1

20.6K 677 10
                                    

Pemuda berusia sekitar 15 tahun bernama eldrik cahyo samudra atau biasa dipanggil el dan wanita berusia sekitar 65 tahun benama ningsih susilo wati atau biasa di panggil ningsih itu tengah menunggu antrian rumah sakit yang sejak pagi mereka tunggu untuk mengantri

Rumah sakit di daerah pedesaan tidak seperti di kota yang tidak perlu mengantri, hanya daftar lewat online saja bisa mengambil nomor antrian, namun untuk di desa ini, kalau mau ke rumah sakit ya harus mau mengantri lama karna pasien banyak dan tenaga medisnya hanya sedikit, padahal rumah sakit ini termasuk rumah sakit terbesar di daerah ini tapi belum menggunakan sistem online untuk mengambil antrian,

Setelah 1 jam menunggu akhirnya el akhirnya dipanggil oleh salah satu suster
"Eldrik cahyo"panggil suster bernama tika

El bangkit dari duduknya, namun ia tidak segera beranjak karena tiba tiba  kepalanya pusing, mungkin karena terlalu lama duduk dan langsung berdiri
"El kenapa ?" tanya ningsih

"Nggak papa kok nek" el melangkahkan tungkai panjangnya ke dalam ruangan di ikuti ningsih dari belakang

Tidak butuh lama dokter yang menangani el sejak 8 tahun lalu, memeriksa kondisi el terkini,
El turun dari brangkarnya berjalan ke kursi di depan dokter
"Kamu jadi berangkat hari ini"

"Iya, dua jam lagi saya berangkat"ucap el

" hati hati semoga disana dapat pengobatan lebih baik, tidak usah kawatir kondisi kamu sekarang stabil, tidak ada yang perlu di kawatirkan"el mengangguk

"Terima kasih saya permisi dulu" dokter itu tersenyum

¥~~~~~~~¥

Setelah perjalanan di udara menempuh waktu 60 menit dan 40 menit ia tempuh menggunakan ojek online akhirnya ia bisa sampai di depan rumahnya yang sudah lama ia tak tinggali
El memencet bel di samping pintu gerbang yang menjulang tinggi itu

Tidak butuh lama pintu itu terbuka menampilkan pria paruh baya berpakaian satpam
Satpam yang bernama jono itu mengangkat kedua alisnya heran, perasaan tuan mudanya baru keluar memakai motor gedenya tapi ini penampilanya kenapa beda dengan yang terakhir anak majikanya pakai dan kenapa membawa koper besar
"Pak saya capek dari tadi berdiri"

Jono sadar dari lamunanya"den al kok..."belum selesai bicara jono sudah dipotong el

"El pak bukan al"ya memang el mempunyai kembaran bernama aldrik cahyo samudra biasa di panggil al, yang mempunyai wajah serupa, tapi kalau di lihat lebih dalam lagi  badan el lebih kurus dari pada al

Jono membulatkan matanya tidak percaya jika di depanya itu salah satu anak majikanya yang sudah lama tidak tinggal di rumah"den el"el tersenyum akhirnya orang di depanya mengingat dirinya
"Ya ampun den saya sampai lupa, saya kira den al soalnya mirip banget hampir nggak ada bedanya" el terkekeh, apa kabar dengan kembaran seirasnya itu, el kira seiring berjalananya waktu ia akan menjadi kembar tak seiras seperti teman sekolah lamanya dulu, yang tidak memiliki kemiripan sama sekali

"Mari masuk den, kopernya biar saya bawa" el mengangguk menyerahkan koper besar yang ia bawa tadi

Sesampainya di ruang tengah el berhenti saat melihat sosok perempuan yang paling ia rindukan selama hampir 10 tahun ia tak berjumpa
"Mama" gumam el

"Nyonya" panggil juno

Endang membalikan badanya 180°, endang tersenyum "ada apa pak"sepertinya endang belum menyadari keberadaan el, mengkin menganggap orang di depanya itu al

El langsung menghambur memeluk endang, melepas rindunya selama ini yang belum terbalaskan" al kenapa"el tidak berniat untuk melepakan pelukanya, ia malah mempererat pelukanya

unexpectedWhere stories live. Discover now