09. Kost Bu Luna

3.9K 796 211
                                    

"Udah bener enggak sih, Yong alamat kost-annya?"

Taeyong yang berdiri disamping motor sang sahabatㅡYutaㅡmenggeleng pelan seraya menggigit bibir bawahnya. Ia memandangi rumah bertingkat dihadapannya sembari membatin karena tidak yakin jika alamat yang diberikan Bambam sudah benar atau tidak.

"Kayaknya iya deh, Yut. Soalnya kata Bambam nama kostan Jaehyun tuh Kost Bu Luna." Jawab lelaki manis itu.

"Ya udah sok, kamu cek dulu. Aku tungguin," ucap Yuta.

"Enggak usah Yut," Taeyong menepuk pundak lelaki yang masih terduduk diatas motor gede nya. "Kamu pulang aja. Bisi si Abah butuh bantuan di toko."

Yuta berdecak kesal. "Ini udah hampir isya loh, Yong. Kalau kamu ternyata salah alamat, emang berani pulang dari Dago ke Sukajadi naik angkot sendiri?"

"Ya berani lah, aku kan cowok, masa penakut."

"Penakut sih enggak," Yuta memasang tampang datar. "Tapi kamu kan sering bar-bar, salah naik angkot. Entar bukannya ke Sukajadi tapi malah ke Cimahi."

Taeyong refleks tertawa melihat kekhawatiran di wajah sahabatnya. Ya, Yuta memang paling tahu tentang dirinya. Saat masih di bangku SMA, ia pernah salah menaiki angkot dan tersesat hingga ke Cimahi. Padahal notabennya Taeyong adalah penduduk Bandung asli. Namun, ia yang saat itu belum terbiasa menggunakan angkatan umum lantas tak menghapal rute angkot yang kadang berbeda ketika pergi dan pulang. Alhasil, Yuta pula lah yang pergi mencarinya dan menjemputnya di terminal Sangkuriang Cimahi.

"Enggak kok, Yut." Taeyong kembali meyakinkan. "Aku udah hapal semua rute angkot di Bandung sampai lintas Bandung. Tenang."

"Bener?"

"Iya," Taeyong berdecak. "Ya udah, aku masuk dulu ya. Mau nanya ke Ibu kost nya. Kamu hati-hati," Katanya sebelum melewati pagar yang beruntungnya tidakㅡatau lebih tepatnya belumㅡterkunci.

Lelaki manis itu pun menghela napas sejenak sebelum memberanikan diri mengetuk pintu rumah dihadapannya sembari mengucap salam. Tak lama berselang suara seorang wanita menggema dari dalam. Taeyong pun lantas memasang senyum ramah ketika pintu dihadapannya terbuka.

"Nyari siapa, ya?" Tanya sosok wanita paruh baya berambut hitam sebahu dihadapan Taeyong.

"Ah, punten, Bu. Saya mau nanya, disini ada anak kost-an yang namanya Jaehyun?"

"Oh, Jaehyun." Wanita dihadapan Taeyong tersenyum sumringah. "Iya, ada. Jaehyun yang punya lesung pipi kan?"

"Iya, Bu." Taeyong menghela napas lega. Ia sudah sampai di alamat yang benar. "Jaehyun nya ada, Bu?"

Si wanita paruh baya bergumam sembari berpikir sejenak. "Kayaknya Jaehyun belum pulang ke kost sejak pagi tadi deh, nak. Kemarin dia emang nginap di rumah temennya, tapi biasanya Jaehyun bakal balik buat ganti pakaian kok." Jelasnya, "Sok, masuk dulu."

Taeyong mengangguk kaku. Ia hanya mampu menuruti wanita paruh baya sekaligus pemilik kost yang ia yakini bernama Bu Luna. Sosok itu menarik lengannya dan membawanya ke ruang tamu hingga duduk pada sofa.

"Oh iya, kamu namanya siapa?" Tanya si wanita paruh baya sebelum duduk di samping Taeyong.

"Taeyong, Bu." Jawab Taeyong dengan senyum ramahnya.

"Taeyong?" Bu Luna mengangkat alisnya, selang beberapa detik kemudian ia melebarkan mulut tak percaya. "Ya ampun! Jadi kamu Taeyong yang sering diceritain Jaehyun?" Ia terkekeh pelan seraya mengusap surai hitam lelaki manis disampingnaya. "Ternyata bener kata Jaehyun. Kamu teh manis pisan."

Hiraeth 2 : Before | Jaeyong ✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt