06 || Never Mind

95 61 23
                                    

Aduh aku telat"((

Widafani : nah loh, gerbang udah mau di tutup.

AkilaMarsha : Mampus lo di hukum.

iiihh gimana dong??

Shafa memasukan cepat hp nya ke dalam tas, sebelum meraih tasnya ia mencepol asal rambutnya, balasan dari teman-temannya membuat Shafa langsung heboh sendiri. Ia buru-buru keluar kamar lalu menuruni anak tangga dengan tergesa.

"Loh Sha, kamu telat?" Alin tiba-tiba muncul di hadapan Shafa, saat Shafa akan sampai ke pintu.

"Bunda, ngga ke butik?" tanya Shafa.

Alin menggeleng. "hari ini bunda libur, ada renovasian di butik bunda," jelas Alin.

"Yaudah kalo gitu, Shafa langsung berangkat ya. Udah telat banget nih bund," ucap Shafa tak santai.

"Kirain bunda kamu udah berangkat dari pagi," ucap Alin.

Shafa menyalami Alin, sudah tidak ada waktu lagi untuk berlama-lama. "Assalamualaikum bunda," ucap Shafa kemudian membuka pintu, dan berlari cepat. Disusul oleh Alin yang juga keluar dari rumah.

"Hati-hati Shafa!" teriak Alin melihat Shafa yang sudah jauh dari pandangannya. Ia hanya geleng-geleng kepala, Semoga saja anak itu sampai tepat waktu dan tidak terkena hukaman.

***

Tiiitt!! Tiiitt! Tiiit!!

Bunyi kelakson dari luar gerbang sekolah, mengejutkan kedua security yang sedang berjaga di dalam, Pak Asep salah satu security yang sudah bekerja belasan tahun di SMA Lingga itu terus memperhatikan mobil merah yang sudah ia kenali siapa pemiliknya.

"Woyyy! Bukain!!" teriak Syarell dari dalam mobil.

Pak Asep, membuka sedikit gerbangnya lantas keluar. "Mas El, kenapa terlambat lagi?" tanya pak Asep. Ia sudah tidak heran lagi, jika Syarell yang ia temui sekarang.

"Bapak banyak tanya deh! udah bukain aja si, bentar lagi masuk nih, saya gamau di hukum pak," ujar Syarell panjang lebar.

"Tapi kan Mas El udah keseringan terlambat. Kalau terus saya ijinin saya juga nanti yang kena omel kalau sampai ketahuan," ucap Pak Asep.

"Bapak mau di pecat?" El menaikan kedua alisnya. Sengaja menakut-nakuti pak Asep.

"Yang bisa pecat saya itu Mas Alano, bukan Mas El," ucap Pak Asep.

El menggerutu di tempat. "Tapi kan saya sahabatnya!" balasnya tak mau kalah.

Pak Asep membuang nafasnya kasar, kalau sudah bawa-bawa sahabat. ia juga bisa apa. Secara memang pemilik yayasan Sekolah ini adalah papanya Alan, dan Syarell mempunyai titel kata sahabat Untuk menjadi ancaman kalau ia sedang terlambat.

"Sebentar," Pak Asep berjalan menuju gerbangnya lagi. Dan membukanya lebar-lebar. Sebelum ia menyuruh Syarell untuk masuk, seorang gadis yang habis berlari kini berhenti tiba-tiba.

"Pak, saya telat nih," Shafa menetralkan detak jantungnya sesaat. Untung saja gerbang masih di buka, ia sudah was-was ketika di angkot tadi.

"Ehh Ehh mau kemana kamu?!" Pak Asep menghalangi jalan Shafa ketika gadis itu hendak masuk.

"Mau masuk kan pak?" tanyanya polos.

"Enak aja. Kamu itu udah telat," ujar pak asep.

Shafa hanya bengong di tempatnya, lalu menoleh kesamping kiri dan mendapati El disana. laki-laki itu juga sedang memperhatikannya, dengan semburat datar seperti biasa.

Redup✔Where stories live. Discover now