4

1.9K 93 3
                                    

Shinichi menatap pantulan dirinya di cermin sembari mengancingkan kemeja lamanya. Kemeja hitam itu tidak tampak terlalu besar sekarang, dan tubuhnya tidak terasa seperti akan jatuh sewaktu-waktu. Tapi ia masih tidak benar-benar bisa meninggalkan tongkat berjalannya. Mungkin tidak dalam waktu dekat, terlebih setelah mengetahui dampak penawar itu pada tubuhnya. Setelah pengamatan mendalam, Haibara menyimpulkan tubuhnya tidak akan kembali fit seperti semula, dan ia harus menjalani terapi seumur hidup agar tulang dan ototnya tidak melemah. Haibara bahkan memberinya vitamin khusus yang harus diminumnya rutin tanpa jeda. Menurutnya pil-pil itu lebih mirip penawar racun dibanding vitamin.

Shinichi sedikit kecewa, tapi tak menunjukkannya pada Haibara. Toh, ia sudah menduga ini bakal terjadi. Malah ia bersyukur bukan jantung atau organ penting lainnya yang melemah. Ia lebih memilih berjalan dengan tongkat atau tidak berjalan sama sekali, dibanding konsekuensi seandainya ia tidak menelan penawar itu. Toh kelemahannya bisa ditutupi lewat penemuan canggih professor Agasa. Semua peralatan itu seperti milik Conan, hanya saja sepatunya kini pantofel, sabuk dan jam-nya kini bergaya lebih dewasa dan ia masih menyimpan dasi kupu-kupunya.

Terdengar suara ketukan, "Shinichi-kun," Subaru-san masuk ke dalam kamar sambil membuka satu matanya. Senyumnya tidak menunjukkan apapun, sebuah topeng sempurna mahasiswa teknik yang tidak berbahaya. Hilang sudah mata predator, digantikan gestur elegan. Tatapan paranoid lenyap bersama senyum dan bahu yang rileks. Shinichi masih mencium bau tembakau tertinggal, tapi tertutupi wangi mint kuat. Pria itu memakai kerah tinggi berwarna gelap, menyembunyikan alat pengubah suaranya. Jas tak terkancing menegaskan kesan terpelajar seperti kacamata yang dipakainya. Ia tidak menyembunyikan darah campurannya dengan warna pirang merah muda rambut yang ia pilih, karena jelas tinggi badannya tidak seperti pria Jepang kebanyakan. Tapi pilihan rambut itu juga menutupi ciri khas darah Inggris Akai Shuichi.

Pria itu menyodorkan koran padanya.

Shinichi terkesiap. "Ini... Ukh, aku tahu cepat atau lambat ini akan terjadi," katanya sambil menatap judul berita, Heisei Holmes Kudou Shinichi Kembali, "tapi aku tidak percaya bisa secepat ini." Shinichi meneruskan membaca artikel tentang berbagai spekulasi menghilangnya dirinya selama dua tahun. Dari foto yang diambil, rupanya ada wartawan yang memergokinya di bandara saat ia terbang bersama Subaru ke US. Spekulasi yang tertulis disana tampak cukup berbahaya, karena hampir bisa dikatakan mendekati kebenaran.

Jika orang dengan informasi yang tepat membaca berita ini, seperti anggota sindikat misalnya, mereka bisa menyimpulkan keterlibatan FBI dengannya. Shinichi tahu bagaimana insting luar biasa rekan media. Mereka sering mendapatkan kebenaran dari sekedar dugaan. Tapi itu juga berbahaya untuknya. Ia perlu melakukan sesuatu pada media, karena sebuah tindakan bodoh bila tidak menanggapi mereka dengan serius karena mereka adalah manusia yang mencium berita seperti Hyena lapar.

"Mereka bahkan menduga aku terlibat operasi under-cover?!"

"Maaf, aku kecolongan. Sepertinya ada yang diam-diam memotretmu dan memberikannya ke media."

"Ini bukan salahmu Subaru-san. Tidak ada yang menduga media masih tertarik padaku bahkan setelah aku hiatus selama 2 tahun. Jika melihat foto-foto ini, mereka sudah menemukanku sejak di bandara dan mengikutiku hingga ke kafe. Kebetulan saja saat itu aku terlibat kasus, jadi mereka punya bukti jelas siapa diriku," Shinichi menggigit ibu jarinya, "Tapi ini lebih cepat dari dugaan. Perhatian media datang lebih cepat sebelum aku mampu berbuat sesuatu pada sindikat."

"Jika mereka menyerang, kita tidak akan menutupi lagi keterlibatanmu dengan FBI."

Shinichi menatapnya dua kali dengan terkejut.

"Jika surat peringatan itu benar. Cepat atau lambat Sindikat akan menyadari keterlibatanmu. Mungkin sebagai Conan, kau bisa leluasa menyelidiki mereka. Tapi sekarang kau tidak punya kemewahan itu," Shuichi membukakan pintu untuk Shinichi dan memegangi lengannya sementara mereka berjalan perlahan menuju lantai bawah. "Kita akan melihat pergerakan mereka. Jika mereka menyerang, maka kami akan terang-terangan melindungimu."

The Silver Bullet and His SniperWhere stories live. Discover now