Part 24

1.8K 81 1
                                    

Enjoy the story ya..!

Diandra pov.

Hari ini adalah hari pertama kak leo berada di surabaya. Ia benar benar pergi sore itu.
Kemarin malam merupakan malam yang panjang bagiku. Aku sangat kesulitan tidur tanpa pelukannya di pinggangku.
Aromanya yang maskulin, perlakuannya yang romantis, kata katanya yang selalu membuatku gugup. Aku benar benar sudah merindukannya sekarang.
Padahal baru beberapa jam ia pergi dari sisiku.
Hatiku benar benar sudah tertawan olehnya. Pria dengan sejuta pesona yang mampu membuat kaum hawa menoleh ke arahnya.
Tapi aku percaya pada suamiku. Ia pasti setia padaku.
Ah kenapa aku jadi memikirkan kalau ia pergi bersama wanita lain sih?
Aku kan percaya pada suamiku. Ia tak akan mungkin mengkhianatiku.

Apa kau tak takut suamimu pergi ke pelukan wanita lain karena kau tak hamil hamil juga?
Dewi batinku mulai memprofokasi hatiku.

Benarkah ia telah mengkhianatiku dengan berpura pura pergi ke surabaya tapi justru tengah berpelukan mesra dengan wanita lain?
Ataukah ia memang benar benar sedang mengurusi perusahaannya.

"astaga.. Aku tak boleh berpikiran buruk tentang suamiku..
Ia pasti sedang mengurus perusahaannya..
Aku yakin.."

Benarkah?
Kenapa kau tak menyusulnya pergi ke surabaya?
Dewi batinku kembali bersuara.

"betul juga..
Kenapa aku tak ikut menyusulnya ke surabaya?
Lagipula aku pasti akan sulit tidur kalau tak ditemani olehnya, bukan...?"
Aku memutuskan untuk menghubunginya nanti setelah sampai di bandara surabaya.
Aku mulai mengemasi beberapa pakaianku dan menaruhnya dalam sebuah koper berukuran cukup kecil berwarna merah muda milikku.

Aku sudah bertekad untuk menyusulnya pergi ke surabaya. Tapi ada satu hal lagi yang harus kulalui sebelum itu.
Kak steve.
Ya pengawal bayaran kak leo. Ia pasti tak akan mengijinkanku pergi ke surabaya. Dan juga ia pasti akan mengadukan hal ini pada kak leo.
Dan kak leo pasti akan mengomeliku. Aku yakin ia akan melarangku untuk pergi kesana.

Aku berjalan keluar apartemenku dengan mengendap endap. Aku merasa sangat jauh sekali dari lift padahal biasanya hanya butuh sepuluh langkah saja aku sudah sampai disana. Tapi karena aku berjalan berjinjit jinjit rasanya keberadaan lift itu semakin jauh saja.
Tanpa kusadari seorang pria sedang berdiri di depanku. Aku yang berjalan menunduk justru menabrak sepatu yang berdiri tepat di depan kakiku.

Aku langsung mendongak dan tersenyum ke arahnya.
Astaga rupanya aku sudah ketahuan.
Ah betapa bodohnya aku. Diakan seornag perwira tentu saja tak akan mudah pergi dari pengawasannya.

"eh hay kak steve..
Kakak sedang apa?"
Aku menggaruk belakang kepalaku yang tak gatal. Aku tertangkap basah.

"kau mau kemana?
Kenapa membawa koper segala?"
Kak steve memicingkan matanya melihatku menggeret sebuah koper berwarna merah muda ditanganku.

"kau mau kemana?Kenapa membawa koper segala?"Kak steve memicingkan matanya melihatku menggeret sebuah koper berwarna merah muda ditanganku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sungguh aku sangat ingin berada didekat suamiku sekarang. Semoga saja tuhan memberikan kak steve rasa kasihan yang luar biasa padaku agar ia mau mengijinkanku pergi menyusul suamiku, kak leo.

The Secret Of My Husband [END]Where stories live. Discover now