[7] Galak-Galak Bikin Gemas

34.8K 2.9K 72
                                    

"Calon istri suka genre musik apa? kalau aku sih suka apa aja random gitu. Aku nyalain lagunya Sal Padi yang amin paling serius gak apa-apa ya?"

Erien tak menjawab. Arion tak ambil pusing dan langsung menyalakan musik itu. Dia sebenarnya sedikit grogi berduaan dengan calon istrinya begini. Apalgi Erien sejak tadi memasang wajah juteknya. Udah gitu wajahnya menghadap jendela lagi. Padahal bagus kalau menghadap Arion kan.

"Calon istri capek ya abis ngampus? Tapi kata Papa calon istri cuman tinggal nunggu wisuda aja. Ke kampus ngapain?"

Hening. Erien masih tidak mau membuka mulutnya.

"Mau mampir beli es krim dulu? Di depan ada warung es krim yang enak loh?"

Masih hening. Erien masih setia membuang wajahnya pada jendela.

Tidak ingin menyerah, Arion kembali berpikir bagaimana caranya membuat calon istrinya itu menatap padanya. Kan Arion juga mau ngeliat wajah cantik milik calon istrinya. Ya, meskipun paling-paling disuguhi wajah jutek sih. Tapi gapapa. Erien malah terlihat menggemaskan dengan wajah juteknya.

Aha! Arion memiliki cara.

Dengan berani, tangannya disampirkan pada kepala Erien dan perlahan mengusap rambut panjang gadis itu lembut. Tidak lama reakinya karena Erien langsung menolehkan wajah padanya dan dengan kasar melemparkan tangan itu. Ditatapnya Arion dengan tatapan paling tajam yang ia punya.

Arion malah terkekeh saja. Ternyata idenya majur juga. Buktinya Erien jadi menatapnya. Ya, meskipun dengan kalimat pedasnya.

"Itu tangannya bisa jangan kurang ajar begitu gak?!" katanya tajam.

"Ya, abis calon istri ngeliatnya kejendela aja. Mas Rion kan juga mau diperhatiin." Arion memajukan bibirnya sok imut. Erien yang melihatnya semakin gondok saja.

Dasar gak ingat umur!

"Jadi gimana? Mau ke kedai es krim dulu?" tawar Arion lagi.

"Ke sana aja sendiri!" ketusnya.

"Oke deh, kalau gitu kita berangkat kesana!"

=^^=

Erien sebal. Benar-benar kesal dengan om-om satu ini. Selain mesum, dia juga tukang paksa. Udah jelas-jelas Erien menolak diajak makan es krim. Tapi dia malah terdampar di kedai es krim menyebalakan ini. Bukannya gimana, selain malas berdua lebih lama dengan om-om itu, Erien itu gak suka es krim.

"Kok gak dimakan es krimnya?" tanya Arion bingung. Padahal es krim miliknya udah hampir habis.

"Saya gak suka es krim," jawab Erien ketus.

"Loh kok gak bilang? Kalau tau gak suka kan kita bisa pergi ke tempat lain."

Erien kembali menatapnya tajam. Dari tadikan dia sudah menolak mentah-mentah ajakan laki-laki itu. Dasarnya aja pemaksa! Dasar nyebelin!

"Iya iya.. maaf deh mas tadi gak dengerin. Abisnya mas kira kamu gak mau tapi mau. Biasanya cewek kan begitu."

"Cewek yang mana?! Jangan samain saya sama cewek-cewek yang biasa kamu mesumin ya!"

Arion terkekeh gemas. Istrinya semakin galak semakin imut saja. Kan jadi pengen cium jadinya. Duh! Sabar Arion! Sampai ngelakuin kesalahan sedikit saja, bisa-bisa dia kehilang lampu hijau dari sekutu barunya aka calon Papa Mertua.

"Aduh calon istri gak usah cemburu gitu. Mas tuh gak mesum. Cuman suka tegang aja kalau liat kamu."

Tak tanggung-tanggung, kali ini Erien mencubit lengan laki-laki itu dengan kekuatan maksimal. Membuat empunya memekik dan memohon di lepaskan.

Home Under The Stars [Terbit]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora