Pertemuan

2.3K 103 5
                                    

~{Happy Reading}~

Sudah hampir sebulan ini matahari menampakkan dirinya dengan cukup terik. Maklumlah, sekarang sudah memasuki musim panas. Siang hari inipun tak berbeda dengan hari biasa nya, masih panas.

"Ah, gerah juga kalo terus - terusan begini." pikir Abay sejenak sambil menghidupkan AC mobilnya yang biasa ia naiki untuk pergi kemana - mana.

Dan tiba - tiba Abay melihat sesosok orang yang ia sangat kenal sedang berjalan dengan dua perempuan yang mungkin teman nya.

"Itu kan si Vina, abis dari mana tuh bocah. Pesantren kok malah kelayapan." gumam Abay yang melihat Vina dengan dua perempuan dari dalam mobil. Segera Abay menghampirinya.

Vina adalah sahabat nya Abay dari kecil, mereka berpisah karena Vina di masukin orang tua nya ke pesantren akibat susah di atur. Karena dulu ia juga berandalan seperti Abay.

Tiiitttt!!

"Astagfirullah hal azim! Siapa sih, bikin kaget orang aja." gumam Vina kaget mendengar suara klakson mobil nya Abay sambil mengusap dada nya.

Tiba - tiba Abay keluar dari dalam mobil.

"Eh, kamu bay. Kirain aku siapa bikin kaget aja sih kamu." kata Vina

"Haha ... maaf - maaf, elo dari mana? Pesantren kok malah kelayapan," kata Abay sedikit heran

"Yee siapa juga yang kelayapan! Aku abis belanja dari pasar sembarangan aja kalo ngomong," kata Vina sambil menunjukan barang belanjaan nya kepada Abay.

"Oh, kok pada jalan kaki sih. Kenapa?" tanya Abay

"Iya, tadi ongkos buat naik angkot nya di copet sama orang." jawab Vina dengan mukanya yang agak di sedih - sedihin.

"Oh, gitu. Keterlaluan banget tuh copet," gumam Abay dengan wajah kesal.

"Oh ya! Kenalin ini temen sepesantren aku sekaligus sahabat aku juga," kata Vina memperkenalkan kedua sahabat sepesantren nya kepada Abay.

"Oh, kenalin gua Abay," kata Abay sambil menyodorkan tangan nya. Mereka memperkenalkan diri. Tetapi, tidak membalas sodoran tangan Abay.

"Jangan pake salaman - salaman, belom muhrim turunin tangan nya," kata Vina menyuruh Abay menurunkan tangan nya.

"Kenapa pada nunduk gitu sih? takut terpesona ya liat kegantengan gua," kata Abay yang terlalu percaya diri.

"Yee! Geer banget kamu, mereka nunduk karena takut zina. Abay," jelas Vina yang nggak ikut nunduk seperti mereka.

"Zina? Bukan nya tukang bakso di tanah abang itu ya," kata Abay menyamakan zina maksiat dengan nama orang. Kebetulan, tukang bakso di pasar itu namanya bu Zinah.

"Ya bukan lah, ini mah beda lagi." kata Vina sambil ketawa.

Kemudian, Abay mengintip salah satu teman nya yang bernama Nina dari bawah. Dan Ninapun terkejut saat Abay melihat wajahnya.

"Gila! Nih cewek cantik banget," batin Abay sambil memandang wajah Nina.

"Huss! Ngintip lagi, udah ah aku buru - buru," kata Vina

"Gua anterin aja ayo, daripada kalian jalan kaki. Masih jauh juga kan," ajak Abay untuk menumpang dengan nya.

"Tapi, kamu jangan macem - macem yah," kata Vina memperingatkan Abay untuk tidak berbuat apa - apa.

"Iya, masa gua tega ngebiarin cewek jalan kaki. Lagian lo kaya kenal gua baru satu atau dua hari aja," kata Abay

Dan mereka pun di antarkan oleh Abay ke pesantren. Di perjalanan Abay dan Vina asik ngobrol seperti seorang adik baru ketemu kakak kandung nya. Tak butuh waktu lama mereka pun sampai di depan gerbang pesantren.

"Makasih ya bay! Assalamualaikum," kata Vina lalu ia turun dari mobil nya Abay dengan kedua teman nya.

"Iya! Waalaikumsalam," balas Abay yang terfokus kepada salah satu teman nya yang bernama Nina itu. Kemudian, ia melajukan mobil nya kembali.

"Tadi itu siapa kamu, vin?" tanya Nina sambil berjalan menuju dapur dengan mereka.

"Oh, tadi itu sahabat aku dari kecil, Emang agak tengil sih orang nya. Maaf yah atas tingkah dia tadi," kata Vina yang merasa tidak enak dengan tingkah laku Abay tadi terhadap teman nya.

"Iya vin, kita udah maklumin kok." kata Aulia sambil memandang ke arah Vina. Begitupun dengan Nina.

***
Jangan Lupa Vote Dan Komentar Setelah Membaca👍
See You!!

Bidadari PesantrenWhere stories live. Discover now