6. WINB🐵

2K 199 15
                                    

Jangan tegang-tegang bacanya.
Ini cuma buat hiburan.


Selamat membaca!

Semoga suka ya!
.
.
.

"Tadi Dimas seyum sama aku Fa." Dasya sampai melompat-lompat saking senangnya, tanganya dengan kuat menarik-narik tangan Syifa untuk ikut bersorak bersamanya. Sedangkan Syifa hanya bengong melihat sahabatnya yang nampak sangat senang itu.

Senyum Syifa terlihat sedikit tersungging melihat Dasya sebahagia ini, baginya senyum Dasya adalah senyumnya juga.

"Beneran Sya?" Tanya Syifa ikut memastikan. Dengan antusias Dasya langsung menganggukan kepalanya semangat.

Dasya menari-nari, memutar-mutar badannya. Tak menghiraukan tatapan orang di jalan yang sekarang teralih menatapnya heran. Sedangkan Syifa hanya menunduk sambil menarik-narik Khimarnya menutupi rasa sedikit malu, karena tingkah Dasya.

"Udah Sya, Malu Ih!" Syifa menarik tangan Dasya untuk berjalan di sampingnya. Karena malu melihat tatapan-tatapan orang banyak. Dasya hanya terkekeh, tapi senyum dan cengar-cengiran Dasya tak hilang dari bibirnya.

"Seneng banget ya," goda Syifa sambil menoel pipi bulat Dasya yang seperti bakpau goreng. Dasya malah ketawa-ketiwi sendiri.

"Seneng banget dong Sya, gila! Seorang Dimas senyum sama aku," ucap Dasya heboh, dengan suara nyaringnya. Bahkan beberapa orang Siswa yang melintas di sampingnya karena sama-sama satu arah pulang, menengok kearah Dasya dan Syifa sambil bergidik melihat tingkah Dasya.

"Hehe aku juga seneng deh liat kamu seneng." Syifa langsung memeluk tubuh Dasya.

"Woyy! Kalian ninggalin aku ya!" Teriak Karel kencang, sambil berlari dengan ngos-ngosan kearah Dasya dan Syifa. "Bener-bener nggak setia sahabat," ucap Karel kesal sambil menjitak pelan kepala Dasya. Membuat Dasya meringis.

"Salah siapa malah pacaran sama Nyai Cabe." Dasya terkekeh mengingat tadi Karel yang mencak-mencak di kelas karena Sisil, dan dengan teganya Dasya meninggalkan Karel pulang duluan.

"Najisun, Astagfirullah. Ntu nyai cabe bener-bener kayanya minta di ruqiah," ucap Karel sambil bergidik ngeri membayangkan Sisil yang terus mengejarnya bagai orang kearasukan.

"Nggak boleh begitu, dia cewek. Nggak ada yang tau jodoh," ucap Syifa dengan suara lembutnya. Baru kali ini Syifa ikut mengoreksi sikap Karel biasanya Syifa hanya menunduk dan diam. Membuat Dasya dan Karel tentunya melongo.

"Ehemm!" Dasya berdehem sambil terkikik geli, menyenggol perut Karel dengan jail. Sambil melirik Syifa yang kini tertunduk malu.

"Hehe iya maaf, soalnya saking keselnya," ucap Karel yang hanya di balas anggukan Syifa yang masih betah menunduk.

"Syifa nanti nonton pertandingan basket yok, sekolahnya kita lawan sekolah tetangga," ajak Dasya dengan semangatnya sambil senyam-senyum yang membuat Karel heran.

"Sejak kapan kamu suka nonton Basket?" Tanya Karel nampak curiga. Pasalnya Dasya ini mageran dan tidak suka pergi-pergi selain kesekolah. Dasya tersenyum penuh arti pada Karel.

"Sejak-- alah kepo ih, kaya kebo!" Ujar Dasya sambil terkikik geli.

"Nggak ada hubunganya Munaroh." Karel menjitak kepala Dasya gemas. Sedangkan Dasya mengembungkan pipinya dan mendelik menatap tajam Karel.

"Bodok amat," ucap Dasya Ketus membuat Karel melotot melihatnya.

"Bweeeekkkk" Dasya menjulurkan lidahnya mengejek, membuat Karel kesal ingin menjitak lagi kepala Dasya, tapi lebih dahulu Dasya lari sebelum tangan Karel berhasil menjitak Dasya dan terjadilah kejar-kejaran antara Tom and Jerry.

Why, I'm not Beautiful?Where stories live. Discover now