Twenty Four

5K 329 104
                                    

Beberapa minggu berikutnya dilalui dengan kesibukan yang tinggi dari mereka berdua.
Kadang-kadang jadwal mereka bentrok, sehingga mereka tidak bisa bertemu,kadang juga mereka bisa berduaan lagi..

Meski begitu mereka berdua selalu saling berkomunikasi, sehingga walaupun bertemu hanya saat tidur namun komunikasi mereka berdua tetap terjaga..




Beberapa hari ini Saint merasa tubuhnya tidak enak, kepalanya sering pusing, tubuhnya juga cepat lelah, tidak nafsu makan dan sering muntah di waktu pagi..

Namun karena kesibukannya yang begitu tinggi Saint tidak terlalu memperdulikan tubuhnya..

Seperti pagi ini dia kembali merasa mual dan pusing lagi..

Disibaknya selimut lalu dengan terhuyung Saint menuju kamar mandi dan mengeluarkan isi perutnya..

Perth yang masih tidur pulas terbangun kala mendengar suara orang muntah, dengan mata terpejam di rabanya tempat tidur, kosong... tidak ada Saint di sisinya..

Perth segera membuka mata, mencari Saint.. hingga didengarnya lagi suara orang muntah...

"Saint.... "
Perth segera bangun dan bergegas masuk ke kamar mandi..

Dilihatnya Saint sedang duduk menghadap toilet dan memuntahkan isi perutnya.

"Sayang... Kau sakit??
Kenapa tidak membangunkan aku?? " Perth memeluk Saint dan memijat tengkuknya..

"Phi... Kepalaku pusing.. "
Keluhnya, disandarkannya tubuhnya yang lemas ke dada Perth.

Perth membersihkan mulut Saint dengan air bersih, mencuci mukanya supaya segar kemudian menggendong tubuh lemah Saint ke kasur, membaringkan hati - hati..

"Sejak kapan kamu sakit?? "

"Sakit kepalaku sudah agak lama, mual- mual mulai dua minggu yang lalu, tapi sekarang makin parah, aku tak bisa lagi menahan muntah.. "

"Kenapa kamu tidak mengatakan padaku?
Kita sudah bertunangan..dan hidup bersama..
Tapi kau menanggung sendiri kesakitan ini..
Kau tidak menganggap aku perlu tahu kondisimu? "
Perth berkata marah..

Saint memeluk Perth dan membenamkan wajahnya di pangkuan Perth, perlahan bahunya bergetar karena menangis..

Melihat itu Perth segera meredam kemarahannya dan mengusap kepala Saint penuh kasih sayang..

"Jangan menangis baby..
Aku tidak marah, aku hanya sedih..
Aku ingin selalu menjagamu..tapi sekarang aku bahkan tidak tahu kau sakit"

"Maaf Phi..
Aku tidak ingin mengganggumu..
Kita sama - sama sibuk dengan tugas akhir kita.
Kau begitu lelah dan selalu pulang larut malam..aku tidak tega mengeluh padamu..lagipula ini hanya masuk angin.. "

"Dari mana kau tahu ini hanya masuk angin!!??
Kita ke dokter sekarang.. "
Putusnya dan segera beranjak bangun dari tempat tidur, namun Saint segera menahan lengan Perth.

"Tidak usah Phi..
Aku tidak apa - apa, sebentar juga pulih..
Tiap hari juga begini.. "

Perth menatap Saint,berbaring di sebelahnya,kemudian memeluknya sayang..

"Tiap hari begini??
Kenapa tidak bilang padaku baby.. Aku kan bisa membantumu.. "

Saint menyembunyikan wajahnya di leher Perth mengendus disana..

Perth tersenyum, kelincinya masih menyukai aroma lehernya..

"Aku berkeringat bunny.. "
Perth berusaha menjauhkan Saint, namun Saint memeluknya lebih erat.

My Man (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang