"Udah - udah! Sekarang kamu siap - siap bentar lagi kita masuk kelas," kata Angga sambil memberikan satu setel pakaian seragam.
"Maksud lo belajar gitu? Ini juga buat apaan seragam kaya gini. Ogah gua," kata Abay sambil melemparkan seragam itu asal.
"Astagfirullah! Ente gak lihat apa disini ada orang. Maen lempar sembarangan aja,"
"Oh, orang ya! Kirain gua ember cucian," ejek Abay pada Ucup.
"Sekate - kate ente! Ente berani sama ane" murka Ucup sambil melorotkan lengan bajunya.
"Apa lo? Berani sama gua," balas Abay sambil membusungkan dadanya di depan Ucup.
"Eh, kalian kok malah pada ribut lagi. Ayo kita ke kelas," ajak Angga sambil memisahkan mereka. Dan merekapun pergi meninggalkan Abay sendiri di asrama. Tak lama kemudian Abaypun menyusul ke ruang kelas tanpa mengenakan seragam yang di berikan oleh Angga tadi.
Sesampainya Abay di depan kelas dan masuk tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu, lalu ia bersalaman dengan seorang ustad yang mengajar di kelas itu seperti bersalaman dengan temannya. Para santri di kelas itupun kaget melihatnya.
"Astagfirullah hal azim!"
"Gak apa - apa! Ini namanya salaman anak gaul," kata ustad yang bernama Ali itu. "Yaudah! Sekarang kenalin diri kamu, biar semua temen kamu tau." Sambung ustad Ali.
"Kenalin nama panjang gua Abay, nama pendek gua Abay juga. Lo semua bisa panggil gua Abay. Inget, jangan sampai lupa. Kalo perlu pasang spanduk," kata Abay memperkenalkan dirinya.
"Udah kaya iklan shampo aja ente! Segala pasang spanduk," balas Ucup yang duduk di sebelah kiri kelas.
"Terserah gua dong, hidup - hidup gua! Kenapa lo yang sewot," balas Abay agak emosi.
"Udah - udah kok malah pada ribut! Nak Abay silahkan duduk," kata ustad Ali.
Waktu menunjukkan pukul 12.00, menandakan waktu dzuhur telah tiba dan pelajaran pun telah usai.
"Nina! Kamu duluan aja ya ke mushola entar aku nyusul," kata Vina pada Nina dan Aulia.
"Oh, iya! Kita tunggu disana ya," balas Nina lalu pergi ke mushola bersama Aulia. Vina beranjak mencari Abay, tak butuh waktu lama iapun bertemu dengannya.
"Assalamu'alaikum!" sapa Vina.
"Vina! Lo ngapain kesini bukannya ke mushola?" tanya Abay.
"Aku mau nanya, kok kamu bisa masuk pesantren ini?"
"Emang kenapa? Gak boleh! Oh ya, temen lo yang namanya Nina kemana?"
"Dia udah duluan ke mushola, ngapain kamu nanyain dia?" tanya Vina penasaran.
"Kepo! Udh ah gua mau ke mushola," jawab Abay lalu pergi begitu aja meninggalkan Vina sendiri.
"Giat banget tuh anak! Pasti ada yang gak beres nih." Gumam Vina.
***
Hi! Readers, i'm comeback😊
Jangan lupa vomentnya yah!!
See you next part🙏
YOU ARE READING
Bidadari Pesantren
Teen Fiction~{Happy Reading}~ Deskripsi cerita "Bidadari Pesantren" sebelum itu aku mau perkenalkan pemeran nya dulu yah!! Abay adalah pria yang awalnya suka ugal - ugalan dengan musik metal nya, dunia nya berubah ketika takdir mempertemukan dia dengan seorang...