4 ÖBS

3.2K 179 2
                                    

Ara membuang nafas panjang, tidak tau kenapa hari ini dia sangat tidak bersemangat melakukan hal-hal yang biasanya menjadi kesukaannya. Semua hal benar-benar terasa membosankan- semuanya.

"Ara! Kenapa melamun?" Tanya Nara yang tiba-tiba muncul, panggilan spontan itu jelas membuat Ara terjingkat, gadis dengan surai coklat itu hanya menggeleng lemah sambil menatap malas Nara dihadapannya.

"Ara!" Teriak Jennie dari ambang pintu kelas Ara.

Yang dipanggil langsung menoleh, "Ara maaf ya kemarin harusnya kau ku antar sampai rumah," Jennie meminta maaf sambil menunjukan wajah bersalahnya, jelas gadis itu merasa sangat bersalah.

"Sudahlah, lagipula Jongin oppa tidak marah." Jawab Ara meyakinkan Jennie.

Gadis bermata kucing itu langsung merasa lega 'syukurlah' gumam Jennie sambil mengusap-usap dadanya lega.

"Kau yakin?"

"Iya, percayalah."

"Aku bener-bener bersyukur. Kalau begitu aku akan ke kelas."

Ara hanya bisa geleng-geleng kepala, menatap Jennie yang melesat keluar dari dalam kelasnya karena baru saja dosen yang akan mengisi kelas mereka datang.

Setelah jam pertama selesai, Ara langsung menuju kantin untuk menyusul kakak dan sahabatnya, kali ini tanpa Nara, karena Nara ingin pergi ke suatu tempat katanya.

Saat di koridor menuju kantin, Ara melihat dua orang laki-laki yang sudah tidak asing lagi untuk Ara. Langkahnya seketika melambat melihat dengan amat dua orang dihadapannya. Tidak! Lebih tepatnya orang yang paling tinggi diantara keduanya. 'aku harus memastikan.' gumam Ara.

"Loey!!" Teriak Ara, berharap orang yang dia panggil menoleh, namun nihil yang dituju tidak menoleh sama sekali, malah jalan begitu saja, padahal jarak Ara dan laki-laki itu tidak terlalu jauh.

"Apa dia tuli?" Gumam Ara.

"Ya! loey!!!" Teriak Ara, namun lagi-lagi nihil. Yang dipanggil tidak menoleh sama sekali. Mungkin Jennie benar, Chanyeol dan Loey adalah dua orang yang berada.

"Harusnya aku sadar sejak awal, lihatlah sifatnya sudah jelas sangat berbeda." puncaknya kini terasa sangat lemas, Ara menyerah melanjutkan langkahnya yang sempat ia hentikan sebelumnya.

"Tapi bagaimana dengan Baekhyun Sunbae? Apa dia juga dua orang yang berada? Tapi sifatnya sama, mana mungkin berbeda." Lagi-lagi Ara meyakinkan dirinya bahwa yang dia
Lihat dan rasakan tidak mungkin salah.

"Salah! sudahlah, kenapa juga aku harus peduli!"



~~~

"Kau kenapa?" Tanya Jongin khawatir, karena dari tadi Ara hanya mengaduk aduk makanan dihapanya itu tanpa minat sedikitpun untuk menyuapnya kedalam mulut.

Ara menggeleng pelan, "aku hanya tidak lapar Oppa."

Jongin merasa heran, tidak biasnya Aratidak nafsu makan, biasnaya dialah yang paling banyak makan membuat Jongin merasa sangat senang setiap kali melihat tingkah adiknya yang tengah mengunyah makanan, namun hari ini? ada apa dengan Ara.

Jongin memegang kening adiknya, untuk merasakan suhu tubuhnya, "tidak panas, tapi kenapa kau lesu sekali?"

"Sudah kubilang aku baik-baik saja oppa." Ara meyakinkan.

"Atau kau sedang kedatangan tamu ya?" Tanya Jongin lagi, Karena dari yang ia tau, seorang gadis yang tengah datang bulan perasaan hatinya akan mudah berubah. Persis seperti remaja labil.

OBSESSION | CHANYEOL✓Where stories live. Discover now