All Of Me

1.1K 171 11
                                    

Mark dan Chaeyoung terlihat sama-sama serius mengerjakan lembar soal yang di berikan oleh Bu Seola

Semenjak kejadian itu, Mark benar-benar berusaha kembali acuh dengan gadis itu, ia hanya akan mengantarnya pulang atas permintaa Bu Seola lalu segera pulang, berusaha mengabaikan bentakan yang pernah ia dengar sekali, mengabaikan saat ia tidak sengaja melihat bekas keunguan ditangan Chaeyoung pada saat sama-sama mengambil buku, atau saat Mark tidak sengaja melihat Chaeyoung menangis terisak di belakang Sekolah karena ia sebagai ketua Osis memeng sesekali berkeliling Sekolah untuk mencegah ada murid tidak patuh dan memilih bolos di jam pelajaran

"Kenapa?" Tanya Mark ketika jelas merasa gadis di depannya terus menatapnya lekat

Chaeyoung yang tertangkap basah jadi tersentak dan buru-buru mengalihkan tatapannya, "Ah..enggak apa-apa kok." Jawabnya tergagap dan buru-buru kembali mengerjalan soal di depannya

Mark cuma acuh dan juga ikut kembali mengerjakan soal miliknya, ruangan itu kembali diisi oleh keheningan, hanya sesekali terdengar suara gesekan pensil dan kertas

Chaeyoung menghela nafasnya pelan sambil menggaruk kepalanya hingga rambutnya jadi berantakan dan tanpa sadar membuat Mark tertawa melihatnya

"Eh, kenapa?" Tanya Chaeyoung dengan bingung karena Mark masih sibuk tertawa terbahak-bahak sambil tangan kirinya sibuk memegangi perutnya dan tangan kanannya memukul meja dengan heboh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Eh, kenapa?" Tanya Chaeyoung dengan bingung karena Mark masih sibuk tertawa terbahak-bahak sambil tangan kirinya sibuk memegangi perutnya dan tangan kanannya memukul meja dengan heboh

"Rambutmu," kata Mark lalu kembali sibuk tertawa

Chaeyoung mengambil kaca di kotak pensilnya, ia meringis kecil melihat rambutnya dan buru-buru merapikannya

Chaeyoung tersenyum tipis melihat tawa Mark, "Terimakasih ya Mark," gumam Chaeyoung tanpa sadar

Tawa Mark terhenti, pria itu menatap Chaeyoung heran, "Untuk apa?" Tanya Mark

"Eh, terimakasih sudah berniat baik dan peduli. Hany saja aku terbiasa diabaikan dan dibenci, jadi aneh rasanya ketika melihat kamu yang selama ini terlihat begitu membenciku sekarang jadi begitu peduli," jawab Chaeyoung jujur

Mark menunduk pelan lalu tersenyum samar, "Gue dulu jahat banget ya? Membenci lo hanya karena nilai, gue kekanak-kanakan banget." Gumamnya pelan

"Enggak kok, aku ngerti. Cuma, karena di Rumah Mama selalu lebih memperhatikan Kak Wendy, apapun yang aku lakkukan selalu salah di mata Mama, mau seberapa keras aku berusaha, mau seberapa banyak piagam yang aku bawa, mau berapa kali undangan untuk Mama karena gue mendapat nilai tertinggi, aku cuma anak menyusahkan yang tidak pernah diinginkan." Chaeyoung mengusap cepat air matanya yang tanpa sadar terjatuh

"Eh maaf, aku malah jadi curhat." Kata Chaeyoung tersenyum tidak enak

"Gak apa-apa, gue seneng lo mau cerita. Lo bisa kok cerita sama gue, ya walaupun gue gak jago ngasih saran, tapi seenggaknyal bisa kan ngerasa lebih lega karena cerita." Kata Mark

"Makasih ya Mark, it's mean a lot to me." Ujar Chaeyoung tersenyum tipis

"Yeah, urwell Chaeng." Balas Mark

Mereka berdua bertukar senyum dengan perasaan menghangat

"Tulang di pergelangan kakinya tergeser, dan ada tulangnya juga yang retak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tulang di pergelangan kakinya tergeser, dan ada tulangnya juga yang retak." Jelas Dokter di depannya, Yena yang mendengar itu langsung merasakan kakinya melemas

"Jadi berapa waktu pemulihannya Dok?" Tanya si pelatih

"Mungkin sekitar 1 bulan lebih." Dan Yena langsung jatuh terduduk di lantai dengan tangis yang berusaha ia tahan

Si pelatih mengantar Dokter keluar, menyisakan Yohan yang sejak tadi terdiam, Naeun yang berdiri di samping ranjang Yohan, dan juga Yena yang wajahnya sudah penuh air mata

"Yena gak usah nangis, aku gak apa-apa kok." Gumam Yohan tersenyum tipis menatap kekasihnya yang masih terisak di lantai

"Yena sayang sini, jangan nangis gitu." Kata Yohan lembut, Naeun yang mendengar itu langsung berdecih dan berbalik pergi

"Yohan maafin aku, gara-gara aku gak hati-hati aku malah bikin kamu kaya gini dan bikin kamu gak ikut lomba yang udah kamu tunggu. Maafin aku," Yena makin terisak

"Aww.." Yohan memekik pelan saat berusaha menggerakan kakinya, membuat Yena panik dan buru-buru berdiri menghampiri pria itu

"Kamu ngapain sih gerak-gerak!!" Omelnya

"Habis kamu disuruh kesini gak mau, jadi aku yang mau nyamperin kamu." Jawab Yohan yang bikin Yena cuma bisa berdecak kesal

"Udah gak usah nangis, kamu jelek kalo nangis." Kata Yohan

"Dih, dulu siapa yang bilang 'even when you're crying you're beautiful too'." Cibir Yena

Yohan langsung ketawa ngakak, Yena jadi mengulum bibirnya pelan. "Yohan, maaf." Gumam Yena pelan

Yohan tersenyum tipis dan menggenggam tangan Yena dan mengecup punggunya lembut

"Gak apa-apa Yena, aku lebih sedih kalo aku liat kamu yang jatoh dan luka." Ujar Yohan

"Mau terharu tapi sedih juga." Kata Yena merengek kecil

Yohan cuma ketawa dan maju memeluk tubuh Yena, membiarkan gadis itu menangis di pundaknya dengan tangannya yang sibuk menepuk punggung gadisnya pelan

Young Dumb & Broke [ 99 Line ] ✅Where stories live. Discover now