Part 1✔

85.9K 2.2K 74
                                    

Happy Reading and
Always Happy

☆☆☆☆

"Mah jangan ya mah, bujuk papa biar mau batalin perjodohan ini"

Aku terus merengek pada Mamah agar mau membujuk Papah untuk tidak menjodohkanku dengan anak dari rekan kerjanya

"Ayolah mah, masa Mamah tega mau jodohin Canda sama cowo yang gak Canda cinta?"

Mamah menghentikan sejenak kegiatannya kemudian menatapku dengan seksama

"Emangnya kenapa sih kamu harus nolak segala, kan yang mau dijodohin sama kamu itu ganteng, mapan, baik, dan lagi dia itu orang kaya, Mamah yakin hidup kamu bakalan seneng kalo sama dia"

"Ih Mamah gak mau ah, kebahagiaan itu gak bisa di ukur pake harta mah, lagian juga kan umur Canda sama dia itu beda jauh, masa Canda harus nikah sama om-om sih"

Ya memang pria yang ingin dinikah-kan denganku itu sangat tampan, dia juga pemilik perusahaan ternama. Tapi, usia kami berdua cukup jauh--bahkan ku rasa selisihnya hampir sepuluh tahun

"Mana ada om-om Canda, ada ada aja kamu mah"

"Tapi mah, Mamah kan tau Canda itu belum dewasa. ngurus diri sendiri aja belum bisa, apalagi ngurus orang lain"

Mamah menghela nafas panjang kemudian duduk disampingku

"Canda, Mamah tau ini berat buat kamu, tapi Mamah yakin kok kamu pasti bisa, coba dulu ya sayang"

Ku tenggelamkan wajah di atas lipatan tangan

"Mamah kan tau kalo pernikahan itu bukan main-main--"

"Iya Mamah tau, dan Mamah yakin kamu bisa"

Aku terdiam. Jujur, aku sama sekali tidak mengira bahwa cerita Wattpad yang selalu ku baca setiap harinya kini terjadi kepadaku--dijodohkan dengan seorang Ceo tampan, saling jatuh cinta, mempunyai anak kemudian bahagia bersama--ya itu hanya ada di dalam cerita Wattpad--bahagia bersama orang yang tidak ku kenal? Hey ayolah aku masih sangat waras untuk membayangkannya.

Aku akui memang aku sangat ingin mendapatkan kisah cinta seperti cerita wattpad, bahkan mungkin ini adalah salah satu impian terbesarku, tapi tidak secepat ini--tidak disaat usiaku baru menginjak tujuh belas tahun.

"Udah mendingan kamu mandi, badan kamu udah kaya gak mandi satu bulan tau, bau banget Mamah aja sampe gak kuat gini"

"Ih Mamah.."

Aku memang belum mandi, lebih tepatnya aku hanya mandi satu kali dalam sehari, itupun jika ada yang mengajakku pergi saja, tapi ada alasan kenapa aku hanya mandi satu kali sehari--setiap aku bercermin aku melihat wajahku masih sangat cantik walaupun tidak mandi seharian--ya jika dibandingkan dengan Marni-- kambing milik mang ujang-- supir ku

"Oh iya besok calon suami kamu sama keluarganya mau kesini"

"Mau ngapain?!"

Saking kagetnya aku sampai berdiri dan sedikit berteriak pada Mamah

"Mau lamar kamu" kata Mamah dengan wajah santai

"Kok mendadak? Canda kan belum bilang setuju mah"

"Sebenernya gak mendadak, cuma Mamah lupa kasih tau kamu"

Mamah tersenyum sambil garuk-garuk bagian belakang kepalanya, membuatku sedikit jengah dengan tingkahnya

Ku tarik nafas panjang, air mataku hampir saja terjatuh tapi aku berhasil menahannya

Aku tidak mau menghabiskan masa mudaku dengan hanya berdiam diri dirumah--mengurus rumah tangga dan anak--itu pasti akan sangat membosankan

"Jangan bengong nanti kesambet"

"Tapi canda gak cinta mah"

Aku kembali protes walaupun aku tau aku tidak akan menang melawan Mamah

"Canda, kamu dengerin Mamah baik-baik--Cinta itu bisa tumbuh seiring berjalannya waktu. Mamah yakin kalo kamu udah nikah kamu bakalan cinta sama suami kamu, apalagi kata Papah kamu dia itu orang nya baik"

"Tapi mah, Canda masih mau sekolah, Canda masih mau main, Canda masih mau punya pacar--"

"Setelah nikah kamu masih bisa sekolah kok, masih bisa main juga, kalo soal pacar kan pacaran setelah nikah itu jauh lebih enak--Udah halal gak takut dosa--bebas mau ngapa-ngapain aja"

"Tapi mah--"

"Kapan mandinya kalo kebanyakan tapi?"

Entah dari mana datangnya kini Papah sudah berada disampingku, menyeruput susu hangat yang ternyata adalah milikku

"Ada banyak hal yang tidak harus sesuai dengan keinginan kita Canda, ada banyak hal yang jauh lebih baik dari rencana kita, Papah tau kamu tidak akan mudah menerima perjodohan ini-- dengan banyak alasan kamu akan menolak terus--tapi satu hal yang perlu kamu tau, ini semua Papah lakukan untuk kebaikan kamu sendiri--Papah ingin kamu mandiri, Papah ingin kamu belajar satu hal dari sebuah pernikahan--bahwa hubungan yang dijalin dengan keterpaksaan tidak selamanya buruk. Papah tau, pertengkaran akan selalu ada apalagi kamu masih labil kayak gini, akan sangat menyenangkan jika hal itu dilalui bersama--sebesar apapun masalahnya, sebesar apapun pertengkarannya jalan satu satunya adalah memperbaiki. Ingat, bukan mengganti, karna semakin banyak pertengkaran dalam suatu hubungan akan semakin banyak pula cinta yang tumbuh di dalamnya. Paham?"

Aku kembali terdiam. Sebenarnya aku tidak begitu mencerna perkataan Papah, tapi menyuruhnya mengulang kembali dialognya sangatlah tidak sopan

"Intinya gini. Takdir Tuhan itu jauh lebih baik dari yang kita harapkan, kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan tapi selebihnya Tuhan yang menemukan. Kamu percaya kan sama Tuhan?" aku mengangguk "yang menurut kita baik belum tentu menurut Tuhan baik, tapi yang menurut Tuhan baik itu udah pasti itu yang terbaik buat kita"

Aku cengo. Sekaligus terpana, sejak kapan Papahku yang selalu bercanda dan cenderung tidak pernah serius bisa mengatakan hal seperti ini

"Tuhan selalu tau yang terbaik buat hamba-Nya. Paham?"

"Emmm pa-paham pah. yaudah kalo gitu Canda ke kamar dulu--mau mandi, gerah"

"Loh Papah belum selesai nih. Masa Papah baru masuk udah di skip ke part selanjutnya sih?"

Aku hanya geleng-geleng kepala menanggapinya--Papah memang sangat suka bercanda seperti itu. Dia adalah tipe lelaki humoris idaman para wanita

"Nanti lagi deh pah, Canda mau ke kamar dulu mau mandi dulu"

Tanpa menunggu persetujuan Papah, aku segera beranjak menaiki tangga dan memasuki kamarku

Ku baringkan sejenak tubuhku di mattres memasukan banyak- banyak oksigen kedalam paru- paruku sambil mandang langit-langit kamar dengan seksama

Menikah? Diusia muda? Bagaimana jika aku tidak bahagia--bagaimana jika suamiku adalah tukang selingkuh--bagaimana jika dia tukang minum--bagaimana?

☆☆☆☆

Note: thanks for reading. I love you all♡♡

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 18, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Om Suami [Revisi]Where stories live. Discover now