Chapter 1 : (P) Ultra-Classified

471 40 59
                                    

(P) Prolog

BAHASA INDONESIA ALERT! IF YOU CAN'T READ THIS STORY FOR FOREIGNER, I SUGGEST TO USE GOOGLE TRANSLATE ADD-ONS!

Peringatan: konten ini mengandung kalimat yang menggambarkan kebencian maupun sebagainya.

Dan juga folks, Chapter Prolog ini mengandung banyak unsur kemiliteran walaupun authornya nggak pernah join militer (pengalaman dari gaem). Kalo misalnya beberapa dari kalian ada yang salfok atau ngelag pas ngeliat tulisan-tulisannya, bisa tulis di kolom komentar biar gak kosong kayak hatiku.

Karena ini habis di revamp, mohon maaf bagi kawan sekalian yang sudah lengket dengan cerita yang lama, ga jauh beda kok :D kayaknya

Enjoy !

Thank you

*****

Kandahar, Afghanistan Selatan

03:00 pagi

Gelapnya malam masih menyelimuti hari, tenangnya pagi rusak oleh suara bising rotor helikopter yang lepas dan landas dari helipad, hembusan angin dingin masih dapat dirasakan oleh penjaga gerbang markas. Pesawat kargo terlihat di langit Afganistan, mulai dari yang ukuran kecil, hingga yang besarnya, cukup untuk mengangkut sebuah tank tempur.

Markas dari angkatan bersenjata multi-nasional NATO ini sangat sibuk belakangan ini, pekerjaan mereka mulai dari pengiriman logistik antar markas sampai dengan menggempur posisi tempur pemberontak. Sebuah pekerjaan yang menarik, untuk beberapa orang, dan ada yang tidak demikian. Ada yang bertempur karena hobi, ada yang bertempur karena sebuah kewajiban. Seseorang dengan pakaian dinas, lengkap dengan atribut seperti topi hingga pistol di sarungnya nampak terburu-buru dalam jalannya, yang terlihat seperti orang yang buta map.

"Buset, belum mandi, baunya sangat memikat. Baru kemarin disuruh libur, udah ready anime 'mantep' malah disuruh nguli lagi" Keluh dari orang berseragam itu.

Dari bangunan asrama perwira militer menuju gedung komando cukuplah jauh, bisa dibilang dia harus melewati beberapa gedung, mulai dari bangunan persenjataan, rumah sakit, barak tentara, sampai ke bengkel tentara spesialis zeni / engineer. Sebuah hal yang dapat dibanggakan, jika kau adalah seorang yang pemalas, diterima sebagai perwira militer yang memegang kendali atas sebuah peleton dari divisi lapis baja istimewa NATO, bisa bangun pagi dari kasur empuk dan menemui Komandan Pasukan Darat NATO dengan tepat waktu, yaitu Kapten James Cooper William.

Kapten William sudah menunggunya di ruang komandonya.

"Satu menit. Kau terlambat, Komandan" Tanya Kapten William dengan sedikit meninggikan suaranya kepada orang berseragam yang merupakan seorang Komandan itu.

"Ada masalah terjadi, sudah ditangani. Jadi, ada sesuatu sebelum aku kembali lagi ke asrama?"

William memberikannya sebuah surat didalam sebuah amplop, dengan stempel "Ultra-Classified". Ultra-Classified bagi seorang jendral, ia akan kaget, panik, kejang-kejang saat menerimanya, jika yang menerimanya adalah seorang komandan peleton dari sebuah divisi lapis baja...

Apakah ia akan langsung meninggal?

Tentu tidak.

"Ultra-Classified yang ditujukan kepada seorang perwira tingkat bawah, sesuatu yang dunia militer jarang saksikan, betul Kapten? Jika bukan aku, dia pasti sudah langsung menarik pistolnya dan melepaskan tembakan ke kepalanya sendiri". Ucapnya dengan santai, walau dengan kenyataan tangan gemetar yang memegang amplop itu.

"Pertanyaanku, darimana kau bisa mendapatkan surat gila ini?!"

"Kau tahu? Aku memiliki banyak teman".

Stranded In A New World (Revisi + Slow Update)Where stories live. Discover now