#2

1.2K 125 46
                                    

Jadwal kuliah Naya untuk hari ini baru saja berakhir dengan keluarnya Prof. Saban dari kelas. Akan tetapi, ini bukan berarti Naya dapat pulang dan bersantai di rumah, sebagai asisten Prof. Salim, hari ini ia ditugaskan untuk menggantikan sang profesor yang sedang berhalangan mengisi kelas.

Naya pun membereskan barang-barangnya, lalu bergegas ke gedung tempatnya mengajar nanti. Untung saja jarak dari tempatnya tadi tidak terlalu jauh, cukup berjalan kaki beberapa menit ia pun tiba di tujuannya.

Walaupun sudah sering ke Fakultas Teknologi Industri untuk menemui Prof. Salim, jujur saja Naya masih merasa grogi. Soalnya, ini baru pertama kali ia mengajar mahasiswa dari fakultas lain.

Mungkin karena groginya, Naya tidak memperhatikan jalan dengan benar sehingga menyimpuk tangan seseorang yang berlawanan arah dengannya.

"Ckk. Jalan lihat-lihat dong," kesal orang yang disimpuknya sambil membersihkan pakaiannya dari tumpahan susu kotak rasa cokelat yang sedang ia minum.

"Ah, maaf. Maaf." Naya hendak turut membantu, tetapi tangannya langsung ditepis oleh pria di sampingnya itu.

"Gak usah ambil kesempatan megang-megang deh."

Naya yang awalnya merasa bersalah, kini melotot pada pria berbalut jaket parasut dan celana kargo hitam itu.

"Siapa juga yang mau megang-megang kamu?" ucap Naya dengan pandangan jijik.

"Gak usah muna deh. Cewek jaman sekarang, ketebak banget triknya."

"Sinting!" Mengabaikan rasa bersalahnya, Naya memilih pergi meninggalkan pria tadi yang terdengar masih mengomel.

***

Siapa yang menyangka jika pria tadi adalah salah satu mahasiswa yang akan Naya ajar? Mengabaikan eksistensinya, Naya pun menyalurkan daftar presensi dan memulai kelasnya.

Selesai membawakan materi yang telah ia siapkan, Naya pun mengambil daftar presensi yang kini telah kembali ke mejanya dan menemukan ada satu orang yang absen.

"Ini Hidan Zean Ananta ada yang tau kenapa gak hadir?"

"Itu saya, Bu." Terdengar suara dari arah bangku barisan belakang yang ternyata dari pria yang tadi disimpuknya.

"Gak ada yang tau, ya? Oke berarti absen." Naya pun mencoret nama Hidan di daftar hadir yang membuat Hidan gantian melotot disertai tawa teman sekelasnya.

Hingga kelasnya benar-benar selesai, Naya masih dalam mode mengabaikan keberadaan Hidan. Padahal pas sesi tanya-jawab, Hidan beberapa kali mengangkat tangan, tetapi Naya seolah tak melihat dan mendengar eksistensinya.

***

Langit mulai gelap ketika Naya selesai mengajar, ia pun segera menelepon Tara yang tadi pagi berjanji akan menjemputnya.

"Tar, aku udah selesai nih."

"Aku lagi ada urusan, gak bisa jemput kamu," ucap Tara dari seberang sana.

"T—Tapi...."

"Kamukan bisa balik sendiri? Jangan manja gitu dong. Aku juga punya kesibukan."

"Iya, iya, maaf."

Setelah itu Tara tidak membalas lagi, justru memutuskan panggilan mereka. Naya hanya dapat menghela napas jika seperti ini, hingga sekarang Naya masih kesulitan menebak kemauan kekasihnya itu. Padahal, kalau bisa dibilang Naya selalu memberikan apapun yang Tara inginkan.

Naya pun memutuskan untuk berjalan hingga gerbang, sambil memikirkan ingin pulang dengan apa. Berjalan beberapa meter, sebuah vespa biru berhenti di sampingnya.

"Bu, sini saya antar," ucap Hidan dari atas motor.

"Gak usah."

"Yah si Ibu masih marah. Saya suka deh sama cewek yang doyan marah-marah."

"Sinting!" maki Naya untuk kedua kalinya hari ini. Ia pun mempercepat langkahnya dan ketika ada angkot yang lewat ia segera naik dan meninggalkan Hidan beserta vespa tuanya.

Tbc....

Ini lama banget mikirnya, hasilnya malah gak jelas gini grrr. Di part pertama udah aku tambahin visual castnya ya 😁

 Di part pertama udah aku tambahin visual castnya ya 😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lee Hangyul as Hidan Zean Ananta

2 Desember 2019

LOVE FOOLISH (31DWC) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang