1|One

71 18 36
                                    

Setelah selesai melaksanakan rutinitas hari Senin yaitu upacara bendera semua siswa siswi SMA Bina Jaya berhamburan keluar lapangan.

"Kak Gavian!!" teriak salah satu siswi di lorong sekolah.

Gavian menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang, "ya?" sahut Gavian.

Siswi itu menjawab, "Aku disuruh pa Tomi buat manggil kak Gavian ke gerbang sekolah utama sekarang kak."

"Aduhh, jangan lari larian lagi. Nanti kamu jatuh. Ya udah saya ke gerbang sekarang," ucap Gavian lalu meninggalkan siswi itu di lorong sekolah yang sedang ramai.

Banyak sekali siswa siswi yang menyapa Gavian setiap paginya.

Setelah sampai di depan gerbang utama Gavian menyampar pak Tomi. "Pagi pak, bapak manggil saya?" tanya Gavian memastikan.

"Pagi Gavian, Gav tolong kamu urusin siswa siswi yang telat ini, saya ada urusan dan saya percaya kepadamu."

Gavian menganggukan kepalanya sambil menjawab, "oke pak."

Pak Tomi meninggalkan gerbang dan berjalan menjauh dari sana.

Gavian melihat di depannya ini ada 3 siswi dan 2 siswa.

Gavian memincingkan matanya, salah satu dari 3 siswi itu adalah orang yang kemarin ia tabrak di koridor sekolah.

"Kenapa kalian telat?" tanya Gavian kepada siswa siswi yang terlambat yang berada di hadapannya saat ini.

"Dan kamu anak baru, baru sekolah kok udah terlambat masuk sekolah?" tanya Gavian sambil menunjuk ke arah Caca.

Caca yang melihat itu hanya memasang wajah sinis dan berkata, "kaya ga pernah telat aja lu!"

Siswa siswi yang berada di sana menatap Caca kaget. Karena sebelumnya belum ada yang berani membentak Gavian di sekolah ini termasuk guru guru.

"Kok ngegas? Saya nanya baik baik loh," seru Gavian.

"Gua ga ngegas, gua emang gini kalo ngomong," balas Caca.

"Karena anda ga punya sopan, santun dan etika kah?" balas Gavian sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Luh ngatain gua?" ucap Caca seraya menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuknya.

Caca berjalan kehadapan Gavian dan berucap, "ngaca pak bos."

Kemudian Caca melangkah kan kakinya untuk meninggalkan tempat itu, tapi belum beberapa langkah tangannya sudah di tarik Gavian.

"Mau kemana? Lu belum gua hukum!" Kini Gavian sudah menjadi bahasa gua elu berarti dia sudah tidak bisa di ajak kompromi.

"Gua? Mau ke kelas lah! Mau belajar, lu kira gua mau kemana? Ke club?" jawaban Caca seraya terkekeh sinis.

Gavian mencengkeram pergelangan tangan Caca.

"Awhhh sakit!" lirih Caca sambil berusaha melepaskan cengkraman tangan Gavian di pergelangan tangannya.

"Kalian istirahat pertama bersihkan WC! Buat perempuan bersihkan WC perempuan dan buat cowo bersihkan WC cowo!"

"Siap kak," sahut semuanya yang berada di depan Gavian.

Sedangkan Caca masih berusaha melepaskan cengkraman tangan Gavian di pergelangan tangannya.

"Lepas!!!" gumam Caca.

"Ga akan gua lepas sebelum lu ikut gua ke ruang OSIS!" ucap Gavian kemudian Gavian menarik Caca untuk ke ruang OSIS.

Ketika mereka melewati koridor sekolah banyak sekali yang menatap Gavian dan Caca dengan pandangan kagetnya. Dan banyak yang berteriak histeris karena baru pertama kalinya Gavian terlihat blakblakan memegang tangan seorang wanita di sekolah ini.

Gavian and CacaWhere stories live. Discover now