andai

3.1K 522 7
                                    

    “Jaemin? Kau mau kemana?” tanya Chenle selepas bel istirahat berbunyi keras.

Jaemin menoleh, lalu tersenyum kecil pada sahabatnya itu. “Tidak apa-apa. Pergilah dengan Renjun ke kantin duluan.”

Renjun mengerjapkan matanya. “Apa ada yang kau sembunyikan dari kami?” tanyanya heran.

Jaemin hanya mengangkat kedua bahunya. “Kalau ada pun, aku tidak akan bisa menyembunyikannya lama.”

Renjun merengut. “Jadi kau mau kemana?”

“Youngho-ssaem memintaku untuk mengantar Lee Jeno, anak baru itu berkeliling sekolah, mengenalkannya pada sekolah kita.”

Chenle terkekeh geli. “Tentu saja juara umum kita yang harus mengenalkannya. Iya kan, Injun-ah?”

Renjun terdiam. Jaemin yang akan menunjukkan Jeno denah sekolah?

Tak bolehkah Renjun bertukar posisi barang sebentar?

Dan kala pemuda jangkung itu—Lee Jeno—mendekati Jaemin, tersenyum, dan mereka berjalan keluar kelas berdua, Renjun merasa dadanya terbakar.

Cemburu.

***

Sepucuk Surat Yang Tak Pernah Dikirim [Jeno x Renjun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang