20

2.1K 183 7
                                    

"Ehhh ---"

Faro langsung menahan Daniel agar tak segera bangun dari tidurnya.

"Gak usah banyak bergerak dulu." Ucap Faro pelan.

"Ini --- rumah sakit ya?" Daniel balik tanya.

Faro membetulkan selimut Daniel. "Masih di hotel, tapi bukan di kamar Kakek Malik."

Disaat itulah muncul Kakek Robert, Jonathan, dan juga Christoper.

"Daniel, kamu istirahat saja dulu ya..." Kata Kakek Robert yang sepenuhnya belum bisa merasa lega melihat wajah pucat cucunya itu. "Untung saja Dokter Ryan termasuk dalam tamu undangan Kakek Malik. Jadi, Kakek bisa langsung meminta bantuannya.."

Yang dibicarakan pun muncul. Dengan sepasang mata cemerlang dan senyumnya yang menawan.

"Kondisi kamu itu masih belum stabil.  Jangan suka memaksakkan kehendak. Keras kepala sekali ya."

Daniel menyengir saja saat Ryan memeriksa mata dan denyut nadinya.

"Saya sudah meminta orang untuk mengantarkan kantung infus kesini."

"Apa cucu saya harus dibawa ke rumah sakit?" Tanya Kakek Robert.

"Tidak perlu, Pak Robert. Daniel hanya kelelahan dan sedikit dehidrasi saja. " Ryan membelai kepala Daniel. "Istirahat saja dulu disini."

"Kalau begitu, biar Jonathan saja yang menemanimu disini."

"Aku akan tetap disini." Ujar Faro santai. "Kalau-kalau saja Daniel butuh sesuatu."

"Baiklah kalau begitu. Maaf merepotkanmu, Alfaro." Ucap Kakek Robert.





Begitu Ryan keluar dari dalam lift dan langsung menuju toilet, Azka bergegas menghampirinya.

"Mas Ryan...!!" Azka melompat antusias ke tubuh kakaknya itu. Ia kalungkan tangannya di leher kokoh Ryan dan tanpa pikir panjang ia langsung melumat bibir Ryan.

"Azka.." Ryan berusaha menolak. Namun kekuatan Azka begitu besar dan kuat sekali.

"Ayo mas, entot aku!! Pantatku udah gatel banget nih..!"

"Azka maaf, Mas tidak mungkin melakukannya --"

"Ahhh, Mas Ryan mah suka gitu!"

Azka menurunkan celana hitam Ryan. Lalu ia langsung melahap penis Ryan yang --- agaknya sedikit berbeda dari sebelumnya.

Ryan memejamkan mata. Suara lenguhan pelan sempat terdengar keluar dari mulutnya.

"Mas Ryan kenapa gak ereksi sih?! Loyo banget!"

Ssrkkkss...

Begitu terdengar suara langkah kaki dan orang mengobrol, Azka langsung berbenah dan keluar dari dalam salah satu bilik toilet itu.

"Loh Ka, kamu kok ---"

Azka berlalu begitu saja melewati Zein dan Jemmy.

"Aku mau ngejar Raka dulu, kak! Kayaknya dia lagi ada masalah deh.." Tukas Zein keluar lagi dari toilet.

Ryan dan Jemmy saling bertukar tatapan. Lalu keduanya saling melempar senyum dan sama-sama mencuci tangan di wastafel.

"Keadaan Daniel gimana, dok?" Tanya Jemmy.

"Cuma kelelahan biasa." Jawab Ryan sambil mengeringkan tangannya. "Memang anak itu keras kepala sekali."

Jemmy masih terus menatap Ryan. Ia agak curiga dengan pria itu sebenarnya.

"Selama Azka tinggal dengan kalian, apakah ia pernah berbuat sesuatu hal yang aneh dan mencurigakan?"

Dahi Jemmy berkerut. "Sebenarnya, ada satu hal yang ingin kutanyakan sama dokter.."

Dua pria berjas biru tua, masuk ke dalam toilet. Memaksa obrolan antara Ryan dan Jemmy harus disudahi saat itu juga.

Ryan meremas bahu kanan Jemmy. Lalu ia dekatkan bibirnya pada sebelah telinga pemuda itu.

"Apa kamu tidak curiga dengan kakakmu, padahal dia itu dulu sangat menyukai Raka...?"

$$$$$$

H.I.M 2Where stories live. Discover now