria keluar dari mobil

"mba bisa liat ga ada mobil didepannya. Klo jalan pake MATA jangan ngelamun."

"Yaa mampus dahh gue diomelin sama yang punya mobil" dalam hatiku.

"mas tuhh yang harusnya jangan parkir sembarangan, saya ngendarai motor pelan kok, liat jalanan segini luasnya masa mas parkir ditengah jalan, mana saya lagi buru-buru."

"pelan katamu?, orang kamu ngebut kaya dikejar setan." jawab mas mas itu.

"yaa.. Yaaa.. Karena saya takut disini sepi mangkanya saya cepat."

"untung lu cewe , klo engga abis lo." mungkin itu dalam hati masnya terkaanku.

Ku langsung melajukan motor dengan secepat cahaya karena jalanan masih sepi dan gelap di pagi buta juga yaa jadi aku memilih kabur klo engga pasti aku dimangsanya terus dibunuh, terus dimutilasi, terus aaaa gaboleh gaboleh.

Sampai di rumahnya bu dewi yang super duper besar... Ini mah bukan rumah tapi istana. langsung ku parkirkan motor kolot itu di dekat jajaran kuda mesin.

Seketika aku terpana "Gilaa ini garasi atau showroom."

Bel berbunyi "tingnong tingnong assalamualaikum."

dan keluarlah sosok wanita yang cukup berumur dan berkerudung syar'i berwarna hitam.

"ayokk lira, sudah saya tunggu dari tadi."

"maap bu saya telat, tadi ada kendala dijalan."

"ohh takpa. Memang ada kendala apaan?" sembari memakai helm dan naik ke motor.

"Ehh bentar bu saya keluarkan dulu disini agak susah klo ibu naik duluan hehehe." pintaku

"ya gilaa orangg motor guee dihimpit diantara mobil mobil gimana dia mau naikk, hadehhh lucu juga ibu dewi ini." tawaku dalam hati

Motor sudah dikeluarkan waktunya berangkat.

"bismillahi majrehaa wamursahaa بِسۡمِ ٱللَّهِ مَجۡر۪ٮٰهَا وَمُرۡسَٮٰهَآ‌ۚ." ucapku.

Seketika ibu Dewi mengikuti perkataanku lalu menaiki motor dan aku mulai melajukannya. Motor sudah bergerak melalui jalanan begitu luas. Sebenarnya jika melewati jalanan ini sendirian agak sedikit takut sih tapi untungnya sekarang ditemani oleh bu Dewi dan Matahari pun sudah memperlihatkan cahayanya, jadi aman dong. Ya tapi mau gimana lagi , katanya nihh jalanan ini terkenal keangkerannya. Konon, dahulu ada orang yang meninggal dan baru ketahuan setelah 4 hari dari hari kematiannya. Memang sih di sepanjang jalan berjajar rumah gedong, yang aku pikir pasti mereka yang tinggal disini gapunya tetangga.

"lira, kamu udah kuliah sekarang."tanyanya

"iya bu." jawabku yang sebenernya ntah dia nanya apa gakedenger elahh dimotor.

"dimana?."

"iya bu iya."

"ohh."

"nanti perempatan jalan belok kiri ya ke arah jembatan."

"perempatan, kiri , jembatan." ulangku

"ohhh siapp bu." hadehh dasar si lemot.

Setelah sampai Katering Vinessa, ku hentikan motor menstandarkan dalam keadaan miring ( untung otakku ga ikutan miring wkwk) dan seketika bu Dewi turun dan memasuki tempat tersebut.

Tiba-tiba ada seorang laki-laki menyapaku

"ehh anak baru ya."

"hah , siapa kam!?."

seketika bu Dewi memanggilku

"Liraa, ayo masuk bantu ibu"

Ku langsung bergegas meninggalkan laki-laki tersebut dan otakku diliputi rasa penasaran oleh keberadaan laki-laki tersebut.

jangan-jangan.

🐾🐾🐾


Aloha teman hihi, gimana nih karya pertamaku? Aku harap semoga kalian suka ya. jangan lupa ya tinggalkan comment dan vote untuk menambah semangat author amatiran ini ehe wkwkwk. mwahh, ohya by the way busway bab ini sudah direvisi ya hiihi. Salam hangat - Lira

Tinta LyraWhere stories live. Discover now