Bab 29

20.5K 2.8K 459
                                    

MENJAUH

---

Sudah tiga hari sejak kematian Sandara, selama itu pula Jungha tak hadir di sekolah. Bayang-bayang Sandara masih saja menghantuinya. Bisa dibilang, dia belum bisa melepaskan wanita itu sepenuh hati.

Ingin rasanya Jungha bergelung saja di dalam selimut, tak perlu melakukan apa pun. Namun lagi, ucapan Ayahnya kemarin menyentaknya. Dia tak bisa terus bersembunyi di balik selimut. Kehidupan terus berjalan, tak bisa untuk dijeda. Benar, bukan?

Tok ...

Tok ...

Tok ...

“Ya?”

“Jungha, kau sudah siap?” tanya suara dari balik pintu.

“Sebentar lagi, Yah.”

“Baik, Ayah tunggu di ruang makan.”

“Iya.”

Jungha kembali bercermin. Merapikan pakaiannya, lalu mulai memasang dasi di sekitaran leher. Setelah selesai, gadis itu langsung mengambil tasnya dan turun ke bawah menyusul sang Ayah untuk sarapan bersama.

“Pagi, Nak.”

“Pagi, Yah.” Jungha duduk di salah satu kursi makan, lalu mulai mengambil selembar roti tawar dan mengoleskan selai cokelat kesukaannya.

“Pulang sekolah Ayah jemput, ya.”

Mendengar tawaran itu Jungha mengernyit.

“Jungha bisa pulang sendiri kok, Yah.”
Jungyon tersenyum menatap anak semata wayangnya. “Sore ini kita pindah ke rumah Ayah. Rencananya rumah ini akan Ayah kosongkan untuk sementara.”

“Yah?”

“Tenang saja. Ayah tidak akan menjual rumah ini, Jungha. Ayah hanya ingin kamu merasakan suasana baru, itu saja,” ucap Jungyon.

Jungha mengangguk mengiyakan. Ah, sepertinya dia memang membutuhkan suasana baru untuk tubuhnya. “Oke.”

Gadis itu terdiam sambil melahap roti cokelatnya, lalu menenggak habis susu putihnya.

“Jungha berangkat, Yah.”

“Iya, hati-hati.”

⸙⸙⸙

Ternyata hari Selasa,
Jungha menghela napas berat sambil terus berjalan di koridor menuju kelasnya. Tepat di depan kelas, gadis itu berpapasan dengan Taeyong dan ketiga temannya dari arah berlawanan yang juga ingin memasuki kelas. Namun, seperti yang ia duga sebelumnya, lelaki itu berjalan melewatinya begitu saja. Mereka kembali seperti orang asing. Taeyong hanya meliriknya sekilas lalu berjalan dengan dinginnya mendahului Jungha, diikuti Jaehyun di belakangnya. Berbeda dengan Kun dan Yuta yang sempat melemparkan senyum untuknya juga tatapan heran yang mereka layangkan pada Taeyong.

Jungha menghela napas.

Ini benar. Dia yang meminta lelaki itu menjauh. Kenapa juga dia harus sedih? Memang sudah sepatutnya dia menjauh dari lelaki itu, jadi tak ada yang harus di sesalkan di sini. Yap, benar. Anggap saja mereka tak saling kenal, seperti sebelumnya. Benar, kan?

[END] MR. VAMPIREWhere stories live. Discover now