TAWO9A~OSPEK

155 28 30
                                    

Hari ini adalah hari pertama pelaksanaan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Para calon peserta didik segera berbaris, memenuhi lapangan upacara.

"Cek, cek, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." Bapak pembina upacara sekaligus kepala sekolah memulai amanatnya.


"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh!" serempak para calon peserta didik menjawab.


Amanat berjalan khidmat, para calon peserta didik dengan tertib mendengarkan. Setelahnya, amanat ditutup ditandai oleh penyematan kartu tanda peserta MPLS yang diwakili dua orang siswa dan siswi kelas VII.

Proses penyematan kartu disambut tepuk tangan meriah. Semuanya tak sabar menyambut hari esok sebagai siswa siswi SMPN 2 Bojongpicung yang telah resmi. Dengan catatan mereka mampu melewati masa orientasi ini tanpa kendala.

Usai acara pembukaan MPLS, setiap siswa dibimbing menuju kelasnya masing masing. Untuk tahun ini sekolah membagi menjadi sembilan kelas, yakni kelas A sampai kelas I.

Untuk MPLS sendiri dilaksanakan selama tiga hari. Dari Senin hingga Rabu, dan melanjutkan kegiatan belajar mengajar pada hari Kamis.

Semuanya antusias memasuki ruang kelas masing masing, tak sedikit yang saling dorong tak sabaran menunggu teman yang lain membuka alas kaki.

"Pertama tama perkenalkan, nama Kakak Asyifa, mulai hari ini sampai tiga hari ke depan, Kakak yang akan membimbing kalian. Salam kenal semua!"

Sontak seisi kelas berseru senang. Siapa yang tak gembira mendapat kakak OSIS secantik Kak Asyifa. Terutama anak laki laki. Bisa bisa mereka lupa bernafas, kehabisan oksigen juga terkena diabet akut bahkan sebelum masa orientasi selesai. Dasar jantan.

Selain Kak Asyifa, ada pula Kak Fany, dan Kak Elisa, ketiganya sama sama cantik. Yang jadi masalah, kenapa tidak ada kakak OSIS laki laki yang ikut membimbing kelas VII A? Sejak tadi anak perempuan ber orasi dalam hatinya masing masing. Merasa diperlakukan tidak adil. Dasar betina.

Kegiatan pertama adalah pengenalan. Para siswa memperkenalkan dirinya masing masing. Dimulai dari nama, asal sekolah, alamat, nomor whatsapp, sampai nomor sepatu pun tak luput disebut.

"Apa perasaan aku aja, atau emang kelas kita isinya cogan semua?" celetuk salah seorang siswi, panggil saja Maia.

"Ssst, bukan waktunya gosip!" Teman di sebelahya menyikut, " tapi yang pake topi itu punya aku ya, awas kalo diambil!"

"Huh!!!" cercah Maia.

Acara halal bihalal¹ selesai dilaksanakan kini semuanya sibuk dengan buku masing masing. Mencatat tulisan di white boor, yang isinya mengenai apa saja yang harus dibawa besok.

Seperti masa orientasi biasanya, untuk besok jadwalnya bermain games. Dimulai tiup balon, bakiak, sampai lomba makan kerupuk.

Semuanya antusias mendaftarkan nama. Walau satu dua saling tuduh dan perlu sedikit dipaksa. Tapi sisanya berjalan lancar tanpa hambatan.

🌸🌸🌸

Games selesai dilaksanakan. Semuanya bersenang senang, tak peduli kalah atau menang. Yang jelas hubungan pertemanan semakin terjalin erat.

Selesai pembagian hadiah semuanya kembali sibuk dengan aktivitasnya masing masing. Di barisan belakang para siswi berdikusi ria, diskusi mengenai kehidupan temannya masing masing. Bahasa halusnya, menggosip.

"Kak Asyifa cantik, ya," kata Annisa, tak henti memandangi Kak Asyifa yang tengah bercanda dengan anak laki laki. Sejak kemarin kerjaan Annisa memang hanya memuji Kak Asyifa.

Yang lainnya mengangguk setuju.

"Tapi aku sukanya ke Kak Fany, Keliatanya baik," ucap Ilya, mereka berdua memiliki jagoan masing masing.

Yang lain kembali mengangguk, setuju.

"Yang jelas, pacarnya Kak Asyifa ganteng, anak paskibra." Sontak perkataan Annisa itu membuat heboh satu baris belakang.

"Serius?"

Annisa mengangguk mantap.

"Siapa namanya?" Tiana nampak antusias, begitu pula yang lain. Giliran bahas kakak kelas ganteng aja semua heboh ikut nimbrung.

"Kang Alif, yang lain, sih, manggilnya Akang," jawab Annisa, terlihat sedikit angkuh karena merasa paling tahu.

"Panggilan anak paskibra emang gitu, Akang, Teteh." Ananda yang notabene adik dari anggota paskibra juga ikut nimbrung.

"Berarti jawabannya satu." Rani mengedarkan pandangan, menatap wajah temannya satu persatu. Menarik kesimpulan.

"Kita harus ikut eskul paskibra."

Semua menggangguk mantap. Dan mulai saat itu, lebih dari setengah populasi anak perempuan di kelas A sepakat menjadi anak paskibra.

"Demi Kang Alif, kita sepakat!"

"Sepakat!!!"

__________________________________________________________

Cuap cuap Author :

Assalamualaikum semua...

Part kali ini absurd banget gak, sih? Maaf nih, ini semua disebakan Authornya yang lupa lupa inget, banyak lupa sedikit inget tentang masa ospek.

Pas games, Author lupa siapa yang aja yang ikutan games, tapi jujur, ya, buat yang di atas tuh kebanyakan real. Jadi senyum senyum sendiri pas inget kalo dulu pernah ngecengin kakel gans, nostalgia ^^

Selain itu mungkin ada pertanyaan, judulnyakan The Amazing World of 9A tapi kenapa bahas ospek yang artinya waktu kelas 7. Nah, jadi dicerita ini kita bahas semua pengalaman berkesan selama tiga tahun, bukan cuma pas kelas 9. Author juga ada rencana buat bikin alurnya maju mundur cantik, biar gak monoton.

Oke deh, kayaknya cukup basa basi Author. Saya pamit.

Sekian dan terima jadoh, eh, terimakasih.

Wassalamualaikum....


The Amazing World Of 9A Where stories live. Discover now