Chapter : 20

19.1K 1.8K 322
                                    

Vote!
.



Jungkook menghentikan langkahnya tepat di depan ruang kerja Taehyung yang terletak di sayap kanan mansion, Ia menghela nafas panjang sebelum memutar kenop Pintu, mendapati Taehyung tengah berdiri sembari menatap keluar jendela dengan dua tangan yang terlipat.

Tak menunggu lama Jungkook pun membuka suara "Anda memanggil saya, Tuan?"

Taehyung mengalihkan pandangan, menoleh sekilas lalu berbalik sepenuhnya "Duduklah"
Pintanya yang segera diangguki Jungkook, pemuda itu segera menempati salah satu Sofa di ruang tersebut, begitupula dengan Taehyung yang menyusul. Keduanya kini duduk berhadapan. Keheningan terbentang cukup lama— Jungkook yang masih setia dengan pose kaku dan Taehyung yang mulai mengeluarkan sepuntung rokok kemudian membakar ujungnya. Tak lama setelah itu—Suaranya mengudara. "Apa Kau masih ingat, Jungkook? dulu—aku pernah meminta motor cross Sebagai hadiah Natal. Namun karena tak tega melihat mu menatap motorku dengan mendamba, Aku meminta Ayah menghadiahkannya untuk dirimu juga" Taehyung Berkata sembari menyelipkan sepuntung rokok itu di cela bibirnya. "Lalu saat Ayah Membelikanku video game versi terbatas, Aku pun memainkannya bersamamu, kita bermain bergantian. Ingat?" Tandasnya.

Kening Jungkook mengerut samar. Ia berusaha mendalami maksud Taehyung yang tiba-tiba mengingatkannya akan masa kecil mereka. Jungkook tak berniat menyahut dan memilih diam, dengan raut wajah yang mulai berubah serius tak lagi sedatar biasanya.

Dan seakan tahu apa yang dipikirkan pemuda dihadapannya, Taehyung melanjutkan. "Sejak kecil, Posisi ku sebagai anak tunggal membuatku tak suka berbagi. Tapi setelah kau datang, kutanggalkan sikap egoisku itu" Tuturnya masih tenang. "Makanan, tempat tidur, mainan—– juga kasih sayang orang tua ku"

Taehyung menjeda sesaat
Kepulan asap rokok keluar dari mulutnya. "Tapi itu—–tidak berlaku untuk wanita, Jungkook."

"Aku tak pernah keberatan membagi segalanya denganmu, Tetapi Wanitaku—miliku!" Kalimat Tersebut diucapkan Taehyung penuh penekanan, Ia bahkan mengarahkan telunjuknya di atas meja seakan ingin benar-benar menegaskan kepemilikannya. "Dan aku tak akan Sudi membaginya dengan siapapun." Tandasnya.

"Jika Anda mengklaim dirinya sebagai milik anda, maka jagalah baik-baik, perlakukan dia dengan pantas, sebelum dia menemukan seseorang yang sanggup membuatnya merasa lebih nyaman" Jungkook menyela tenang. "seseorang yang bukan Anda tentunya." Tandas pemuda itu tak kalah menohok.

Lantas saja penuturannya Tersebut membuat Taehyung terkekeh sinis, Ia tarik puntung rokok dari bibirnya kemudian mengepulkan asap nikotin itu ke udara, Sebelum Berkata.

"Apa itu sebuah ancaman?"

"Sejujurnya Bukan, Anda bisa menganggapnya Nasehat" Ralat Jungkook, datar.

Kedua alis Taehyung terangkat, penuh antisipasi. "Terdengar seperti peringatan"

"Terserah, Jika Anda menganggapnya seperti itu" Jungkook tahu Taehyung tengah berusaha menahan kesal— dilihat dari rahangnya yang sekarang mengetat kuat. Permukaan wajah Taehyung yang memerah karena emosi itupun tak luput dari pandangany, dan respon seperti itu membuat Jungkook serta-merta menarik sudut bibirnya samar.

Bisa Ia prediksikan umpatan seperti apa yang akan ia dapatkan dari tuanya tersebut.

(...) Hening.

"Jika tidak ada lagi yang-"

"Get the fuck out of here!" Umpat Taehyung padanya. Tak membentak, hanya sebuah desisan sarkas dengan tatapan yang menajam mengerikan.

The PrisonerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang