Another Part Lives in Me

142 17 8
                                    

"A—Aku tertidur berapa jam?!" Si surai hitam terbangun kaget, jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Ia kesiangan. Hari ini ada wawancara global yang sangat penting dimulai pukul 11 pagi. Akutagawa terburu-buru keluar sampai hampir tersandung tangga.

"Astaga kak! Ngapain sih???" Tanya Gin terkejut, "Pelan-pelan jalannya dong!", "Gomenne—aku terlambat, harus segera pergi," Tukas Akutagawa singkat, padat, dan jelas. "Eh, chotto! Kakak belum sarapan!", "Itu—nanti saja,"

***

"Sial sial sial—aku lupa ada Chuuya-san di kamar. Apa dia masih di situ atau sudah pulang???" Batin Akutagawa menyesali dirinya yang terburu-buru tidak karuan itu. Tapi ah, apa boleh buat. Dia juga lupa sarapan segigitpun. Ia tidak tahu keadaan Chuuya. Apa-apaan hari ini diawali dengan kerusuhan di pagi hari. "Apa aku balik saja ya—ah tapi sudah dekat..." Batinnya. Ia melamun sambil berjalan di dekat gedung siaran. Sepertinya ia merasa jengkel, kenapa tidak ia cek dahulu Chuuya-san sedang apa atau di mana? Bahkan ia sendiri tidak ingat apakah Chuuya masih ada di kamarnya atau tidak, saking terburu-burunya dia.

"Ohayou mo, Akuta—"

"HAH?! APA?! DIMANA?!"

"A—Akutagawa-san???" Wanita pirang itu ikut terkejut melihat reaksi Akutagawa yang seperti tertabrak sesuatu. "Oh—ternyata kau Higuchi..." Akutagawa menghela napas, "Gomen—tadi melamun,", "Eh??? Daijobu—tak masalah!" Tukas Higuchi menggelengkan kepalanya, "Sepertinya Anda melamun soal sesuatu. Ada masalah?"

"Ii'e... hanya terpikir suatu hal saja..." Sanggah si surai hitam lagi.

"Ah ya... kalau Anda tak keberatan... aku mau memberitahu sesuatu," Ucap Higuchi tanpa basa-basi, membuat si surai hitam menoleh sepenuhnya ke arah wanita pirang itu, "Chuuya-san ke mana ya? Kemarin pelayan pribadinya di mansion dia mencarinya. Sepertinya ia pergi tapi tak kembali,"

Si surai hitam memalingkan wajahnya, "Etto... dia..."

"...Menginap bersama Akutagawa-kun," Sebuah suara membuat Akutagawa terkejut.

"Kouyou-sama?" Tanya Higuchi, "Chuuya-san menginap bersama Akutagawa-san?!!!"

"Astaga ini memalukan—" Batin Akutagawa memerah. Astaga, pagi-pagi sudah rusuh. Higuchi malah terlihat berbinar-binar mendengarnya, dengan Kouyou yang tersenyum manis di hadapannya. "Akutagawa-san!!!!" Seru Higuchi tersenyum lebar, "Hontou ni?!!"

"Urusai Higuchi—aku harus buru-buru—ja, mattane!" Ucap Si surai hitam yang berlari kecil menuju gedung tempat ia bertugas pertama kalinya secara formal. Higuchi tersenyum lebar menatap Kouyou yang tersenyum penuh arti. Sepertinya Kouyou juga mulai paham rahasia yang disimpan si surai hitam.

*

*

*

"Untunglah kali ini tidak ada Dazai-san yang akan membuatku... terpancing..." Pikir Akutagawa lega. Ia celingukan di dalam gedung dan tidak ada Dazai yang terlihat di setiap sudut gedung.

•••

"Kau menyukainya ya?"

"Bu—bukan begitu—"

"Yah, kuberitahu kau sesuatu, oke?"

"A—apa?"

"Jangan dekat-dekat dengannya, atau mungkin suatu saat akan kubuat menyesal,"

•••

Jadi, kemungkinan wawancara ini akan berjalan sangat lancar.

Mori juga tidak ada. Ia ada dinas keluar kota dan tidak bisa mengiringi Akutagawa dalam kesehariannya yang baru dengan jadwal yang siap menunggu di depan mata.

***

"Selamat datang di Yokohama Lines, saluran berita hari ini adalah wawancara live langsung dari narasumbernya, artis debut terbaru kita, Akutagawa Ryunosuke waktu dan tempat kami persilakan. Jadi, Akutagawa-san, sudah berapa lama Anda tertarik ke dunia fantasi?"

"Etto... mungkin sejak umur 16..."

"Bisakah Anda menceritakan detailnya?"

"Yah... di umur yang masih muda... tentu saja kreativitas kita dan bidang artistik akan berkembang, dan tentu saja ide kreatif dan inovasi takkan lepas dari kita di usia muda. Namun, saya sendiri masuk ke dunia penyanyi dan pemusik ini karena... ehm... diajak seseorang,"

"Soukka nee... naru hodo... sepertinya sangat menarik. Bagaimana pendapat Anda tentang dunia penuh hiburan ini? Apa tujuan Anda masuk ke bidang ini?"

"Mungkin salah satu alasannya adalah saya ingin berusaha melakukan semua sendiri, untuk tidak merepotkan orang lain seperti dulu, menjadi orang yang bisa diakui di masyarakat meskipun saya sebenarnya..."

"Chotto—aku kebablasan!"

"Ano... sepertinya kurang lebih begitu," Tukas Akutagawa berhenti.

"Sou? Apakah ada orang yang selalu ada untuk menyemangati Anda?"

"...ada, dua orang,"

"Bisa disebut siapa saja dan alasannya?"

"Etto... yang pertama tentu saja ada adikku, Gin, yang selalu mendukung karirku seberat apapun itu... ia selalu bisa memutarbalik keadaan bagiku bahkan menghiburku..."

"Ah... memiliki saudari ada untungnya ya... jadi, siapakah orang keduanya?"

"Etto... salah satu rekan satu agensi saya..."

"Siapakah itu jika kita boleh tahu?"

"Namanya..."

Chuuya Nakahara

Gaze Upon MusicWhere stories live. Discover now