fireworks

2.7K 521 27
                                    

    Renjun selalu merasa Jaemin itu bagai kembang api yang meledak dengan meriah. Bagai sebuah buku cerita yang tak akan pernah bisa kau tebak.

Kau bisa berkata kepadanya bahwa celananya sedang terbakar dan dia hanya akan menyiramnya dengan air, lalu kembali melanjutkan makan siangnya.

Tetapi apabila kau mencuri makanannya, maka ia akan bertransformasi menjadi sebuah loudspeaker, dan tak akan berhenti hingga kau mengembalikannya.

Renjun senang bersama Jaemin. Ia mengisi kekurangan Renjun yang tidak terlalu ekspresif.

Apabila Jaemin adalah kembang api yang meledak di udara dengan meriah, Renjun adalah kembang api yang menyala kecil, pada setangkai lidi.

Jaemin disukai hampir semua orang, meski ia tidak mahir bersosialisasi. Jaemin adalah siswa yang cerdas dan selalu mendapat peringkat satu. Tak heran banyak juga yang mengoloknya dengan sebutan si kutu buku.

Meski sebenarnya mereka hanyalah iri kepada pemuda berparas lembut itu.

Berkebalikan dengan Jaemin, Renjun benar-benar seorang siswa yang biasa. Ia langganan duduk di peringkat belasan, atau barangkali sekitar dua puluh apabila ia mengalami kesulitan.

Jangan kira ia jarang belajar, justru Renjun sering belajar. Tetapi tetap saja. Ia tidak mahir dalam pelajaran.

Renjun jauh lebih berminat dengan merajut, menjahit, dan tetek-bengek soal membuat kerajinan tangan.

Persis seperti tokoh tambahan dalam sebuah cerita. Tidak menonjol, tidak berkepribadian menarik, tidak pula memiliki kecerdasan di atas rata-rata.

Apabila Jaemin adalah pahlawan yang berjalan di tengah jalan, ditepuk tangani oleh orang-orang di sisi jalan,

Maka Renjun adalah salah satu orang di sisi jalan yang ikut bertepuk tangan.

Karena dalam kisah cinta ini, Huang Renjun bukanlah tokoh utamanya.

***

.
.
.
.
.
.
.
.
.


Ngefeel gak. Susah ya buat angst.

Sepucuk Surat Yang Tak Pernah Dikirim [Jeno x Renjun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang