5. Periode 2017/2018

2.1K 214 34
                                    

Saya tampil rapi, benar-benar rapi kali ini. Kemeja lengan panjang hijau pastel polos, dengan rok sepan setumit dengan warna senada. Rambut saya kuncir satu, wajah yang biasanya cuma berbalut BB cream kini dipolesi sedikit pemerah pipi, dan lipstik yang sedikit berwarna terang.

Saya harus tampil cantik di hari pelantikan saya sebagai pengurus baru BEM-U. Apalagi ini kali pertama saya akan bertemu dengan jajaran pengurus lainnya.

Pemilihan ketua dan wakil ketua BEM-U terlaksana minggu lalu, dan terpilihlah kandidat terkuat dengan suara terbanyak. Kata orang-orang yang mengikuti pemilihan kemarin, mereka cukup terkesima dengan pemaparan visi dan misi kandidat terpilih. Begitu juga dengan kemampuan mereka menanggapi berbagai pertanyaan, saran, maupun kritik.

Apalagi ketua terpilih merupakan salah satu mahasiswa berprestasi yang sering menjuarai berbagai lomba di tingkat nasional dan internasional. Dengar-dengar dia mahasiswa Kedokteran dengan IQ tertinggi.

Harapan terbesar saya, ketuanya bisa diajak bekerja sama dengan baik. Begitu pula dengan semua jajaran pengurusnya.

Yang tidak kalah mengejutkan buat saya, wakil ketua BEM-U. Orang yang beberapa minggu ini tidak pernah lepas dari pikiran saya. Dia juga alasan utama kenapa saya tampil serapi ini dengan polesan make-up tipis. Sangat berbeda dengan saya yang biasanya. Kalau sampai kak Jimmy melihat saya dengan tampilan seperti ini, sudah bisa ditebak kehebohan apa yang bisa dia perbuat.

Menyelesaikan ritual saya di hadapan cermin, saya bergegas meninggalkan kos menuju kampus. Kali ini sepeda kesayangan saya tidak menjadi teman setia. Untuk hari ini saja, saya rela mengeluarkan uang lebih untuk memesan ojek online.

▪mahasiswa▪

Langkah saya terhenti tepat di pelataran aula utama kampus. Di tempat yang luas inilah akan berlangsung pelantikan pengurus baru, disaksikan oleh puluhan dosen dan ratusan mahasiswa yang sukses mendapatkan tiket masuk.

Almamater yang saya sampirkan di tangan, kini saya pakai sebagai penanda kalau saya salah satu pengurus untuk periode setahun ke depan.

"ID kamu." Seorang lelaki dengan almamater di lengan menghampiri saya yang masih sibuk merapikan almamater saya. "Atas nama?" Dia menatap saya penuh tanya.

"Dwina Lazuardi." Saya ikut menundukkan kepala, menatap kumpulan ID card yang ada di genggamannya.

" Saya ikut menundukkan kepala, menatap kumpulan ID card yang ada di genggamannya

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Ini?" Saya mengangguk sebagai balasan. "Thank you, Kak."

Setelah memasang ID saya, pandangan saya kembali terarah ke kakak yang masih sibuk dengan tumpukan ID-nya itu. Saya merasa iba melihatnya, sebagai sesama pengurus yang baik. Saya berinisiatif dong membantunya.

"Aku bantu pegang ya, Kak ... " Dia menatap saya sejenak.

"Panggil Doy ... atau Dylan." Dia lalu menyerahkan setumpuk ID pada saya yang langsung saya ambil. "Nanti kalau ada yang datang, kamu langsung tanya nama terus minta dia buat cari ID-nya sendiri. Kita stand by di meja panitia untuk sementara." Dia memberi arahan sambil menarik lengan almamater saya ke arah panitia.

Mahasiswa- Akademik, Cinta, OrganisasiOnde histórias criam vida. Descubra agora