[14] Absurditas Tanpa Batas

1K 183 275
                                    

"SAL!"

Aku mendengar suara itu di antara alam bawah  sadar.

"SAL!" Gedoran di pintu mulai terdengar.

Suaranya menjalar sampai dinding bergetar. Ah! Apa sih! Mataku mengerjap-ngerjap pedas.  Rasanya kesal ditarik bangun dari mimpi padahal di mimpi tadi aku lagi makan di Mak Yeye, nyore sambil nyemil lontong kupang di Kenjeran, makan rujak cingur Bu Rokayah terus malamnya makan bebek Sinjai.

"SAL! Lo pingsan apa mati?"

Aku membanting guling. Penghuni dorm ini nggak bisa banget ya, biarin hidupku tenang! Mataku yang pedas menolek ke meja nakas yang baru menunjukkan pukul setengah enam. Anjir! Setengah enam dan aku sudah digedor kayak tidur sampai siang bolong. Jadwal mereka hari ini baru mulai nanti jam 9. Woiii! Siapa pun elo yang gedor-gedor njaluk tak dadekno sate ta koen?—lo minta disate ya?

Masih bilang aku orang paling beruntung karena tiap hari ketemu idol sama bisa grepe-grepe mereka? Dih! Kalau tiap hari ketemu udah eneg kalian.

Gimana hubungan lo sama Kai, Sal?

Nggak ada yang berubah antara aku sama Kai sejak ciuman pipi di Milan hari itu. Ya iyalah, cuma cium pipi emang kalian ngarep apa? Kai tetap rese kayak sekarang dan aku... meski berulangkali mengingat itu cuma ciuman pipi biasa, tapi tetap saja rasanya mukaku jadi panas kalau ingat kejadian itu. Kai itu nggak romantis dan cenderung barbar, jadi kenapa dia harus mencium pipi cuma buat ngucapin terima kasih? Ah, sudahlah. Lupakan!

Nggak ada yang berubah juga sejak Kai ngajak aku baikan terus meluk-meluk seenak jidatnya yang selebar lapangan terbang. Nggak ada yang berubah sih... kayaknya. Emm... mungkin ada tapi aku pilih menutup mata. Takutnya aku cuma kebaperan saja. Lagian nggak mungkinlah, setelah Kristal Jung terus Jennie Blackpink jadi ke aku. Dua orang itu saja nggak dapat restu fans, apalagi aku. Bisa dicincang masa!

"SALLY BUKA PINTU APA GUE DOBRAK!"

Tuh, suara Kai. Masih sama. Masih doyan teriak-teriak seenak jidatnya. Masih nyuruh-nyuruh semaunya. Masih ngambekan, manyun nggak jelas, short temper-nya kadang suka kumat. Seolah dunia mau bilang 'Kai cuma taubat dan jadi waras pas hari ulang tahunnya saja', selewat dari itu mendadak dia amnesia.

"Apa sih, Bang Kai!" Aku membuka pintu sambil menjambaki rambutku. Kesal sumpah!

Mata Kai melebar. "Rambut lo najis ama deh!"

Benar-benar nggak ada yang berubah kan? Mulut Kai masih seenaknya.

"Nggak usah ngurusin rambut gue. Buruan ada apa gedor-gedor!" Mulai emosi yak pemirsa.

"Sopan dikit sama orang tua!" Bang Kai sialan malah menjumput rambutku lalu menyumpalkan ke mulutku yang manyun. Nyebelin banget, kan?

"Kalau ngerasa tua kenapa nggak mau dipanggil Ahjussi? Rese!" Kulepas sumpalan rambutnya. "Buruan! Kenapa!"

 "Buruan! Kenapa!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love Shot ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang