Pengungkapan Rasa

874 128 9
                                    

Nyonya Son setia duduk di samping ranjang Chaeyoung, menggenggam erat tangan anak bungsunya itu. Berbagai penyesalan hinggap di dirinya, membuat dadanya makin merasa sesak melihat Chaeyoung yang masih belum tersadar, ditambah luka-luka yang ada di tubuhnya yang cukup parah

Andai saja ia tidak bersikap begitu egois pada Chaeyoung, andai saja ia memperlakukan anaknya itu dengan baik, andai ia tidak begitu mementingkan harga dirinya dan meminta Chaeyoung tinggal bersama mereka, Chaeyoung pasti tidak akan mengalami kecelakaan seperti ini

Nyonya Son mengusap punggung tangan Chaeyoung, "Chaeyoung sayang anak Mama, maaf buat semuanya. Mama jahat banget sama kamu, maaf kalo Mama belum bisa jadi Mama yang baik buat kamu, maaf kalo yang bisa Mama lakuin cuma menyakiti kamu. Maaf Mama dulu bersikap egois dan menyalakan kamu untuk sesuatu yang bukan salah kamu. Kayanya maaf Mama gak cukup buat nebus semua yang Mama lakuin ke kamu. Mama sayang sama kamu nak, tapi rasa gengsi itu bikin Mama tetap memperlakukan kamu dengan buruk, Mama gak tau bagaimana memperbaiki hubungan kita, Mama gak tau bagaimana cara menunjukkannya." Gumam Nyonya Son sambil menghapus air matanya dengan cepat

"Mama janji akan menebus semua kesalahan Mama dan membahagiakan kamu, jadi jangan pergi ya Nak, tetap tinggal sama Mama, jadi anak Mama, biarkan Mama menebus semua dan jadi Mama yang baik buat kamu, Mama sayang sama kamu Chaeyoung, cepat bangun ya Nak."

Dan mungkin Nyonya Son tidak menyadarinya, jika ada air mata yang keluar dari pelupuk mata Chaeyoung

Yena keluar dari kamarnya dengan rambut yang masih basah dan piyama bergambar bebek kesukaannya, ia berjalan menuju lacinya, berniat mencari hairdryer untuk mengeringkan rambutnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yena keluar dari kamarnya dengan rambut yang masih basah dan piyama bergambar bebek kesukaannya, ia berjalan menuju lacinya, berniat mencari hairdryer untuk mengeringkan rambutnya

Rumahnya sepi, Orang tuanya masih ada perjalanan bisnis setelah pulang beberapa hari karena kecelakaan Seungyoun waktu itu, Kakak laki-lakinya itu kini sedang mengantar Chungha kekasihnya yang sejak pagi di Rumah mereka menemani Seungyoun, sedangkan ia sendiri baru pulang dari Rumah Sakit untuk membersihkan diri dan mungkin besok pagi akan kembali ke sana menunggu Chaeyoung siuman

Gadis itu reflek berteriak nyaring ketika lampu Rumahnya tiba-tiba padam begitu saja, membuat sekelilingnya gelap gulita

Yena langsung merangkak menuju kasurnya dan mulai meringkuk di balik selimutnya sambil mulai terisak, ia takut gelap, Yena punya trauma dengan gelap

Memori-memori tentang masa lalunya dimana ia ditinggalkan di Rumah sendirian seperti ini membuat dadanya berdebar dengan keringat dingin yang mulai memenuhi tubuhnya

Yena tersentak saat mendengar suara pintu kamarnya dibuka dengan kasar hingga menimbulkan bunyi nyaring, ia mengintip dari balik selimutnya

"Yena..Yena lo gak apa-apa?" Suara panik Hangyul menggema di dalam kamar itu, senter yang ada ditangan pria itu ia arahkan pada Yena yang masih meringkuk di balik selimutnya

Hangyul langsung berlari cepat, Yena langsung duduk, pria itu langsung memeluk tubuh Yena yang gemetar, "Gak apa-apa, gue disini, gak apa-apa, semuanya baik-baik aja." Gumam Hangyul pelan sambil mengusap punggung gadis itu, berusaha menenangkannya

"Hangyul..takut." Bisik Yena pelan sambil menenggelamkan wajahnya dalam dada Hangyul, tangannya memegang erat ujung Hoodie milik Hangyul. Dan mereka tetap di posisi itu hingga 20 menit dan sampai Yena mulai merasa tenang

Lampu Rumah kembali menyala terang, Yena yang ada di dalam pelukan Hangyul mendongak, membuatnya bertatapan tepat dengan pria itu yang kebetulan tengah menunduk karena berniat mengecek keadaan Yena, mereka berpandangan selama beberapa detik, dan sepertinya kewarasan Hangyul hilang bersama rasa paniknya tadi, karena sebelum ia sadar, Hangyul kini sudah memajukan wajahnya mendekat pada Yena dan mengecup pipi Yena sekilas

Gadis itu membulatkan terkejut hingga matanya melebar, lalu Yena buru-buru mendorong tubuh Hangyul menjauh hingga tubuh besar pria itu terjungkal dari kasurnya, ia juga langsung mundur menjauh

"Lo apa-apaan Lee Hangyul!!" Pekik Yena menatap tajam Hangyul yang baru berdiri sambil meringis kesakitan, dan sepertinya kesadarannya mulai datang kembali setelah hantaman keras pada pantatnya dengan lantai itu

"Yena sorry," gumam Hangyul berniat melangkah maju mendekati Yena, tapi gadis itu segera mundur makin menjauh

"Pergi!!"

"Yena dengerin penjelasan gue dulu,"

"Pergi Gyul!!" Kata Yena marah

Hangyul menghela nafas pelan, "Oke gue pergi, kalo ada apa-apa kabarin gue ya. Sorry buat yang tadi," setelah mengatakan itu, Hangyul berbalik dan keluar dari kamar Yena sambil merutuki dirinya sendiri yang entah kerasukan apa sampai berani-beraninya melakukan hal itu pada Yena. Hancur sudah semua usahanya untuk menyembunyikan perasaannya pada Yena agar bisa tetap bersama gadis itu karena kecerobohannya yang tidak lagi bisa menahan diri

Sedangkan Yena sendiri yang masih shock langsung kembali mendudukkan diri di ranjangnya sambil memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa pening

Sedangkan Yena sendiri yang masih shock langsung kembali mendudukkan diri di ranjangnya sambil memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa pening

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Chaeyoung siuman," kata Wendy pada Mark yang sejak dua hari lalu masih setia menunggu di Rumah Sakit

Mark langsung bangkit dari duduknya, wajahnya terlihat lega. "Ayo masuk, kamu pasti mau ngobrol kan sama dia?"

"Kayanya Tante sama Kak Wendy yang butuh waktu dulu, saya bisa nanti kok Kak." Ujar Mark

"Kamu tau?" Tanya Wendy terkejut, tidak menyangka ternyata hubungan dua orang ini lebih dari yang ia kira

"Chaeyoung pernah menceritakannya ke saya Kak, tapi tenang aja, saya gak akan menyebarkannya." Ujar Mark sopan

Wendy tersenyum tipis menepuk pundak Mark pelan, "Makasih ya Mark udah ada buat Chaeyoung waktu dia lagi sendirian, makasih buat selalu ada untuk Adikku di saat kami yang keluarganya malah gak bisa melakukan itu." Gumam Wendy

"Sama-sama Kak, Chaeyoung sayang kok sama Kak Wendy, sama Mama nya juga, dia selalu sayang sama kalian." Kata Mark

Wendy mengusap matanya yang berkaca-kaca, "Terimakasih Mark udah ngasih tau hal ini, Kakak masuk dulu kalo gitu ya." Mark mengangguk sebagai tanggapan, dan Wendy langsung berbalik dan kembali masuk ke dalam kamar tempat Chaeyoung dirawat

Sedangkan Mark kembali duduk dengan perasaan lega karena tau Chaeyoung sudah siuman, dalam hati ia berharap semoga setelah ini Chaeyoung hanya akan mendapatkan kebahagiaan dalam hidupnya

Sedangkan Mark kembali duduk dengan perasaan lega karena tau Chaeyoung sudah siuman, dalam hati ia berharap semoga setelah ini Chaeyoung hanya akan mendapatkan kebahagiaan dalam hidupnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Young Dumb & Broke [ 99 Line ] ✅Where stories live. Discover now