Thirty Seven

5.5K 287 175
                                    

.
.
.
.
.
.
.

13 tahun kemudian....


Seorang pria mungil yang sudah berkepala empat menatap putranya yang sedang berkemas - kemas...

"Kau yakin akan kuliah di Thailand?
Kau akan sendirian disana Pete.. "
Ucapnya sambil melipat kemeja putranya..

"Mama....
Bukankah kita sudah sering membahas ini?
Mama bilang aku boleh kuliah di Thailand..
Dengan prestasiku aku sudah di terima di Internasional College ..
Aku juga tidak akan sendirian karena mommy sudah mengatur supaya aku tinggal di apartemen bersama P'Ae.. "

"Jadi perasaanmu pada P'Ae-mu serius??
Dia membuatmu tidak bisa melirik siapapun selama ini.. apakah perasaannya padamu juga sama?? "

Pete seketika tertegun...
Dia tidak tahu itu...
Selama ini mereka hanya mengobrol tentang hal - hal yang umum, tidak pernah menyinggung sama sekali tentang perasaan satu sama lain..
Mereka juga tidak pernah menceritakan tentang pacar atau gadis yang ditaksir atau menaksir gadis atau pemuda..

Tetapi cara Ae menatapnya tidak pernah berubah, selalu membuatnya nyaman dan terlindungi..

"Aku tidak tahu tentang itu mama..
Kami tidak pernah membahasnya...
Namun jika P'Ae tidak mencintaiku juga tidak apa - apa, selama aku bisa di dekatnya aku sudah bahagia.. "
Sendunya...

Plan segera meraih tubuh putranya...
"Kau tidak boleh bersedih...
Kalau kamu tidak bahagia disana, kau harus segera kembali kesini..
Kau juga sudah diterima di Universitas Tokyo bukan??
Lalu bagaimana dengan pekerjaanmu?? "
Diusap - usapnya rambut halus putranya..

"Biarkan aku ke Thailand dulu mama, baru aku akan memutuskan...
Soal pekerjaan, papa sudah mengatur supaya aku bisa melanjutkan dari Thailand, mereka sudah setuju.. "

Plan menghela nafas, tidak bisa menahan putranya lagi...

"Baiklah...
Mama akan menelpon mommymu,kau belum pernah ke Thailand sendirian, biar ada yang menjemputmu.. "

"Mama...
Please minta tolong mommy untuk tidak memberi tahu P'Ae tentang kedatanganku, biar ini jadi kejutan untuk P'Ae.... "

"Baiklah.... "
Ujar Plan sambil beranjak keluar...

Pete kembali membereskan pakaiannya...

"P'Pete.......
P jadi ke Thailand???
Aku boleh ikut??? "
Seorang pemuda tinggi bermata sipit menerobos masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu...Pete tersentak kaget...

"Wish....
Apa kau tidak tahu cara mengetuk pintu?? "
Tegurnya...

Wish, pemuda itu ,hanya memutar matanya malas...
"Lupakan soal mengetuk pintu P...
Aku ikut ya?? "

Pete mengetuk dahi adiknya..
"Kau bisa menyusul tahun depan, sekolahmu belum selesai.. "

"Aku rindu Chaya... "
Gumamnya sambil membaringkan diri di tempat tidur kakaknya, membuka ponsel dan menatap foto Chiara...

"Hooooo rupanya bukan ingin sekolah disana tapi ingin bertemu Chaya? "
Goda Pete sambil memencet hidung adiknya...

"P juga sama...
P ingin bertemu P'Ae dan kuliah bersama bukan?? "
Wish menjulurkan lidahnya menggoda balik kakaknya...

Pete berbaring di sebelah adiknya, melihat langit-langit kamarnya...
Wish yang melihat kakaknya mendadak melamun segera membalikkan tubuhnya, dia menelungkup dan memandang kakaknya, wajah manis kakaknya mendadak terlihat sendu...
Dia tahu, pasti kakaknya memikirkan orang yang selalu ada dihatinya, Ae...

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 05, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Man (END)Where stories live. Discover now