GEGAR 41 - Manis

2.3K 86 0
                                    

SELAMAT MEMBACA GAR & GERARD BAGIAN "Manis"

JANGAN LUPA UNTUK MENINGGALKAN VOMMENT YA. JANGAN SIDERS PLEASE 😊

SORRY FOR TYPO AND HOPE YOU LIKE THIS PART GUYS 

↔↔↔

'Dia yang tambah manis, atau cuma firasat gue?'

Garlea

↔↔↔

Esoknya Gerard menjemput Gar seperti biasanya, kini cowok bule itu sudah berada didepan pintu rumah Gar.

Diketuknya pintu kayu itu berkali - kali hingga sang pemilik rumah itu membukakan pintunya, dihadapannya berdirilah seorang cowok dengan seragam sekolah yang jelas melanggar tata tertib. Tak perlu dijelaskan lagi, siapapun pasti tahu cowok itu.

"Mau jemput adik gue kan? Masuk, dia masih dikamar" suruh Liam santai, kemudian cowok itu menyuruh Gerard masuk dengan gaya acuh tak acuh.

Sesampainya di ruang tamu, Liam meneriakkan nama Gar sambil menyuruh gadis itu keluar.

"GAR! COWOK LO NIH UDAH DATENG BUAT JEMPUT LO!" teriak Liam menggelegar, suaranya mambuat kuping siapapun berdengung. Termasuk telinga Gerard.

"IYA BANG LIAM! SURUH NUNGGU SEBENTAR" jawab Gar tak kalah keras dari kakaknya.

"Heh! Bisa gak teriak - teriak gak? Mentang - mentang mama sama papa gak ada aja lo seenaknya, ingat kalau lo punya tetangga" tegur seorang cowok yang tiba - tiba muncul dari balik pintu dapur.

Cowok itu mengenakan kaos oblong berwarna hijau dan celana santai berwarna putih, ia mengenakan celemek berwarna pink.

Gerard menduga kalau cowok itu adalah Vale, kakak angkat Gar.  Sebenarnya Gerard ingin tertawa keras saat melihat penampilan lucu cowok itu.

Mengingat cowok dihadapannya ini kakak dari pacarnya, Gerard mengurungkan niatnya.

Diliriknya Liam yang membalasnya dengan cengiran tengilnya, "iya Vale, sorry hehehe. Gue mau berangkat, jemput bebeb gue. Bye - bye" pamit Liam.

Kemudian cowok itu menyahut tasnya dan meninggalkan ruang tamu.

Bersamaan dengan itu, terdengar suara langkah kaki dari tangga.

Sontak kedua cowok itu menoleh ke sumber suara itu, "hadehhh, udah setengah tujuh lewat aja. Kak Vaaleee kok Lea tadi dibiarin bangun kesiangan sih" gerutu Gar sambil mencebikkan bibirnya kesal.

"Ya udah, buruan sarapan sana. Ajak cowok lo gih, siapa tahu belum sarapan" suruh Vale kepada adiknya.

"Sarapan dulu, gak baik berangkat gak sarapan. Udah gue buatin pancake keju favorit lo" bujuk Vale.

"Hmm, gue bawa ke sekolah boleh?" tawar Gar.

"Ya udah, tunggu disini sebentar, gue siapin" terima Vale. Kemudian cowok itu menghilang dari balik pintu.

Ada secuil rasa iri saat melihat kebersamaan kedua kakak adik yang tampak akrab itu.

Gerard menggeleng - gelengkan kepalanya begitu sebuah bayangan indah itu berkeliaran dipikirannya, andai saja kejadian itu tak terjadi. Mungkin Gerard tak akan seperti sekarang.

GAR and GERARD ✔Where stories live. Discover now