psycho - 4th Road

1.3K 89 0
                                    

catatan bachan:

haluwwww!! Bachan baru balik setelah puas dengan badan remak-remuk menjelajah semarang-bali-bromo-jogja sembilan hari iniiii huhuhuuu

belum lagi di dalem kapal gonjang ganjing baru buka hape nemu berita x1 disband tuh kretek kretek asuuuuu....

tapi tetapp, kamis di 2020 harus diisi dengan psychoooo!

selamat membaca temen-temen!!

terima kasih untuk vote-nya jugaa!

luv,

bachan

--------------

Daehwi merenggangkan tubuhnya begitu sampai di kamar, Bomin yang asik duel PS dengan Woojin jadi melirik sekilas. "Rapat OSISnya baru kelar?" tanyanya sekalipun sepasang matanya masih sibuk mengamati layar televisi sekarang, siap menyerang gawang Woojin.

"Kaga, udah dari tadi." katanya sembari mengambil toples keripik, bersiap mengemil sembari menonton mereka bermain.

"Kok baru pulang, Hwi?"

"Nganterin Somi dulu tadi."

Kedua temannya spontan saling menatap, lalu kembali sibuk dengan permainan. Membiarkan Daehwi mencibir. Ia mengambil ponsel, mengecek social media dan berakhir mengerjap singkat begitu sebagian besar instastory yang ditontonnya merayakan hari ulang tahun seseorang.

"Kak Sinb ulang tahun lo nggak diundang, Bang?" tanya Daehwi sembari maju ke ujung ranjang supaya lebih dekat dengan mereka. Woojin yang baru ditanya jadi melirik jam digital kamar Daehwi. "Alahh, baru jam tujuh, masih basa-basi. Ntar gue dateng jam sepuluh."

"Ngapain asu?" tanya Bomin kaget sendiri.

"Mencari dosa terselubung dibalik pestah."

"Taiiii!!" Semprot dua adik gadungannya serentak.

Woojin menyengir, sengaja menampakkan gingsulnya ketika dibelakangnya Daehwi sibuk lagi. Matanya mengamati akun seseorang, sebelum menepuk bahu Woojin heboh.

"Kak Sohye dateng anjir!! Berangkat lo, gece! Dandan yang bener anjritt!!"

Woojin membelalak, menoleh ke belakang ketika fokusnya jadi buyar. Ia mengintip layar ponsel Daehwi, mengumpat spontan ketika Bomin sibuk bermain curang.

"GOLLLL!" jeritnya tak percaya.

Bomin meletakkan joy stiknya, beralih melompat diatas kasur dan menunjuk-nunjuk Woojin kesenangan. "Motor lo gue yang pake dua minggu ke depan!"

"Bocah asu."

*

Yena memoles gincunya sekali lagi ketika Seungkwan berakhir menoyor kepalanya. "Ganjen bener sih tuh bibir! Mau disamain kayak cabe pasar lo, nyet?!"

Matanya menatap sinis Seungkwan. Sementara yang ditatap justru pucat pasi menatap keluar. Yena menggeleng tak percaya, "Santuy aja sih. Cuma mantan gebetan ini, nyong."

"Justru karena mantan gebetan, syaiton. Gue makin dag dig dug." semprot Seungkwan sembari menyambar lembar tisunya bejibun, mengelap wajahnya gusar.

Yena melengos, "Yaudah abis salaman langsung makan. Biar bisa cepet balik. Gue masih ada janji sama anak-anaknya Hangyul, kepotong soalnya sama acara ini."

"Anak-anaknya Hangyul aja ada di dalem." rutuk Seungkwan sembari mencabut kunci mobilnya, membuka pintu dan berakhir turun dari mobil.

Yena mengerjap tak habis pikir. Ikut keluar juga akhirnya, membiarkan Seungkwan segera mengunci mobilnya dan berjalan menghampiri Yena. "Anak-anaknya Hangyul emang kenal sama Sinb?"

Psycho ✅Where stories live. Discover now