05 || only two of

102 64 28
                                    

"Ka ini kan bukan jalan kerumah Shafa," tanya Shafa heran, padahal tadi ia sudah memberitahu Alan dimana alamat rumahnya, Tapi Alan malah membawanya pergi membuat Shafa sendiri bingung dimana ia sekarang.

Alan memberhentikan motornya di tepi jalan, ia menoleh pada Shafa. "Makan dulu ya, gue laper." sebelum mendapat jawaban dari Shafa Alan sudah menghidupkan motornya lagi lalu melanjutkan perjalanannya kembali.

Shafa hanya membuang nafas, Alan bilang tadi katanya mau nganter pulang doang kan?? Tapi yasudahlah untuk kali ini ia turuti kemauan cowok itu.

Setelah menempuh jarak yang cukup lama, mereka sampai juga di sebuah gedung apartemen milik orang tua Alano. Kalau pulang sekolah Alan bahkan sering sekali ke apartemen ini menghabiskan waktunya sampai sore.

Alan membuka helmnya bersamaan dengan Shafa yang turun dari motor. "Ko malah bawa aku kesini ka?" Shafa yang kebingungan kian menatap Alan dan apartemennya secara bergantian.

"Iya, kita makan dulu disini. Disini kebetulan ada restoran nya juga kok," jawab Alan kemudian menarik tangan Shafa untuk ikut bersamanya.

Sebelum mereka masuk, Shafa melihat dua orang yang memakai baju hitam sedang berjaga di dekat pintu, lalu kedua laki-laki itu memberi hormat dan mempersilahkan Alan dan dirinya untuk masuk. Shafa yang melihat itu jadi aneh, menurut nya terlalu berlebihan seperti tamu penting padahal mereka bukan siapa-siapa.

Saat di dalam. Kini Shafa termenung, matanya memandang takjub nuansa apartemen yang baru di lihat nya, semua barang-barang di lapisi kemewahan yang luar biasa, dan biaya penginapan di sini juga pasti sangat mahal.

"Bagus banget ya. Gede lagi," kagum Shafa, mata hitamnya terus ber putar-putar.

"Nanti lo kenalan sama pemilik apartemennya ya," ujar Alan seraya menekan tombol lift, Mereka berdua pun masuk ke dalam lift tersebut.

"Kamu emang kenal?" tanya Shafa.

"Cieee, kamu."

"Eh.. Ma-maksud aku, kaka emang kenal?" tanyanya lagi.

"Kenal," jawab alan singkat.

"Terus sekarang kita mau kemana?" tanya Shafa ingin tahu.

"Lo ikut aja, ntar juga tau."

Setelah lift terbuka, Alan menarik tangan Shafa lagi. Dan mengajaknya ke salah satu ruangan khusus, kebetulan ia membawa kuncinya. Tak tunggu lama pintu terbuka, Alan dan Shafa sama-sama masuk walaupun ada keraguan salah satu dari mereka.

"Assalamualaikum pa," Alan menghampiri pria paruh baya yang sedang menikmati kopinya di dekat jendela. Pria itu menoleh, lalu tak lama senyumnya merekah Menatap  anak semata wayangnya datang.

"Wa'alaikumsalam. Kamu sudah pulang," ucap Alfa, papa Alan.

Alan mengangguk, mencium tangan papanya sopan.

"Mama kamu tadi kesini. tapi cuma sebentar," terang Alfa pada putranya.

"Alan udah kasih tau mama ko, kalau Alan mau ke papa," jelas Alan.

"Bagus kalo begitu, biar mama mu ngga khawatir." ucap Alfa.

"Kamu udah makan?"

Redup✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang