#8

504 94 9
                                    

"Maaf ya, De, jadi repotin kamu," ucap Naya dengan sungkan pada Dea yang kini sibuk memasakkan bubur untuk Tara.

"Gapapa ih, Kak, kek sama siapa aja."

Kalau dalam kondisi seperti ini, Dea merasa Tuhan memang adil. Wanita secantik, pintar, dan punya bisnis yang sukses seperti Naya, diberi kekurangan tidak tahu menahu tentang urusan dapur.

Makanya, pas dapat telepon oleh Tara jika ia sedang demam, Naya langsung meminta tolong pada Dea, si penanggung jawab masalah perut penghuni rumah, untuk memasakkan bubur.

Begitu bubur ayam buatan Dea telah matang, Naya langsung mengambil alih untuk memasukkannya ke dalam kotak makanan.

"Beruntung banget ya Kak Tara punya pacar kek Kak Naya," komentar Dea melihat begitu telatennya Naya menyiapkan makanan untuk dibawa ke tempat Tara.

"Beruntung apa sih, De, kan ini wajar banget."

"Iya sih. Ada lagi gak Kak yang mau dimasakin?"

"Ini aja udah cukup banget, De. Makasih ya."

"Iya, Kak. Kalau gitu Dea ke kafe dulu, ya Kak." Memang selain membantu Naya mengurus online shop-nya, Dea juga bekerja part time sebagai waiters di sebuah kafe untuk membiayai hidupnya. Beruntung pamannya bekerja pada orang tua Naya, sehingga ia diizinkan tinggal di sini tanpa biaya sepersen pun.

"Bareng aja, De, Kakak juga udah selesai ini."

***

Setelah mengantar Dea ke kafe, Naya langsung lanjut ke apartemen Tara. Karena password apartemen Tara adalah hari ulang tahun Naya sendiri, Naya tak perlu Tara untuk membuka pintu agar ia dapat masuk ke dalam.

Naya pun langsung menuju dapur untuk memindahkan bubur buatan Dea ke mangkuk lalu membawanya ke kamar Tara.

Di dalam kamar, Tara sedang tertidur dengan gelisah dan wajahnya pun tampak sangat pucat, membuat Naya tidak tega melihatnya.

"Panas banget," gumam Naya setelah menyentuh dahi Tara untuk memeriksa suhu tubuhnya.

"Tar. Tara, bangun." Naya menepuk pelan lengan kekasihnya itu untuk membangunkannya.

"Ini ada bubur, kamu makan dulu, ya. Terus minum obat." Karena Tara makan sangat lambat, Naya berinisiatif untuk menyuapinya.

"Makasih, ya, Yang," ucap Tara dengan suara seraknya begitu Naya selesai membantunya meminum obat.

"Iya, istirahat sana biar cepat sembuh."

Kalau seperti ini, wajar saja Dea berkata jika Tara sangat beruntung memiliki Naya. Sayangnya, Tara terkadang terlalu buta untuk melihat seberuntung apa dirinya.

Beberapa kali disakiti, Naya tetap saja bertahan. Mungkin efek terlalu ragib, Naya menjadi sebodoh itu. Termasuk kejadian saat ditinggal di bioskop, Tara baru muncul dua hari kemudian dengan alasan orang tuanya sakit jadi ia tiba-tiba pulang tanpa pamit. Hanya dengan penjelasan singkat itu, Tara kembali mendapatkan maaf dari Naya.

Tbc....

8 Desember 2019

LOVE FOOLISH (31DWC) ✔Место, где живут истории. Откройте их для себя