32. Sanksi Komdis

1.4K 168 19
                                    

Program kerja PSDMO yang direncanakan terlaksana di pertengahan bulan September, mau tidak mau harus diundur. Selain kepanitiaan yang memang belum siap, juga karena dampak dari Black September yang diprakarsai para mahasiswa tanpa isi otak.

Mereka seenaknya saja dikemudikan oleh senior yang memang ingin melihat kehancuran suatu kepengurusan tanpa peduli apa dampak yang dihasilkan oleh ulah bodoh mereka.

Sekarang bukan hanya mereka yang pusing memikirkan nasib kemahasiswaan mereka yang digantung oleh pihak komdis universitas, pengurus BEM-U dan lema lainnya sama menderitanya. Berpikir cara apa yang pantas dilakukan untuk menyelamatkan mereka dari dua sanksi pilihan yang ditawarkan komdis saat pertemuan beberapa hari yang lalu lepas tradisi Black September sialan itu.

Ada ratusan mahasiswa yang tertera di daftar penerima sanksi komdis. 70% di antaranya akan kena skorsing selama dua semester sementara sisanya yang 30% akan drop out. Sialnya mereka yang terlibat itu anggota lema dari berbagai jurusan di Teknik dan Soshum.

Dari 100-an mahasiswa, ada 40-an maba. Mereka yang dipaksa ikut tawuran waktu itu akhirnya dipanggil komdis untuk diadili dan tidak luput dari dua sanksi tersebut.

Selain warga KM universitas, maba menjadi prioritas saya bersama Edy, yang membuat kami berdua sering mendekam di BEM-U sampai larut malam, ikut dalam pembahasan petinggi lema. Masalah utamanya kalau sampai maba saya ada yang kena sanksi baik itu skorsing, terlebih drop out, apa gunanya kehadiran senior bagi mereka? Apa gunanya saya ada untuk mereka? Apa gunanya mereka mengikuti kaderisasi kalau saya tidak bisa menyelamatkan mereka?

Jadi kalau ditanya gunanya pengaderan apa? Kamu akan mendapatkan senior yang siap menyelamatkan kamu dalam segala situasi yang membahayakan kamu di kampus. Itulah kenapa senior akan kecewa kalau mabanya tidak menyelesaikan pengaderannya. Bukan karena kami gila dihormati, tetapi kami ingin kalian punya teman berbagi sekaligus tameng saat punya masalah di kampus.

Senior yang baik dan mengerti fungsi dan kedudukannya di kampus akan selalu menjadi tameng untuk juniornya dalam situasi apa pun. Jadi tidak semua senior itu menyusahkan, sebagian akan selalu ada buat membantu kamu dan mungkin sebagiannya lagi akan membahagiakan kamu. Pintar-pintarnya kamu saja dalam menghadapi senior.

"Makan dulu, Doy!" Ini sudah kesekian kalinya kak Joy mengajak kak Doy untuk makan malam.

Makanan yang dibeli Edy dan Bintang sudah mendingin, sudah dua jam berada di BEM-U tanpa tersentuh sedikit pun. Fokus kami— saya, Edy, Juan, Bintang, Jese, kak Doy, kak Wildan, kak Joy, kak Momo, kak Tenny, kak Danish, kak Khafi hanyalah pertimbangan-pertimbangan untuk setiap langkah yang akan kami ambil ke depannya.

Jadi kalau warga berpikir kami egois, kalau senior berpikir kami tidak ada sopan-sopannya, lantas mereka anggap apa usaha kami ini? Mendekam hingga larut malam, memikirkan cara menyelamatkan KM universitas dari sanksi akibat kebodohan mereka. Kalau mau dipikir, untuk apa saya dan teman-teman BEM-U memikirkan mereka? Toh, mereka juga tidak peduli imbauan kami sebelumnya untuk tidak terjun ke lapangan tanpa instruksi yang jelas yang telah disepakati.

"Kak ... makan dulu!" Kini saya ikut membujuk ketua saya, selain karena prihatin melihatnya bertambah kurus dan tampak tidak terurus dalam beberapa hari ini, perut saya juga menjerit-jerit minta diisi.

Indra penciuman saya terlalu aktif memengaruhi perut saya untuk bergemuruh dan meminta diisi. Cacing-cacing saya sudah meronta meminta jatah mereka malam ini yang memang baru saya sadari semenjak pagi hanyalah air mineral yang menyapa mereka.

Semua karena bedebah sialan yang menyusahkan itu.

Kak Doy beranjak dari duduknya, melepas kertas-kertas yang ada di tangannya dan juga ponselnya yang berdering non-stop.

Mahasiswa- Akademik, Cinta, OrganisasiOù les histoires vivent. Découvrez maintenant